Kamis, 26 Juni 2008

Buku Terbaru (ke-4) Abuiyyash

Alhamdulillah,
Hari ini, saya mendapat info buku saya yang terbaru telah siap layout dan kulit luarannya daripada Karnadya Solution (Lihat Lamab web Karnadya.com). Bagi setiap diri seorang penulis, melihat buku yang digarapnya saban bulan akhirnya berada di pasaran merupakan detik-detik indah.

Bahkan ia boleh menjadi pemangkin untuk terus berkarya lagi. Buku kelima saya pun telah berada di tangan editor dan harap-harap ia akan terbit mengikut perancangannya. Al-hamdulillah kepada Tuhan yang telah memberi pinjam ilmu-Nya untuk saya terus berkarya.

Buat sidang pembaca, berilah sokongan dengan memperkasakan budaya IQRA' (Bacalah) yang telah dilancarkan oleh Rasulullah saw 1400 tahun yang lalu.

Rabu, 25 Juni 2008

Dari TKR sampai TRI

Seperti tertulis dalam sejarah, PETA (Tentara Sukarela Pembela Tanah Air) dibubarkan sendiri oleh bosnya, Jepang. Pada tanggal 18 Agustus 1945 muncul perintah tersebut dari pimpinan tentara Jepang agar Daidang (setingkat batalyon) PETA dibubarkan. Bahkan Panglima tentara ke 16 yang berkuasa di Jawa, Jenderal Nagano Yuchiro pada tanggal 19 Agustus 1945 mengucapkan pidato perpisahan pada semua anggota PETA yang dibubarkan itu. Pembubaran ini diikuti pelucutan senjata para anggotanya. Setelah itu mereka disuruh pulang dengan diberikan bekal seperlunya. Setelah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat) sebagai bagian daripada Badan Pertolongan Korban Perang. BKR bukan badan militer dan semata-mata semacam Hansip Wanra saja saat itu. Pada tanggal 5 Oktober 1945, B.K.R ini dengan maklumat Pemerintah no.6, telah ditransformasikan menjadi T.K.R (Tentara Keamanan Rakyat). Isi maklumat : untuk memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat. Pada tanggal 6 Oktober 1945 keluar maklumat tambahan yaitu, sebagai menteri keamanan rakyat diangkat Soeprijadi. Ternyata Soeprijadi sang tokoh pimpinan pemberontakan PETA Blitar ini, tidak pernah muncul. Namun Pemerintah tetap mempertahankan namanya sampai nanti Soedirman diangkat sebagai Panglima T.K.R. Perihal TKR ini dibicarakan untuk pertama kali oleh kabinet R.I pertama (Kabinet Presidentiel dipimpin Presiden Soekarno) pada tanggal 15 Oktober 1945 bertempat dirumah Soekarno jalan Pegangsaan Timur no.56 Jakarta. Semua menteri hadir kecuali Soekarno. Para mantan tentara KNIL (tentara Hindia Belanda) yang hadir adalah Oerip Soemohardjo, Soedibjo, Samidjo dan Didi Kartasasmita. Mantan PETA yang hadir adalah Dr Soetjipto dan Kafrawi. Saat itu berhasil ditetapkan bahwa Oerip Soemohardjo, mantan mayor KNIL yang sudah pensiun, sebagai Kepala Markas Besar Oemoem dan juga sebagai formatir organisasi. Markas besar T.K.R (MBT) segera dibentuk dengan kota Yogya sebagai pusatnya. Untuk pengembangan di Sumatera, pada tanggal 5 November 1945 Dr AK Gani diangkat sebagai organisator dan koordinator T.K.R diseluruh Sumatrera. Tanggal 20 Oktober 1945, Kementerian Keamanan Rakyat mengumumkan secara resmi pengangkatan Soeprijadi selaku Panglima dan Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf. Nama lain yang disebut-sebut adalah Moehamad Soeljoadikoesoemo sebagai menteri keamanan ad interim. Tapi karena penolakan dari berbagai pihak dia tidak pernah memangku jabatan tersebut. Menteri Keamanan Rakyat baru diisi oleh Amir Sjariifudin dalam Kabinet Sjahrir pertama (kabinat RI ke II) pada Bulan Oktober 1945. Pada tanggal 27 Oktober 1945 Pemerintah mengeluarkan maklumat tentang T.K.R. yaitu sebagai bagian dari maklumat pemerintah tentang pemberian perintah dan petunjuk kepada penduduk. Dikatakan : Pemerintah R.I lagi berusaha menyusun secepat-cepatnya TENTARA KEAMANAN RAKYAT untuk menanggung kemanan Dalam Negeri….. Kemudian agar para pemuda yang berminat berpartisipasi pada lembaga militer ini. Pada tanggal 2 Nopember 1945, pemerintah nasional kota Jakarta misalnya, memang menyerukan agar para bekas PETA, HEIHO, militer Hindia Belanda, Pelopor, Hisbullah, dan para pemuda lainnya yang berumur 18 tahun keatas supaya mendaftarkan namanya bagi tentara keamanan rakyat. Pendaftaran dilakukan dibalai agung kota (kira-kira sekarang kator DKI Jaya), Gambir Selatan no.9. mulai tanggal 3 November 1945 jam 8 pagi sampai jam 2 siang. Meskipun Kepala Staf dan MBT sudah ada tapi Panglima T.K.R baru saja terpilih pada tgl 12 November 1945 dalam konperensi tentara di Yogya. Kolonel Soedirman mantan Daidancho PETA dan komandan batalyon Banyumas terpilih secara aklamasi dalam konperensi T.K.R di Yogyakarta itu. Tapi dirinya baru pada tanggal 18 Desember 1945 atau dalam masa pemerintahan kabinet Sjahrir I, resmi ditetapkan sebagai Panglima Besar. Penundaan pelantikan ini menurut Anderson menandakan adanya persaingan dan pertentangan antara pemerintah dan komando tertinggi militer. Soedirman sendiri setelah konperensi TKR di Yogya sempat kembali dahulu kepada induk pasukannya di Kroya dan memimpin pertempuran di Ambarawa. Bintangnya memuncak naik ketika sebagai Panglima Perang berhasil dengan gemilang mengusir tentara Sekutu dari Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1946. Organisasi T.K.R awal sangat besar. Organisasi ini menganut konsep struksur organisasi KNIL yaitu berbentuk Komandemen, Divisi, dan Resimen. Komandemen yang telah dibentuk saat itu adalah Komandemen Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Komandemen membawahi sejumlah Divisi. Misalnya Jawa Barat yang dipimpin oleh jenderal mayor Didi Kartasasmita dan bermarkas di Purwakarta, memiliki tiga Divisi. Dibawah Divisi terdapat sejumlah resimen dan selanjutnya. Baik Komandemen maupun Divisi pada dasarnya sudah menganut konsep teritorial. Selama Pemerintahan Sjahrir, tentara berhasil mengkonsolidasikan diri dengan baik dan menuju kesempurnaan organisasi. Pada tanggal 7 Januari 1946 dikeluarkan maklumat no.2 tentang perubahan nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan rakyat (juga disingkat T.K.R). Kementerian keamanan diganti namanya menjadi kementerian pertahanan. Tanggal 25 Januari 1946 T.K.R dirubah lagi menjadi T.R.I (Tentara Republik Indonesia). Dan satu bulan kemudian yaitu pada tanggal 23 Februari 1946 dibentuklah panitia besar penyelenggara organisasi tentara. Tugas pokok panitia ini adalah membentuk peraturan tentang,
1. Bentuk kementerian pertahanan
2. Bentuk ketentaraan.
3. Kekuatan tentara.
4. Organisasi tentara..
5. Peralihan dari keadaan TKR kekeadaan susunan TRI.
6. Kedudukan laskar-laskar dari barisan-barisan bersenjata dari badan-badan ketentaraan yang bukan badan pemerintah.
Sebagai anggota panitia diangkat, Didi Kartasasmita, Kafrawi, Suryadarma, Sukandar, Soejoto, Holan Iskandar, TB Simatupang,Oerip Soemohardjo, Sutirto, Mr Soepomo, Ir Rooseno dan Drg Mustopo. Lalu pemerintah menetapkan susunan markas besar dan kementerian pertahanan baru. Setelah itu pada tanggal 23 Mei 1946, markas tertinggi tentara mengundang rapat seluruh pimpinan divisi dan resimen. Musyawarah besar ini membahas struktur organisasi T.R.I yang baru yang lebih kompak dan efisien. Dengan perkataan lain Komandemen ditiadakan dan sebagai penggantinya di Jawa dibentuk tujuh buah divisi. Nasution bercerita dalam bukunya, Di gedung Sekolah Kepandaian Puteri sebelah barat laut M.B.T, diadakan rapat penerangan (briefing). Kemudian timbullah proses penentuan Panglima-panglima baru menurut organisasi baru, yang berarti jumlah Panglima berkurang dari 10 menjadi 7 dan 3 Panglima Komandemen ditiadakan…..pemilihan dilakukan oleh komandan-komandan resimen…..ternyata saya diangkat sebagai Panglima Divisi I.

Selasa, 24 Juni 2008

Yang Mula-mula

Orang yang mula-mula digelar Khalifah ialah Abu Bakar

Orang yang mula-mula digelar Amirul Mukminin ialah Umar al-Khattab

Orang yang mula-mula diberi salam Assalamualikum Ya Amirul Mukminin ialah Muawiyah

Orang yang mula-mula menambah nama dengan nama Allah ialah al-Mu'tasim apabila dipanggil al-Mu'tasim Billah

Orang yang mula-mula memakai mahkota ialah al-Dahhak salah seorang raja Parsi

Orang yang mula-mula diberi salam dengan jawatan gabenor Assalamualaikum Wahai al-Amir (gabenor) ialah al-Mughirah b. Syu'bah

Orang yang mula-mula dipanggil wazir (menteri) ialah Ahmad bin Sulaiman al-Khallal iaitu menteri Khalifah pertama Khulafa' Abbasiyyah, Abu Abbas al-Saffah

Minggu, 22 Juni 2008

Nama Dulu, Nama Sekarang

"Apa nama sebenar Parsi sekarang ustazah?" "Entahlah." Anda pernah tak bertemu situasi seperti ini semasa belajar sejarah? Sebenarnya antara kesulitan belajar sejarah ialah perubahan nama dahulu dan nama yang sedia ada sekarang. Maklumlah kita pun membaca buku yang ditulis ratusan atau ribuan tahun yang lalu seperti Imam al-Tabari, Ibn Hisyam, Ibn al-Athir dan lain-lain. Saya kata sulit, bukan bermakna tiada jawapan atau jalan keluarnya. Kita perlulah buat kerja lebih, buat sedikit rujukan.
Saya akan bawakan beberapa contoh nama-nama yang mengalami perbezaan. Atau kadang-kadang mempunyai pelbagai nama. Kadang-kadang berbeza dalam buku bahasa Arab dan bahasa Inggeris. Contohnya.

Parsi :Iran
Anatolia: Asia Kecil atau Turki
Andalus :Sepanyol
Afranj :Eropah
Yunan :Greek (Tamadun Yunan=Tamadun Greek)
Syam :Palestine, Lubnan, Jordan dan Syria
Gaul :Perancis
Tanjah : Tangier
al-Daybul :Karatchi

Kadang-kadang ada perbezaan antara catatan Arab dan Inggeris
Ibn Sina :Avicena
Ibn Rusyd :Averoz

Sebenarnya banyak lagi, cuma ini adalah sebagai contoh sahaja. Pastikan jika kita sedang membaca buku sejarah, bersama kita juga perlu ada Atlas. Jika tidak, maka kita akan hanya menjadi pembaca semata-mata tetapi bukan pengkaji sejarah.

Syukran pada Qidza atas komentar.

Kamis, 19 Juni 2008

Nama Yang Pelbagai...jangan pening

Terdapat beberapa laut yang penting apabila mengkaji sejarah Islam iaitu Laut Rom/Syam (Laut Mediterranean), Laut Merah (Laut Firaun dan Laut Qulzum, Laut Kaspian (Dalam karya bahasa Arab biasa disebut dengan al-bahr al-Khazar dan al-bahr Qazwin), Laut Hitam (Dalam karya bahasa Arab biasa disebut dengan al-bahr al-Aswad dan al-bahr Nabtash) dan Laut Aral (Dalam karya bahasa Arab biasa disebut dengan al-bahr Khawarizm).

Selain laut, terdapat juga sungai-sungai yang terkenal. Sungai Nil di Mesir, Sungai Furat (Euphrates) dan Sungai Dajlah (Tigris) di Iraq dan Sungai Jihun (Amodaria) dan Sihun (Sardaria) di sebelah Khurasan merupakan sungai-sungai yang cukup terkenal dalam sejarah Islam.

Begitu juga apabila menyebut tentang selat terdapat beberapa selat yang cukup terkenal dalan sejarah Islam iaitu Selat Giblartar yang memisahkan antara daratan Afrika dan Andalus dan Selat Boshporus yang memisahkan antara Anatolia (Asia Kecil) dengan Kostantinople. Apabila menyebut tentang teluk maka antara yang terkenal dalam kajian sejarah ialah Teluk Arab, Teluk Parsi dan Teluk Biskay di utara Andalus. Begitulah juga apabila menyebut terusan maka Terusan Suezlah yang paling terkenal.

Minggu, 08 Juni 2008

Dua Minggu Cuti Sekolah

Assalamulaikum!
1. Pertamanya maaf diminta kepada yang sudi melawat blog ini kerana hampir 2 minggu, blog ini tidak dikemaskini. Maklumlah abuiyyash dan keluarga balik kampung sepanjang cuti sekolah. Cuti yang ada ini, dimanfaatkan sepenuhnya dengan benar-benar bercuti. Kami sempat menziarahi beberapa rakan lama di al-Bayt Universiti dahulu ketika singgah di Pulau Pinang. Kami menziarahi keluarga Mat Le dan Min serta keluarga Pak Syeikh dan Aciah. Jangan lupa lepas ni hangpa pula turunlah ke Klang. Sempat juga berkelah bersama anak-anak di Gua Kelam, Perlis.
Yang paling menyeronokkan juga, abuiyyash sempat membelanja makan Syeik Yarub Qahtan, anak syeik Qahtan al-Duri di Kangar. Beliau kini bertugas di UNIMAP. Abuiyyash masih ingat lagi, subjeks pertama yang dipelajari ketika di Al-alBayt Jordan dahulu ialah Usuluddin. Bapa beliaulah yang mengajar abuiyyash ketika itu. Dan dalam perjalanan balik, kami sempat juga menjamah sate rusa di Restoran Samuri di R&R Jejantas, Sungai Buluh.

2. Abuiyyash mendapat berita baik yang buku ke-4 abuiyyash berjudul "Yang Pelik Lagi Hairan" akan diterbitkan pada bulan Jun ini. Excited juga nak menunggunya. Bagi seorang penulis, pasti tertunggu-tunggu bilakah karya terbaru mereka akan berada di pasaran. Terima sekali lagi kepada KarnaDya Solution yang terus sudi menjadi penerbit karya-karya Abuiyyash. Insya Allah karya ke-5 juga akan menyusul pada bulan Ogos nanti. Tolonglah doakan.

Nur Islam di Bumi Andaluz (Sepanyol)

Hari ini kita sering mendengar nama-nama seperti Andaluz (Sepanyol), Perancis, Itali, Pulau Sardinia, Pulau Sicili, Malta, Pulau Mallorca, Pulau Ibiza, Pulau Cyprus dan beberapa nama lain yang sekarang bernaung di bawah Negara Sepanyol, Perancis atau Itali. Nama-nama tempat ini sebenarnya pernah mendapat cahaya Islam beberapa kurun dan yang paling lama sudah tentulah Andalus.

Islam telah membawa sinarnya di Andaluz selama 531 tahun. Daripada kedatangan umat Islam pada tahun 92 Hijrah/711 masehi sehinggalah kejatuhan Granada pada tahun 897H/1492m Islam telah membangunkan bumi Andaluz sama ada pembangunan fizikal mahupun pembangunan kemanusiaannya.

Andaluz sebelum kedatangan Islam.

Sebelum kedatangan Islam bumi Andaluz berada dalam zaman kegelapan. Antara kurun ke-2 hingga kurun ke-5 masehi Semenanjung Iberia (Sepanyol dan Portugal hari ini) dikuasai oleh kaum Vandals. Kemudian telah datang pula Visigoths pada awal kurun ke-5 masehi yang telah menjadikan Toledo sebagai pusat pemerintahan kerajaan mereka. Andaluz dikuasai oleh kaum ini sehinggalah kedatangan Islam.

Andaluz atau semenanjung Iberia ini terletak di barat daya benua Eropah. Ia dipisahkan daripada tanah besar Eropah di sebelah utara dengan Negara Perancis yang dipisahkan oleh pergunungan Pyrenees. Di sebelah selatan pula ialah Afrika yang dipisahkan dengan selat Giblartar (JabalTariq) yang lebarnya antara 13 hingga 37 km. Di sebelah utaranya ialah Teluk Biscay dan sebelah baratnya ialah Lautan Anlantik serta di sebelah timurnya Laut Mediterranean.

Pembukaan Islam di Andaluz

Nur Islam yang bermula di Mekah dan Madinah mula menyebarkan dakwahnya ke timur yang ketika itu di bawah kuasa Parsi dan ke barat yang di bawah kuasa Rom Byzintin. Di sebelah barat telah Islam melewati bumi Mesir dan memasuki ke Afrika pada zaman pemerintahan Khulafa' Al-Rasyidun dan Bani Umayyah. Mesir berjaya dibebaskan daripada cengkaman Rom pada tahun 20H lagi di bawah pimpinan Amru bin al-As. Umat Islam terus melebarkan nur Islam ke Afrika (Libya hari ini) pada tahun 27H. Pada zaman Muawiyyah usaha dakwah di Utara Afrika diteruskan sehingga akhirnya Uqbah bin Nafiq dilantik menjadi gabenor pertamanya tahun 50H. Maka di bumi Afrika ini telah muncul nama-nama agung yang telah menjalankan misi dakwah antaranya Hassan bin Nu’man dan Musa bin Nasir.

Musa bin Nasir (19H-97H) yang menjadi gabenor Utara Afrika dari tahun 89H telah bercita-cita meneruskan nur dakwah Islam ke Andalus yang ketika itu beliau berusia 80 tahun dengan izin Khalifah al-Umawi al-Walid bin Abdul Malik di Damsyiq.

Pada tahun 91H Musa telah mengutus tentera pengintip diketuai oleh Tarif bin Malik ke Andalus sebagai strategi awal. Kemudian selepas setahun beliau telah mula menghantar tenteranya yang dipimpin wakilnya iaitu penguasa Tanjah (Tanger) iaitu Tariq bin Ziyad pada bulan Rejab tahun 92H. Dalam masa kurang setahun beliau telah berjaya membuka kota-kota seperti Qurtubah (Cordova) dan Malaga. Tentera Tariq ini bukan sahaja dibantu oleh bangsa Barbar dan sebahagian kecil bangsa Arab tetapi oleh penduduk asal Andalus sendiri tatkala mereka mengetahui keadilan Islam dan sikap toleransi umatnya. Raja terakhir Visigoth di Andalus ialah Rodrigue.

Selepas setahun iaitu pada bulan Rejab tahun 93HMusa sendiri telah memasuki Andaluz dan berjaya membuka Merida dan Zaragozza. Dalam tempoh 3 tahun 1/2 sahaja antara tahun 92-95H umat Islam berjaya menyebarkan nur Islam ini di Andaluz. Pada tahun 94H Musa dan Tariq telah berjaya membuka Bandar Toledo dan sampai ke utara Andaluz seperti Galicia, Asturias, Wasyqah (Huesca), Lerida, Tarragona dan Barcelona. Cuma sebahagian kawasan bukit bukau di bahagia barat laut Andalus yang tidak dapat dibuka yang selepas itu menjadi pusat kekuatan tentera Nasrani yang akhirnya berjaya mengusir umat Islam daripada Andalus ini.

Bahkan tentera Musa telah sampai ke selatan Perancis melewati pergunungan Pyereenes dan berjaya membuka Carcasona, Narbona, Avinon dan Lyon. Antara raja-raja Perancis yang terkenal ialah Charles Martel, Pepin dan Charlemagne. Sarjana-sarjana arab telah sepakat mengatakan bahawa Musa bin Nasir telah sampai ke Perancis dalam usaha dakwahnya ini. Kemudian kedua-dua panglima agung Islam iaitu Musa dan Tariq ini telah dijemput bertemu khalifah al-Walid di Damsyiq yang jarak perjalanan antara Andaluz dan Damsyiq ketika itu 2 bulan lebih. Musa dikatakan bercita-cita untuk membuka seluruh Perancis, Jerman, Itali, Konstantinopal (Istanbul), Asia Kecil (Turki) ke Syam dan kawasan Laut mediteranneaan di bawah cahaya Islam.

Sepeninggalan Musa dan Tariq usaha-usaha penyebaran Islam diteruskan oleh gabenor-gabenornya. Sehingga disebut antara tahun 95-138H ialah era Gabenor di mana seramai 20 orang gabenor telah dilantik sepanjang tempoh 42 tahun itu. Pada era ini Sevilla telah dijadikan pusat pentadbiran sebelum dipindahkan ke Cordova tahun 97H. Bahkan antara bukti keunggulan mereka apabila sejarah mencatatkan 4 orang gabenor ini iaitu al-Samhu bin Malik al-Haulani 107H, Anbasah bin Suhaim al-Kalbi 107H, Al-Ghafiqi 114H dan Uqbah bin al-Hajjaj al-Saluli 121H telah mati syahid ketika berdakwah di balik pergunungan Pyerenees iaitu di Perancis. Kekalahan tentera Islam di bawah pimpinan al-Ghafiqi tahun 114H di tangan tentera Perancis pimpinan Charles Martel dikatakan telah menyekat kemaraan dakwah Islam di bahagian eropah barat.

Bermula kedatangan Abdul Rahman al-Dakhil yang digelar Helang Quraisy telah bermula era zaman imarat sehinggalah tahun 316H. Pada era ini telah bermula serangan-seranga daripada musuh Islam dari pelbagai pihak. Antaranya daripada kerajaan al-franjah (Perancis), tentera Normand (Vikings) daripada Scandinavia dan Negara-negara Nasrani yang berada di utara Andaluz. Sekitar kurun ke-4H telah muncul 3 kerajaan Nasrani di utara Andalus iaitu di Leon, Qasytalah (Castella) dan Nabbarah (Navvara).

Selepas itu nur Islam di Andaluz di sambung oleh era al-khilafah yang bermula daripada tahun 316H hingga tahun 400H yang dipimpin oleh 3 khalifah. Yang paling terkenal ialah Abdul Rahman III yang digelar al-Nasir Li al-Dinillah yang telah berkuasa selama 50 tahun. Pada zaman ini puak Vikings telah datang melakukan beberapa serangan menyerang Andalus lagi.

Bermula tahun 400H telah mula berlaku perpecahan di kalangan umat Islam. Antara tahun 400H sehingga tahun 484H telah muncul kerajaan-kerajaan kecil seperti kerajaan Bani Hud di Sarqustah (Zaragoza), Balansiah (Valencia), Bani Abbad di Isybilliah (Sevilla), Bani Zi an-Nun di Toledo, Bani Jahwar di Qurtubah (Qordova) dan Bani Zairi di Granada. Zaman ini disebut oleh sejarawan sebagai zaman Tawaif (kumpulan-kumpulan).

Namun pada tahun 479H selepas kemenangan tentera Islam di medan al-Zallaqah, umat Islam di Andalus kembali bersatu di bawah kuasa kerajaan al-Murabitin yang berpengkalan di Afrika. Selain itu medan perang Ucles tahun 501H menjadi bukti kemenangan umat Islam. Antara penguasa al-Murabitin yang terkenal ialah Yusuf bin Tasyifin dan anaknya yang bernama Ali. Di penghujung era ini telah jatuh satu persatu Bandar Islam Andaluz seperti Zaragoza tahun 512H, al-Maria 542H, Tortosa 543H dan Lerida 567H.

Sekali lagi umat Islam Di Andalus telah mendapat bantuan daripada kerajaan Islam di Afrika iaitu al-Muwahhidun. Selepas era al-Murabitun telah muncul kerajaan al-Muwahhidun ini yang telah banyak membantu perjuangan Islam di bumi Andalus. Antara tahun 540H sehingga tahun 620H merupakan era penguasaan al-Muwahhidun di Andaluz. Antara keunggulan mereka ialah kemenangan besar Islam di medan al-Arak tahun 591H yang mengingatkan mereka kepada medan al-Zallaqah dan medan Ucles. Pada kurun ke 6H ini telah muncul 2 lagi kerajaan baru Nasrani iaitu Arghun (Aragon) dan Portugal.

Namun di penghujung era al-Muwahhidun ini telah berlaku beberapa peristiwa besar. Antara telah jatuh ke tangan musuh pulau-pulau Balearic di timur Andalus iaitu Pulau Mallorca pada 627H, Pulau Ibiza dan Menorca pada 686H. Selain itu berlaku kejatuhan Qordova 633H, Valencia 636H, Jaen 641H, Sevilla 646H dan Murcia 664H. Bahkan Afrika yang menjadi tulang belakang membantu saudara mereka di Andalus juga mengalami perpecahan dengan kewujudan Bani Marin di Maghrib al-Aqsa, Banu Zayyan di Maghrib al-Ausat (Jazair) dan Bani Hafs di Maghrib al-Adna (Tunis).

Kejatuhan Andalus

Di kurun ke 7H ini telah jatuh sebahagian besar bumi Andalus kecuali kerajaan kecil Granada yang mampu bertahan lebih 2 kurun antara tahun 635H-897H bersamaan 1238m-1492m. Kerajaan Granada merupakan kerajaan terakhir di Andalus yang telah dipimpin oleh 20 orang sultan daripada Bani Ahmar. Kerajaan Granada ini hanya diwakili 3 wilayah kecil di selatan Andaluz iaitu Malaga, Granada yang menjadi pusat pentadbiran kerajaan dan Almeria.

Di sebelah timur Andalus, Sultan Muhammad Al-Fatih daripada Bani Othman telah berjaya membuka kota konstantinopal (Istanbul) daripada tangan Rom Ortodoks pada tahun 857H menyebabkah seluruh eropah mula mengalihkan pandangan mereka ke Andalus. Andalus yang sebelum ini sering memdapat bantuan daripada Afrika bermula zaman al-Murabitin, dan al-Muwahhidin dan kemudian daripada Bani Marin telah hilang bantuan ini selepas kejatuhan Bani Marin tahun 869H. Bani Wattas yang menggantikan Bani Marin tidak lagi menghulurkan bantuan ke Andalus.

Selain itu penggabungan antara 2 kuasa besar Nasrani Katholik iaitu Qisytalah dan Arghun hasil perkahwinan ratu Qisytalah Isabella dan raja Arghun iaitu Fernando (v) untuk sama-sama memerangi kerajaan Islam Granada menyumbang kepada berakhirnya nur Islam di bumi Andalus pada tahun 857H. Sultan terkhir Kerajaan Islam Granada iaitu Abu Abdullah Muhammad telah menyerahkan bumi Granada kepada 2 raja katholik ini untuk meninggalkan Andalus pergi ke Fas (Fez).

Eropah bukan sahaja menjadi saksi kepada kejatuhan nur Islam di Andalus pada tahun 1492m bahkan mereka mula mendapat jalan mengembara ke negeri Timur, Columbus menemui benua baru Amerika dan Portugal di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque telah berjaya menakluk Melaka tahun 1511m iaitu selepas 22 tahun kejatuhan Andalus.

Sepanjang tempoh 8 kurun Islam telah membawa nurnya yang gilang gemilang ke bumi Andalus baik dalam bidang kemanusiaan, keilmuan, tamadun, budaya, seni bina, perbandaran dan pembangunan. Mereka meninggalkan Masjid Cordova dan Istana al-Hambra. Bumi Toledo telah menjadi saksi penterjemahan ribuan khazanah agung Islam. Di andalus telah lahir tokoh-tokoh terbilang pelbagai bidang. Nama-nama seperti Ibn Jubair, Ibn Battuta, Ibn Rusy, Ibn Hazm al-Andalusi dan ramai lagi. Ribuan orang eropah telah datang ke Andalus sebagai pusat ilmu terkenal.

◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Liputan Sejarah Indonesia: Juni 2008 Template by Bamz | Publish on Bamz Templates