Selasa, 30 Desember 2008

Antara Banu Hasyim dan Banu Umayyah

KELUARGA ANTARA PENDOKONG (BANU HASYIM) DAN PENENTANG (BANU UMAYYAH)

Nama Banu Umayyah adalah disandarkan kepada keturunan Umayyah b. cAbd Shams b. cAbd Manaf b. Qusay. Umayyah adalah salah seorang pemimpin bangsa Quraisy pada zaman Jahiliyyah dan Banu Umayyah (keluarga Umayyah) adalah antara kumpulan paling kuat menentang Rasulullah s.a.w. sebelum memeluk Islam berbanding Banu Hashim (keluarga Hashim) yang menjadi penyokong kuat baginda s.a.w. Banu Umayyah merupakan antara kelompok terakhir yang memeluk agama Islam, tetapi kemudiannya mereka telah menunjukkan kepahlawanan yang cukup gemilang seolah-olah untuk menampung kembali penentangan mereka kepada Rasulullah s.a.w dan agama Islam sebelum itu.

Banu Hashim dan Banu Umayyah adalah dua keturunan cAbd Manaf yang cukup terkenal dengan ketokohan serta kepimpinan mereka. Namun demikian, Banu Umayyah sebenarnya memiliki lebih banyak kekayaan, lebih ramai keturunan dan mempunyai lebih ramai tokoh-tokoh pemimpin berbanding Banu Hashim. Kemuliaan pada zaman itu adalah dinilai dengan ramainya keturunan. Bahkan Banu Umayyah merupakan antara golongan korporat dan ahli perniagaan yang terkenal serta bangsa Arab Quraisy yang paling kaya.


Banu Umayyah memang cukup terkenal dengan kepimpinan dan ketokohon mereka dalam berpolitik sejak zaman Jahiliyyah lagi. Sebagai contoh, sepanjang Perang al-Fijar, Quraisy telah dipimpin oleh Harb b. Umayyah manakala selepas zaman Islam, semasa perang Uhud dan al-Ahzab ketua Kafir Quraisy adalah di bawah pimpinan Abu Sufyan b. Harb. Selepas Banu Umayyah memeluk Islam, mereka tidak menunggu lama untuk menggilap bintang ketokohan dan kepimpinan mereka. Antara yang paling awal menonjol ialah Yazid b. Abu Sufyan yang telah dilantik oleh Khalifah Abu Bakr s al-Siddiq ebagai salah seorang daripada empat panglima tentera untuk membuka Syam dan beliau kemudiannya telah dilantik sebagai gabenornya pada zaman Khalifah cUmar b. al-Khattab. Begitulah, akhirnya kepimpinan dan ketokohan mereka pada zaman jahiliyyah berpindah kepada kepimpinan mereka pada zaman Islam.

Selasa, 23 Desember 2008

Negara Pasundan Versi Kartalegawa


Oleh H. ROSIHAN ANWAR
SETELAH meliput Konperensi Malino sebagai wartawan Merdeka pertengahan Juli 1946, saat Letnan Gubernur Jenderal Van Mook memulai langkah ke arah pembentukan Negara Indonesia Timur sebagai pengimbang Republik Indonesia, bulan November saya terkejut karena di Bogor didirikan Partai Rakyat Pasoendan (PRP) yang menentang RI. Penggerak di belakang partai itu ialah eks Bupati Garut Raden Soeria Kartalegawa. Dia tidak suka dengan perjuangan kemerdekaan. Dia ingin kembali ke zaman feodal, tatkala kaum menak punya kedudukan istimewa dan seorang regent (bupati) dilayani oleh rakyat selaku abdi setia. Pada hematnya Urang Sunda juga kepingin balik ke zaman baheula yang bagus. Mereka tidak mau diperintah oleh seorang Gubernur Republik. Urang Sunda masih tergantung pada dalam-dalamnya. Maka tanggal 18 November 1946 dibentuklah PRP. Sedikit sekali orang yang menghadiri rapat pendiriannya. Yang datang pun tidak tahu apa tujuan rapat. Kendati begitu kejadian itu mendapat publisitas dalam mingguan yang diterbitkan oleh Dinas Penerangan Belanda (RVD) Pandji Rakjat yang dipimpin oleh pegawai Nica-Belanda Almasawa, keturunan Arab Palembang.
NEVIS Intel Belanda
Saya tidak tahu banyak tentang perkembangan politik di kalangan Urang Sunda waktu itu, sehingga sedikit informasi yang saya peroleh berasal dari penerbitan Nica seperti Pandji Rakjat. Baru kemudian saya baca dalam buku "Nationalism and Revolution in Indonesia" karangan George McTurnan Kahin (1952 - 238) bahwa Kartalegawa mendapat ide untuk membentuk PRP dari eks perwira KNIL Kolonel Santoso, penasehat politik Van Mook. Pelaksanaannya dibantu oleh intel militer Belanda NEVIS. Karena di zaman kolonial Soeria Kartalegawa telah mempunyai riwayat buruk, Van der Plas menamakan fraudeur alias koruptor, maka bukanlah dia yang menjadi ketua PRP. Fungsi ini diberikan kepada Raden Sadikin, pegawai pusat distribusi pangan milik Belanda di Bandung Utara. Sedangkan sebaga sekretaris dan bendahara ditunjuk dua orang yang sebelum perang menjadi sopir dan di zaman Jepang mandur kebun sayuran. Untuk anggota-anggotanya diusahakan "paksaan halus" dan semata-mata di daerah yang dikuasai oleh tentara Belanda. Soeria Kartalegawa dan PRP berusaha mewujudkan sebuah negara Sunda merdeka yang kelak akan jadi bagian dari Negara Indonesia Serikat dan sama sekali terlepas dari Republik Indonesia. Usaha ini mendapat dukungan Residen Belanda di Bandung M. Klaassen yang menulis sebuah laporan tanggal 27 Desember 1946.
Politik adu domba
Residen Preanger itu menulis dalam laporannya bahwa sejak berabad-abad lamanya ada persaingan antara orang-orang Jawa dan Sunda. Ini akibat perbedaan dalam adat, kebiasaan dan mentalitas. Oleh karena Republik dipimpin oleh orang-orang Jawa dan Minangkabau, maka menurut Klaassen PRP itu bisa dipandang sebagai suatu "gerakan rakyat spontan." Residen merasa berbahagia di Priangan timbul suatu gerakan anti-Republik. Banyak pejabat Belanda di Jawa Barat setuju dengan Klaassen. Asisten-Residen M. Hins di Bogor mengatakan gerakan PRP harus didukung betapa pun di antara pimpinannya terdapat orang yang tidak seluruhnya bisa dipercaya, Cuma mengutamakan kepentingan diri sendiri dan bukan karena mencintai tanah Pasundan. Pendapat ini juga disetujui oleh Gubernur Abbenhuis. Akan tetapi Letnan Gubernur Jenderal Van Mook tidak setuju dengan PRP, partai yang tidak berarti dan dipimpin oleh "tokoh korup oud-regent van Garoet".
Kup di Bogor
Kartalegawa menjadi nekad setelah melihat sikap Van Mook. Dengan bantuan pegawai-pegawai BB Beladna setempat dia mengangkat dirinya sebagai ketua PRP. Pada sebuah pertemuan taggal 4 Mei 1947 di Bandung yang dihadiri oleh 5000 orang dia memproklamasikan Negara Pasundan. Kendati dilarang oleh Van Mook pejabat Belanda setempat toh menyediakan truk-truk untuk mengangkut para pengikut Kartalegawa ke Bogor. Di sini mereka disambut baik oleh Kol. Thompson, komandan tentara Belanda dan Residen Statius Muller. Kemudian diulang lagi upacara proklamasi Negara Pasundan. Karena tindakan tadi pers Republikein menyatakan Soeria Kartalegawa sebagai musuh negara nomor satu dan memberikan kepadanya penamaan: "Soeria-Nica-Legawa". Ketika akhir bulan Mei Presiden Soekarno datang dari Yogya meninjau Jawa Barat ternyata sebagian besar rakyat Sunda menolak Kartalegawa. Bung Karno berpidato di berbagai tempat dalam bahasa Sunda. Rakyat menyambutnya dengan penuh semangat. Dalam rombongan Presiden ikut anggota parlemen Belanda mewakili Partai Buruh Lambertus Nico Palar yang datang meninjau Indonesia. Palar yang kelak jadi wakil Republik di PBB tahun 1948-50 mengatakan Soekarno masih didukung oleh banyak rakyat dan Soeria Kartalegawa dianggap pengkhianat. Tapi ini tidak mencegah Kartalegawa melancarkan gerakan kup di Bogor tanggal 23 Mei dengan menduduki kantor-kantor Republik serta stasiun, kemudian meminta perlindungan Kol. Thompson dan Residen Statius Muller yang diberikan dengan segala senang hati. Di pihak Republik semakin kental perasaan bahwa di balik tindakan gerakan Pasundan bersembunyi tangan Belanda yang jahat dan Soeria Kartalegawa hanyalah alat politik kolonial Belanda.***
Penulis, wartawan senior.
Sumber: Pikiran Rakyat, Selasa, 12 Desember 2006
--------------------------
Sebagai tambahan tanggal 23 Mei 1947 pelaku Kup Bogor adalah Mr Koestomo. Kup PRP versi Koestomo ini dibantu tentara Belanda. Yang dilakukan adalah selain perebutan kekuasaan politik juga pengambilan gedung-gedung pemerintah Republik Indonesia. Dalam peristiwa ini Residen Supangkat ditawan. Masalah PRP ini adalah pergolakan politik ala Jawa Barat yang menggambarkan warna warninya situasi saat itu khususnya pasca agresi militer Belanda pertama (Juli 1947). Belum lagi sempalan kaum Republik yang tersisa di Jawa Barat yang banyak melarikan diri kedaerah Bekasi, Kerawang, Purwakarta sampai Cirebon. Disana mereka membuat gerakan anti PRP. Cuma ekses negatif yang terjadi adalah teror, perampokan, pembakaran, pemekosaan dan sebagainya. Ahirnya tentara Belanda mengejar-ngejar kaum Republik ini dengan tuduhan terorisme.
Gambar atas : Bung Karno ahir Mei 1947 berkeliling Jawa Barat yang disambut rakyat.

Senin, 22 Desember 2008

Perjalanan Hijrah sejauh 447 kilometer

Pada 29 hb Disember 2008 ini kita akan memperingati sejarah Hijrah Rasulullah saw dari bumi Mekah ke Madinah. Baginda berjalan sejauh 447 kilometer, setelah mendapat izin dari Allah untuk keluar berhijrah.
Lihatlah begitu jauhnya perjalanan baginda semata-mata untuk menyebarkan Islam.
Lalu apakah sumbangan kita pada Islam? Kita akan memasuki tahun 1430 hijrah hanya beberapa hari lagi. Ayuh fikir sejenak sumbangan kita pada kerja yang telah dimulakan oleh junjungan besar kita saw. Apa yang telah kita wasiatkan pada anak2 kita agar mereka juga mampu menyumbang kepada usaha murni ini.
Ayuh semua, kita tunjukkan pada dunia betapa mulia dan agungnya Islam ini...

Sabtu, 20 Desember 2008

Musuh2 Islam


Apabila kita membaca sejarah Islam maka kita akan bertemu musuh-musuh Islam.
1. MUSYRIKIN MEKAH

2. YAHUDI
Banu Quraizah, Banu Nadhir dan Banu Mustalaq

3. PARSI

Ban
u Sasan yang memerintah Parsi antara tahun 226-651M seramai 30 orang raja iaitu 28 raja lelaki dan 2 orang wanita bermula ‘Ardashir b. Babik sehinggalah Yadzdajard b. Shahriyar.
4. BYZANTINE
(476-1453M) yang juga dikenali sebagai empayar Rom Timur adalah kesinambungan empayar Rom

5. GOTH

Bangsa Goth ialah etnik bangsa Jerman yang keluar daripada tanah asal mereka di Scandinavia ke kawasan Roman antara kurun ketiga hingga keenam masehi. Bangsa Goth terbahagi kepada dua bahagian iaitu Visigoth (goth barat) dan Ostrogoth (goth timur). Bangsa Visigoth ini telah bertapak di Semenanjung Iberia merangkumi Andalus dan selatan Perancis. Kerajaan goth ini telah menguasai Semenanjung Iberia sehinggalah pembukaan Islam pada tahun 711M

6. BARBAR

7. TENTERA SALIB
8. MONGOL




Jumat, 05 Desember 2008

Hebatnya Nabi Ibrahim...

Anda perasan tak antara nabi yang kita sebut namanya sewaktu kita solat ialah Nabi Ibrahim Khalilullah. Dia juga antara nabi Ululazmi yang lima.

Hari Raya Korban sewajarnya menjadi wadah untuk kita sama-sama mengambil pelajaran dari Nabi Ibrahim seterusnya berusaha mengikuti jejak loangkahnya.

Nabi Ibrahim antara nabi yang paling banyak menerima ujian Allah. Beliau diuji dengan bapanya, raja di zamannya, orang kampunghnya, isteri serta anaknya.

Bayangkanlah antara yang menentang kebenaran dakwahnya ialah bapa kandungnya sendiri. Bapa yang sememangnya mengenal anaknya sendiri.

Begitu juga orang kampungnya sendiri yang sepatutnya mengenal asal usulnya. Bahkan di saat beliau berada di kampungnya itulah beliau telah dibakar oleh rajanya sendiri.

Seterusnya Nabi Ibrahin diuji lagi apabila terpaksa meninggalkan kampung halamannya di Iraq, meredah ribuan batu untuk menuju ke Palestine. Dari sebuah negeri yang panas terik ke sebuah negeri yang mempunyai salji dan musim sejuk.

Tidak cukup dengan itu, Nabi Ibrahim diuji dengan tidak dikurniakan anak sehingga usia tua. Namun beliau sabar, tabah...

Setelah doanya dikabulkan Allah, lalu dukurniakan zuriat, diperintahkan pula untuk meninggalkan si anak yang masih kecil bersama ibunya di satu lembah yang kering kontang iaitu Mekkah. Yang ketika itu tiada berpenghuni. Meninggalkan si isteri dan si anak yang kecil sendirian tanpa sesiapa yang menjaga mereka. Namun beliau yakin dengan Yang Maha Memelihara iaitu Allah....

Tapi kita, yakinkah kita dengan Allah, bantuan Allah? Ayuh jawablah dengan suara hati kita yang ikhlas. Benarkah kita betul-betul yakin dengan Allah. Mengapa hati kita dibelenggu sehingga kita tidak yakin. Kerana hati kita kotor...

Kemudia Dia diuji lagi untuk kesekian kalinya. Apabila si anak telah membesar, Dia pun pergi menemuinya. Bertemu dengan si anak yang mahu membesar setelah sekian lama tidak bertemu. Bertemu untuk menumpahkan kasihnya pada si anak kesayangannya.

Namun ujian buatnya tidak terhenti. Dia bermimpi untuk menyembelih si anak yang kecil itu. Diberi wahyu melalui mimpi agar Dia menyembelih anak yang baru didakapnya, baru dilimpahkan kasih sdayangnya. Ujian apakah ini? Ya, ini adalah ujian dari Tuhan Yang Menjadi Kamu wahai Ibrahim...

Dengan penuh iman, Dia patuh dan setia melaksanakan perintah besar ini. Semuanya kerana menjunjung perintah Tuhan Sekalian Alam. Wahai Nabi Ibrahim! walaupun engkau begitu kasih pada anakmu Ismail, namun kasih mu pada Allah lebih agung dan lebih tinggi. Allahu Akbar.

Di mana kita semua? Di mana kita letakkan kasih kita pada Yang Menjadika kita? Mengapa di setiap kali doa kita selepas solat kita hanya pohonkan untuk kepentingan duniawi kita. Mana munjat kita untuk Tuhan Yang Menjadikan kita.

Yang memberi kita wang ringgit tetapi tidak meminta kita pulangnya kembali padanya. Yang memberi kita cahaya untuk kita bergerak, udara untuk kita bernafas lalu hidup, bumi untuk kita bergerak, anak isteri untuk kita saling berkasih sayang.

Tetapi apa yang kita balas untuk-Nya. Ayuh! semua kita perbanyakkan istifgfar untuk diri kita. Kita leka dengan mencari kepuasan untuk diri kita semata-mata.

Sabtu, 29 November 2008

Antara Aidil Fitri dan Aidil Adha

Kedua-duanya adalah hari kebesaran umat Islam. Sehinggakan Allah sendiri mengharamkan kepada kita berpuasa pada 2 hari tersebut.
Malangnya, kita dapati keghairahan menyambut hari raya Aidil adha agak sepi jika dibandingkan dengan sambutan hari raya AidilFitri. Tiada lagu raya, tiada iklan di kaca TV atau radio.

Antara keduanya yang manakah lebih besar?
Ketauilah semua bahawa Hari Raya Aidiladha atau Hari Raya Korban adalah cukup besar. Bayangkanlah;

1. Kita dituntut bertakbir membesarkan Allah hanya dalam lingkungan 12-14 jam sahaja pada hari Raya Aidilfitri sedangakan tempoh tekbir Hari Raya Korban ialah 4 hari lamanya.

2. Kita diharamkan berpuasa 1 hari sahaja (I Syawal) pada Aidilfiri tetapi kita diharamkan berpuasa selama 4 hari lamanya (10 Zulhijjah dan 3 Hari Tasyriq iaitu 11, 12 dan 13 Zulhijjah)pada hari raya Korban.

Ayuh! Sama-sama kita membesarkan Hari Raya Aidiladha ini dengan kita mengeluarkan wang kita untuk kita sama-sama menyembelih binatang korban. Pada waktu yang sama juga kita berazam untuk menyembelih sifat kebinatanagn yang ada dalam jiwa kita.

Takbir!!!

Jumat, 28 November 2008

Sejarah Yang Telah Berubah

Sudah hampir 2 minggu saya balik kampung di rumah mertua saya di Kampung Behor Inai, Pauh Perlis.
al-Kisahnya setiap petang saya akan membawa anak2 saya bermotosikal mengelilingi kampung di celah-celah batas2 sawah yang semakin menguning.
Dengan konsep dakwah 3S, yang sememangnya telah lama saya praktikkan, maka saya tidak berasa sukar untuk bertaaruf dengan sesiapa sahaja yang saya temui. Senyum, salam dan sahabat. Kita lemparkan senyuman , kemudian menghulur salam seterusnya ingin menjalinkan persahabatan.
al-Kisahnya dalam tempoh yang singkat ini saya menemui pelbagai pelajaran buat saya. Semoga kita selalu berjiwa besar kerana orang yang berjiwa besar akan melihat sesuatu yang biasa itu sebagai luar biasa. Adapun orang yang memiliki jiwa biasa akan melihat sesuatu yang luar biasa itu biasa sahaja.
Pak Cik Talib (bukan nama sebenar) menangis di hadapan saya apabila menyebut dia tersentuh dengan gaya hidup anak menantunya. "Ustaz! Kita boleh tegur anak kita sendiri tetapi kita payah untuk memberi terguran pada anak menantu kita." Sebab mereka dididik oleh suasana yang berbeza dengan kita mendidik anak kita.
Alangkah hibanya Pak Talib apabila sepasang baju yang diberikan kepada cucunya tidak sanggup dipakaikan kepada mereka oleh ibu bapanya (anak + menantu Pak Talib) kerana ia dibeli di Nat (pasar pagi). Mereka telah biasa disarungkan dengan baju2 berjenama termahal.
Alangkah terkejutnya Pak talib bila cucu-cucunya enggan menjamah makanan pagi yang disediakannya tetapi membalas dengan "Tok! nugget tak ada ke? coco krunch tak ade ke?"
Dengan hibanya si atuk yang telah tua itu terpinga dengan jenama makanan yang dimintanya sedang dia sendiri pun tidak pernah menjamah makanan2 tersebut.

Tok Mah dan Wan Mat adalah dua orang tua melebihi umur 75 tahun, yang mempunyai anak-anak yang berjaya. Saya sempat menziarahi beliau suatu pagi. "Tok! Mak Cik Kiah (anak Tok Mah dan Wan Mat yang berkelulusan luar negara dan bekerja di satu bandar besar) tak balik kampung ke?"
"Tak taulah, depa kat nak balik tp tak jadi sebab depa sibuk" Jawab Tok Mah sayu walaupun cuba menunjuk reaksi biasanya. Bayangkan sepasang suami isteri orang tua ini yang duduk di sebuah rumah kayu lama, saban hari menggu kepulangan anak-anaknya yang mereka sendiri tidak tahu bila.
Sedangkan seminggu lagi adalah hari Raya Aidiladha...

Rabu, 19 November 2008

Mencari Kebenaran

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari
Demi bualan apabila ia mengiringi (matahari)
Demi siang apabila ia menampakkan
Demi malam apabila ia menutupinya
Demi langit dan yang membinanya
Demi bumi dan segala hamparannya
Demi jiwa dan penyempurnaannya

Allah mengilhamkan sukma kebaikan dan kejahatan
Beruntunglah sesiapa yang menyucikannya
Dan rugilah sesiapa yang mengotorinya

Matahari, bulan, siang, malam adalah makhluk besar yang sentiasa untuk dan patuh menurut arahan yang telah ditetapkan Tuhan. Mereka beredar pada paksinya dan sama sekali tidak terkeluar dari orbitnya. Jika matahari terkeluar dari garis orbitnya maka binasalah alam.

Begitulah juga jiwa manusia, jika ia keluar dari garis orbitnya iaitu garisan kejujuran, keadilan, prihatian, tanggungjawab, kerjasama maka akan binasalah hidup manusia.

Tidak hairanlah Rasulullah menuju ke Gua Hira' untuk mengasingkan diri daripada masyarakat jahiliyyah ketika itu. Berkhalwat untuk menyucikan jiwa. Untuk mengenal Sang Pencipta yang menjadikan seluruh alam semesta ini.

Selasa, 18 November 2008

Beruntunglah orang yang menyucikan jiwa...

Hidup ini adalah sebuah pencarian. Kita perlu bergerak untuk mendapat sesuatu kerana semuanya bergerak. Bumi bergerak, awan bergerak, matahari bergerak, malang siang bergerak untuk saling silih berganti dan semuanya harus bergerak....
Saya baru kembali mengikuti program ESQ Training selama 3 hari pada 14,15 dan 16 hb yang lalu. Saya bergerak untuk mencari sesuatu yang boleh membantu saya mencari sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa saya. Hidup perlu bergerak dan terus mencari. Pecahkan segala belenggu yang cuba menghalang kita untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Akhirnya saya ditakdirkan untuk mengikuti progran 3 hari ESQ ini. Hasilnya sungguh luar biasa...
Mengapa kita bersolat dengan membaca al-Hamdulillah hi Rabbil Alamin. Kita membaca amin bersama serentak dengan makmum2 yang lain. Kita menghulur salam ke kanan dan ke kiri di hujung solat kita. Dengan 17x rakaat yang kita kerjakan namun kita masih lesu. Masih ada prasangka buruk pada orang lain, masih saling bermusuhan sesama manusia, masih tidak mahu jujur dalam gerak geri.
Apakah solat yang kita kerjakan tidak memberi kesan pada diri kita, pada umat Islam. Kita solat tetapi pada yang sama kita tidak jujur, kita sering berprasangkat jahat pada saudara kita. Di mana kita dan solat kita sebenarnya. Mengapa solat kita kosong. Bahkan jangan hairan jika ada orang yang menipu untuk solat. Tidak solat tetapi mengaku sudah solat.
Adakah kerana kita jahil dengan rahsia solat itu. Solat yang satu-satu kefarduan yang difardukan di atas langit semasa peristiwa Istrak dan Mikraj.
Bukan bilangan solat yang kita kerjakan itu melatih untuk kita jujur. Kita tidak menipu dalam bilangan rakaat kita. Jemaah itu sendiri mengAjar kita bekerjasama. Saf itu mendidik kita kepada keadilan. Mengapa perlu sombong dengan pangkat, jawatan, kerdudukan, kekayaan yang merupakan pinjaman Allah.
Solat tidak boleh diwakilkan pada orang lain, mengajar kita nilai tanggungjawab. Menoleh dengan memberi salam ke kiri dan kanan mendidik kita sikap prihatian. Prihatian pada jiran tetangga kita, adik beradik kita, ibu bapa kita dan seluruh saudara mara kita yang lain.
Bukan untuk kita sendiri-sendiri. Ayuhlah keluarkan diri kita dari belenggu yang sempit.
Salam ukhuwwah buat Pak Aminul, Pak Saiful, Firdaus dan Faizi yang merupakan Trainer ESQ. Juga rakan rakan Saudara Safuan, Mahathir dari UTEM, Sahrul, Raja Azmi, Aznur, Dato' Samsuddin, Aizad pengerusi Kalam, Saudara Badiuz ATS ESQ dan ramai lagi.

Sabtu, 15 November 2008

Bung Karno ikut latihan militer

Pada pertengahan bulan Maret 1945, setelah selesai Sidang ke VII, para Giin (anggota) Badan Penasihat Pusat, Chuo Sangi In mendapat latihan kemiliteran selama satu hari satu malam bertempat di kesatriaan Jaga Monyet. Diantara para peserta ini, ikut pula Bung Karno. Sejumlah tokoh tua seperti Dr Radjiman atau Kihajar Dewantoro rupanya tidak ikut karena uzur. Tapi Bung Hatta rupanya juga tidak ikut. Pelatihan ini rupanya secara sukarela saja. Tapi foto-foto Bung Karno ini sempat di jadikan bahan propaganda oleh Belanda, seolah Bung Karno memang benar-benar antek Jepang

Jumat, 14 November 2008

Bulan Oktober 1947 mantan Saiko Sikikan Harada dihukum gantung

Sungguh sangat tragis kejadian pada 61 tahun yang lalu ketika pada tahun 1947, Let.Jen Kumakichi Harada (原田熊吉 1888-1947) yang pernah menjadi Panglima Tentara ke 16 (Saiko Sikikan di Jawa)) dihukum gantung di Singapura karena tuduhan "War Criminal" (penjahat perang). Penandatangan Osamu Seirei no.44 (Pembentukan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air-PETA) tanggal 3 Oktober 1943 ini memulai karirnya sebagai letnan dua pada tahun 1910 dalam kesatuan infantri ke 44 di Kochi, Jepang. Tahun 1937 menjadi at.mil di Shanghai China dengan pangkat kolonel. Tahun 1940 sebagai komandan Divisi ke 35 di Kaifu China dengan pangkat May.Jen. Kemudian pindah menjadi komandan Divisi ke 27 di Tientsin China. Bulan November Tahun 1942 dia menggantikan Let.Jen Hitoshi Imamura sebagai Panglima Tentara ke 16 di Jawa dengan pangkat Let.Jen. Bulan April 1945 kedudukannya digantikan Let.Jen Nagano dan dia kembali ke Jepang. Pada bulan Mei 1945 sempat diangkat sebagai Panglima Tentara ke 55 kembali di Kochi Jepang lagi. Dia memiliki 1 istri dan 5 orang anak. Ketika ditangkap dan dibawa ke Singapura untuk diadili, istri Harada dan anak-anaknya pernah menulis surat secara memelas kepada Jenderal Mac Arthur agar suami/ayah mereka diberikan keringanan hukuman. Rupanya semua permohonan tersebut ditolak. Lamanya pemerintahan Saiko Sikikan ini di Jawa, amat memberi dampak sejarah Indonesia periode 1942-1945 khususnya dalam rangka lahirnya cikal bakal konstitusi dalam sidang BPUPKI tahun 1945 itu.
Pantaskah kita menghargainya ?. Atau sepakat dengan Mac.Arthur bahwa Harada hanya seorang Penjahat Perang ?

"Palagan" Surabaya 28 – 30 Oktober 1945 (bag 2 habis)

Mobil Malaby yang hancur.

Oleh DAUD SINJAL
Kehancuran total brigade Inggris tertolong oleh gencatan senjata yang disepakati Presiden Soekarno dan Mayjen Hawthorn, 30 Oktober siang. Pelajaran keras itu memaksa Inggris mengakui status TKR dan membatalkan perintah penyerahan senjata laskar dan pemuda. Inggris harus menarik semua pasukannya untuk hanya dipusatkan di Tanjung Perak, lapangan terbang dan kamp tawanan jalan Darmo.
Tapi truce itu tidak berjalan mulus, karena para pemuda pejuang menerimanya dengan pemahaman yang berbeda. Kesalah pahaman ini menyebabkan insiden di Jembatan Merah yang menewaskan Brigadir Mallaby dan membawa akibat pada tindakan balasan Inggris. Mallaby ditembak pada saat bersama anggota-anggota Contact Committee dari Indonesia akan menangani masalah di gedung Internatio.
Dalam gedung itu bertahan satu kompi dari batalyon India, sementara di luar, ratusan pejuang Indonesia mengepung dan menyerukan komandan kompi tersebut, Mayor Venugopal, dan seluruh anak-buahnya keluar untuk menyerah. Pemuda-pemuda nampaknya menafsirkan gencatan senjata bahwa pasukan Inggris, yang memang sudah tersudut, harus mengaku kalah dengan cara meletakkan senjata. Tapi tentara pemenang Perang Dunia ini tidak sudi menyerah, apalagi kepada rakyat biasa.
Di ujung jembatan yang tepat di muka gedung Internatio, Mallaby keluar dari mobilnya dengan memegang bendera putih. Ia tidak diperbolehkan lewat untuk menemui pasukannya di dalam gedung itu. Massa hanya membolehkan anggota Kontak Biro dari Indonesia, Mayjen TKR Mohammad Mangoendiprodjo, dan perwira Inggris yang lebih yunior, Captain H. Shaw.
Kekerasan
Tidak jelas siapa yang memulai membuka tembakan. Tapi Mayor Venugopal memerintahkan untuk menembak. Segera saja pecah baku tembak yang gegap gempita. Pasukan Inggris melontarkan sejumlah granat untuk menghalau massa yang mengepung Mallaby. Diperkirakan 150 orang tewas akibat ledakan granat tersebut. Massa menyingkir. Sementara Mallaby bersama dua kapten dan seorang letnan tiarap di dalam mobil.
Setelah baku tembak mereda, Mallaby mendongakkan kepalanya untuk melihat situasi. Beberapa pemuda mendekati dan melepaskan tembakan-tembakan ke arahnya. Brigjen itu tewas seketika. Sedangkan ketiga perwiranya, yang luka-luka, menyelamatkan diri dengan terjun ke sungai. Pernyataan resmi dari pihak Indonesia mengatakan Mallaby mati akibat ledakan granat di dalam mobilnya sendiri. Sedangkan pihak penyidik Inggris yang memeriksa di tempat kejadian mendapatkan mobilnya masih utuh, tidak ada tanda-tanda bekas ledakan.
Mallaby tewas hanya 5 jam setelah perundingan damai di gubernuran yang ikut dihadirinya.
Drama Jembatan Merah itu berakhir setelah Venugopal bersedia menyerah kepada TKR. Namun Mayjen Mohamad yang sempat dijadikan sandera baru dilepas satu jam setelah seantero tentara Inggris meninggalkan gedung Internatio dengan aman. Radio Surabaya mengumumkan kematian Mallaby dan kemenangan pejuang kemerdekaan. Tapi Jenderal Christison, sama sekali tak bisa menerima hal itu. Pada 31 Oktober, Panglima Sekutu itu menyerukan agar mereka yang tersangkut pembunuhan Mallaby menyerahkan diri.
Ia pun menyatakan akan mengerahkan kekuatan darat, laut, udara dan persenjataan modern yang ada padanya untuk menegakkan hukum dan ketertiban. Bilamana dalam tindakan ini terjadi korban jiwa atau luka-luka, maka tanggung-jawabnya terpulang pada orang-orang Indonesia yang terlibat kejahatan yang telah disebutkannya itu. Christison menegaskan, kekerasan akan dihadapi dengan kekerasan.
Menolak Ultimatum
Sudah nyata Inggris akan menuntut balas. Lagi pula ada 12.000 interniran, kebanyakan perempuan dan anak-anak, masih tertahan di kota. Sementara 20 ribu tentara dan laskar Indonesia masih intact. Belum lagi 120.000 rakyat dan pemudanya yang bersenjatakan tombak dan parang. Dalam tiga hari, kekuatan Inggris di Surabaya dijadikan satu divisi lengkap. Divisi India ke-5 itu didukung unsur angkatan laut dan udara. Sebuah kapal penjelajah "Sussex", tiga destroyer, "Caesar", "Carron" dan "Cavalier", serta kapal bendera "Bulolo" bersiaga di perairan Tanjung Perak. Juga didatangkan delapan pembom Thunderbolts dan dua penyergap Mosquitoes.
Panglima divisi tersebut, Mayjen Mansergh, yang juga adalah Panglima AD Sekutu di Jawa Timur menyalahkan para pemimpin Indonesia atas kerusuhan yang merenggut banyak nyawa itu. Dengan dalih Surabaya telah diduduki oleh perampok dan bahwa pihak Indonesia menghambat misi Sekutu, maka tentara Inggris akan memasuki kota Surabaya dan daerah sekitarnya untuk melucuti "gerombolan yang tidak mengenal tertib hukum".
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Suryo, memperingatkan Mansergh, agar tentaranya jangan mencoba masuk ke kota, karena akan berdampak buruk bagi ketentraman dan ketertiban. Tapi peringatan gubernur Jatim itu dijawab Mansergh dengan pamflet ultimatum yang disebarkan dari udara. Intinya, semua pemimpin Indonesia, termasuk pemimpin pemuda, kepala polisi dan pimpinan Radio Surabaya harus melaporkan diri di Batavia-weg mulai jam 18.00 tanggal 9 November. Mereka harus membawa senjata yang dimilikinya. dan meletakkannya pada jarak 100 yard dari tempat pertemuan.
Lalu mereka harus mendekat dengan kedua tangan di atas kepala, selanjutnya semua akan ditangkap dan ditawan. Mereka harus menandatangani dokumen menyerah tanpa syarat. Gubernur Suryo, melalui radio Pk. 23.00, dengan tegas menolak ultimatum itu. Tidak satu pun pejuang yang muncul untuk memenuhi perintah Mansergh.
Pukul 06.00, 10 November 1945. Ketika batas waktu habis, divisi tempur Inggris memasuki kota Surabaya yang serta merta disambut perlawanan sengit dari TKR dan pejuang RI yang bersenjata senapan mesin, mortir, tank dan meriam artileri. Thunderbolts dan Mosquitos Inggris melakukan strafing ke sasaran gedung-gedung yang dijadikan kubu pertahanan Indonesia. Inggris menguasai Surabaya setelah pertempuran sengit "dari pintu ke pintu dan lorong ke lorong".
Pasukan Indonesia mengundurkan diri dan membangun pusat-pusat perlawanan di luar kota. Peristiwa 10 November di Surabaya ini kemudian diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan.

Dikutip dari "Menjadi TNI", buku biografi Himawan Soetanto yang tengah disusun penulis.

Kami mengucapkan Selamat atas Ditetapkannya oleh Pemerintah pada tanggal 6 November 2008 dengan kep.Pres no.041/TK/th 2008, "Bung Tomo" menjadi Pahlawan Nasional.....M E R D E K A

Kamis, 13 November 2008

Daendels tiba di Jawa

Oleh Djoko Marihandono
Herman Willem Daendels memulai jabatan sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat dia menapak Pulau Jawa, tanggal 1 Januari 1808 dengan menumpang kapal Virginia. Perjalanan panjang ditempuh Daendels dari Eropa menuju Jawa mengingat kala itu lautan sudah dikuasai angkatan laut Kerajaan Inggris yang maha kuasa semasa Perang Napoleon berkecamuk di Eropa, Afrika dan Asia. Sejarawan Djoko Marihandono yang mengadakan penelitian tentang Daendels dan Hindia Belanda di bawah kekuasaan Prancis menjelaskan, dalam diskusi terbatas di Harian Kompas, betapa Daendels harus kucing-kucingan untuk menempuh perjalanan berbahaya dari Eropa tanggal 18 Februari 1807. Dia sempat menghadap Napoleon Bonaparte di Paris untuk menyampaikan usulan kebijakan yang akan diterapkan di Hindia Timur (Nusantara). Kala itu, Belanda yang beralih sistem menjadi Republik Bataaf (1795-1806) kemudian diduduki Prancis yang menetapkan Louis Napoleon (orang Belanda menyebut sebagai Lodewijk Napoleon-red) untuk memimpin Belanda sebagai wilayah Prancis. Daendels mendapat promosi kenaikan pangkat dari Kolonel Jenderal menjadi Marsekal, kata Djoko.
Daendels memiliki kewenangan luas yakni dari Tanjung Harapan di Afrika Selatan hingga ke Hindia Timur (Nusantara-red ). Namun, pada kenyataan, kala itu-tahun 1808- kekuasaan Napoleon di Afrika Selatan dan Nusantara hanya tersisa di Pulau Jawa.
Perjalanan Daendels memakan waktu 10 bulan. Dia pergi ke pelabuhan Bordeaux, tetapi laut sudah diblokade Inggris sehingga harus mencari alternatif ke Lisabon di Portugal. Lagi-lagi dia menghadapi kondisi serupa yakni blokade laut Inggris.
Pramoedya Ananta Toer mencatat dalam Jalan Pos Jalan Daendels, betapa Daendels harus menyaru dan memalsukan identitas agar dapat meloloskan diri dari Eropa menuju Jawa.
Akhirnya Daendels meninggalkan Portugal dan tiba di Maroko. Ketika itu, Maroko baru saja menyetujui perjanjian damai dengan Eropa untuk mengakhiri perdagangan budak bangsa Eropa (Giles Milton, White Gold). Salah satu panglima angkatan laut Inggris yang memaksa penguasa Maroko dan Aljazair mengakhiri perbudakan bangsa kulit putih adalah Laksamana Thomas Pellew yang juga pernah memblokade Batavia dan membombardir Pulau Onrust (catatan dalam White Gold dan pameran VOC di Erasmus Huis, 2008).
Di Maroko, Daendels sempat dirampok bajak laut sehingga kehilangan semua dokumen. Dia meloloskan diri ke Kepulauan Kanari di lepas pantai barat Afrika-kini wilayah Spanyol-untuk mencari kapal ke Asia. Djoko mencatat, di Pulau Kanari, Daendels berhasil menyewa kapal Amerika, Virginia yang mengantarnya menyelinap ke Pulau Jawa.

Selasa, 11 November 2008

Kuching ooo Kuching

Al-hamdulillah saya selamat sampai di Kuching dan menyampaikan hajat kawan di sana. Perjalanan saya ke Kuching Sarawak bermula apabila Us Zaini Hasbollah menjemput saya menyampaikan ceramah Kursus Penulisan Dakwah Peringkat Negeri Sarawak 2008 di Hotel Penview, Kuching bertarikh 10 dan 11 November.
Maka petang Isnin 10 hb saya pun bertolak dari KLIA ke Kuching menaiki pesawat 737 MAS bernombor MH 2718. Selepas 1 jam 3/4 perjalanan saya pun tiba di AirportKuching buat pertama kali dalam hidup saya. Ustaz Suyuti telah bersedia menunggu saya di sana dan terus membawa saya ke hotel tersebut. Selepas menjamu sedikit makanan saya terus menyampaikan slot pertama saya di hadapan kawan2 yang telah bersedia menunggu ketibaan saya. Saat itu rasa letih saya hilang sama sekali kerana mereka kelihatan begitu semangat. Muka-muka mereka umpama saya doakan akan menjadi penulis2 terkenal seperti A Samad Said, Shahnon, Ariwati dll. Mereka adalah bakal2 penulis yang akan dilahirkan dari Sarawak.
Esoknya saya menyambung slot kedua saya selama lebih 2 jam, namun saya melihat mereka terus bersemangat dengan cabaran baru yang bakal mereka lalui nanti. Selesai berceramah saya bersedia untuk kembali ke Semenanjung pada jam 2.25 ptg 11 hb.
Saya sempat dibawa bersiar-siar oleh kawan2 yang sudah berbelas tahun menghuni bumi Boeneo ini. Ust Zakaria (Pak Ya) guru SK Gersik, Kuching dan Norhanizam guru Sk Pulo, Kuching menjadi teman rihlat 2 jam saya di sekitar Kuching.
Saya dibawa ke Pasar Satok untuk memborong ikan TERUBOK dan BELACAN BINTULU. Inilah antara buat tangan special dari Kuching yang saya bawa balik. Saya juga sempat memborong KEK LAPIS di kedai Dayang Salhah. Pening saya melihat bermacam-macam kek lapis yang ada, kek lapis Coklat cheese, lapis kopi, lapis sutera Dubai, lapis alunan ombak. lapis batik kenyalang, lapis batik jasmine, lapis hati pari, lapis mami jarum, lapis swiss roll, lapis sisik ikan dll. Pening...pening.
Pak Ya sempat menjamu saya makan tengahari TOMYAM di sebuah kedai melayu di Kuching.
Jam 1.55, saya sampai ke Air port Kuching untuk menaiki pesawat MH 2515 menuju ke KLIA.
Syukran jazilan atas layanan sahabat2 di Kuching khas buat Us. Zaini Hasbollah, Pak Ya (Us. Zakaria), Us. Norhanizam, Us. Suyuti, Us. Rosli Sulaiman (SMK Simanggang, Sri Aman), Us. Awang Arifin Awang Kamarudin (Penyelia Pendidikan Islam PPG Kuching) dan semua peserta kursus.
Semoga kita bertemu lagi, Syukran jazilan buat semua...

Minggu, 09 November 2008

Sejarah ke Kuching...

Semuanya adalah Al-hamdulillah. Sebaik sahaja saya dijemput berkongsi idea penulisan di Beach Resort Pord Dickson pada 28-29 Oktober 2008, saya sekali lagi dijemput untuk 'sharing' topik yang sama dan kali ini destinasi saya agak jauh iaitu di Kuching Sarawak.

Maka jam 6.30 ptg hari ini 10 November 2008 Insyallah buat pertama kali dengan izin Allah saya akan sampai ke bumi Kepulauan Borneo yang akan memakan masa 1 jam 3/4 minit perjalanan menaiki kapal MAS MH 2718. Mudah-mudahan semuanya selamat.

Buat teman-teman di Sarawak semoga malam kita dapat bertemu dan sama-sama berkongsi idea dalam diskusi kita "Menggarap Idea Penulisan".

Barbar...reformasi

Kepada pembaca sejarah di Afrika utara, untuk kita memahami iklim tersebut kita mesti membaca sejarah berkaitan Barbar. Antara konflik besar yang berlaku zaman Kerajaan Umayyah selain pembunuhan Husin b. Ali di Karbala', kemunculan Ibn Zubayr, isu Hajjaj di Iraq maka reformasi Barbar tahun 122H merupakan salah satu topik penting dan menarik.

REFORMASI BARBAR

Perluasan kuasa Islam memerlukan tempoh yang lebih panjang di Afrika Utara berbanding Iraq, Syam dan Mesir. Tentera Islam mengambil masa lebih 60 tahun untuk membuka kawasan Afrika Utara. Antara cabaran utama tentera Islam semasa dalam usaha perluasan kuasa Islam di sana atau selepas kejayaan membukanya ialah berhadapan dengan puak Barbar.Selepas tentera Islam berjaya membuka Afrika Utara, puak Barbar yang merupakan penduduk asal Afrika telah menghadapi polisi pemerintahan yang berbeza di kalanngan gabenor-gabenor Afrika sama ada menikmati keadilan atau sebaliknya kezaliman.

Sebagai contoh pada zaman Muhammad b. Yazid menjadi gabenor Afrika, keadaan di Afrika begitu aman dan sepanjang tempoh pentadbirannya Barbar menikmati pentadbiran yang adil serta saksama. Sehinggakan polisi pentadbiran Muhammad b. Yazid yang berhikmah berjaya membawa pengislaman puak Barbar. Begitu juga ketika zaman Ismacil b. cAbd Allah b. Abu al-Muhajir yang dilantik menjadi gabenor Afrika oleh Khalifah cUmar b. cAbd al-cal-Aziz, ahli sejarah bersepakat mengatakan seluruh puak Barbar telah memeluk Islam ketika itu. Bahkan Khalifah cUmar b. cAbd al-cal-Aziz telah menghantar 10 Tabi’in untuk mengajar Islam kepada puak Barbar tersebut.

Namun, sebaik Yazid b. cAbd al-Malik dilantik menjawat jawatan khalifah menggantikan cUmar b. cAbd al-cal-Aziz, beliau telah melucutkan jawatan Ismacil b. cAbd Allah b. Abu al-Muhajir lalu melantik Yazid b. Abu Muslim yang merupakan pembantu Hajjaj b. Yusuf al-Thaqafi. Yazid b. Abu Muslim kemudian telah menggunakan polisi yang keras ke atas Barbar sebagaimana yang dilakukan oleh Hajjaj b. Yusuf di Iraq yang akhirnya membawa kepada pembunuhannya. Selepas itu, Bishr b. Safwan al-Kalbi yang dilantik menjadi gabebor Afrika berjaya mengembalikan ketenteraman yang dicetuskan oleh Barbar.

Namun demikian, selepas itu puak Barbar kembali menerima polisi yang keras oleh pemerintah Islam di Afrika Utara dan pada waktu yang sama kumpulan Khawarij telah ramai yang memasuki Afrika Utara kerana jauhnya tempat tersebut dari pusat pemerintahan Islam. Mereka kemudian telah menyerap masuk ke dalam puak Barbar dan menyebarkan fahaman mereka seperti tuntutan hak sama rata antara mereka dan Arab serta reformasi menentang kezaliman. Akhirnya pada tahun 122H/739 Barbar telah bangkit menentang pemerintah Islam di Afrika Utara yang ketika itu di bawah pimpinan cUbayd Allah b. al-Habhab di saat ramai tentera Islam sedang keluar berjihad di Pulau Sicily. Reformasi yang dilancarkan oleh Barbar dan kejayaan mereka membunuh peminpin Islam di Tanjah (Tangier) telah menggugat keamanan Afrika sehingga gabenor terpaksa memanggil balik tentera Islam yang sedang berjihad di Pulau Sicily yang diketuai oleh Habib b. Abu cUbaydah b. cUqbah b. Naficuntuk bersatu menghadapi Barbar. Gabenor Afrika sendiri turut menyiapkan pasukan tentera dari al-Qayrawan tetapi malangnya kemenanagan berpihak kepada Barbar.

Khalifah Hisham b. cAbd al-Malik kemudian telah melantik Kalthum b. cIyad al-Qushayri[1] untuk menggantikan cUbayd Allah b. al-Habhab untuk menghadapi Barbar tetapi tentera Islam sekali gagal dalam pertempuran yang berlaku pada tahun 124H/741 yang membawa kepada syahidnya dua orang tokoh besar iaitu Kalthum b. cIyad al-Qushayri dan Habib b. Abu cUbaydah. Hanzalah b. Safwan yang kemudian dilantik menjadi gabenor Afrika telah berjaya mengalahkan puak Khawarij dan Barbar. Polisi Hanzalah b. Safwan yang adil mengakibatkan keadaan di Afrika Utara kembali aman dan stabil. Namun demikian, keadaan tersebut hanya buat seketika waktu kerana Barbar kembali melancarkan reformasi pada zaman cAbd al-Rahman b. Habib yang dilantik menjadi gabenor Afrika Utara tahun 127H/744 menggantikan Hanzalah b. Safwan.



Minggu, 02 November 2008

Nabi Musa pun pergi ke Bukit Tursina untuk mencari....

Kenapa ramai orang Islam yang mendedah aurat? Belum datang seru lagi. Mengapa tak pergi haji lagi? Belu datang seru. Kenapa tak mahu pergi solat berjemaah di masjid bang? Saya belum dapat seru lagi.
Banyak contoh yang kita biasa dengar dengan jawapan ini. Baru-baru ini saya pun bertemu lagi insiden seperti ini. Kerana rasa nak betulkan keadaan dan kebetulan mad'u saya kali ini jenis yang sedia pasang telinga maka saya pun berdakwahlah padanya.
Bang! kita mengaku jadi rakyat Malaysia tanpa dipaksa orang, mestikah kita ikut peraturan negara kita? Ehhh...mestilah ustaz. Kalau tak mahu ikut undang2 negara kita, jangan jadi rakyat Malaysia. Bukan ada orang paksa2 kita nak berwarganegarakan Malaysia.

Begitulah juga Islam bang. Tak ada orang paksa kita masuk Islam kan! Tetapi jika kita dah masuk dengan sukarela maka kita kenalah ikut segala peraturannya. Tak perlulah beralasan 'tak ada seru lagi' lah. Kita tidak dipaksa masuk Islam tetapi kalau kita dah rela masuk Islam kita mesti paksa diri kita ikut Islam. Kena tutup aurat, kena tunai haji, kena tunai solat.
Kitalah pergi cari, bukan tunggu seru.
Nabi Musa pergi mencari...naik bukit Tursina selama 40 hari. Rasulullah pergi mencari...3 tahun berkhalwat di gua hira'. Kita kenalah cari...Tak perlulah panjat Bukit Tursina lagi atau Gua Hira' tetapi khalwat itu dengan cara iktikaf di masjid, 40 hari pergi tunaikan haji.
Hidup ini adalah satu pencarian mencari redha Tuhan, bukan hanya menunggu2 bila tibanya seru.

Kamis, 30 Oktober 2008

Banjir sebagai satu ujian

Bermula dari 22 Nov 2008 yang lalu, kampung saya telah ditimba banjir besar yang tidak pernah terjadi sejak 40 tahun yang lalu. Beratus sahabat, jiran tetangga saya terpaksa dipindahkan ke surau dan sekolah berhampiran. Dalam masa seminggu kami sekampung bagai sekeluarga besatu hati cuba menghadapi ujian ini dengan semangat ukhuwwah.
Selesai sahaja dengan kesibukan banjir ini, saya diberi peluang oleh Unit Dakwah Jabatan Pelajaran Selangor untuk berkongsi sedikit rezeki ilmu dalam menyampaikan tajuk "Menggarap Idea Penulisan" bersama 62 guru-guru agama di Selangor yang berkampung 3 hari 2 malam di Hotel Beach Resort, Pordicson dari 28hb hinggalah 30hb yang lalu. Kesannya, maka blog saya ini tersadai beberapa hari yang panjang tanpa perkongsian baru. Maaf ya...
Kali ini saya ingin paparkan kepada rakan2 yang menziarahi blog ini dengan sedikit tazkirah yang sempat saya sampaikan melalui platform masjid saya sepanjang ujian banjir besar yang berlaku...mudah-mudahan kita dapat berkongsi sesuatu,

Surah al-Baqarah: 155-156

Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu Dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. dan berilah khabar gembira kepada orang-orang Yang sabar: (Iaitu) orang-orang Yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah Kami kembali."

Saudara-saudaraku sekalian,

Hidup di dunia adalah penuh dengan ujian. Kaya atau miskin, senang atau susah, kenyang atau lapar, sihat atau sakit, suka atau gembira adalah termasuk ujian-ujian Allah. Ujian-ujian ini, yang diberikan oleh Allah perlu kita hadapi dan terima sama ada dengan bersyukur (berterima kasih) atau dengan sabar. Kita bersyukur di saat diberi kaya, senang, sihat dan kegembiraan. Sebaliknya kita hendaklah bersabar jika diuji miskin, sakit, lapar dan kesusahan-kesusahan yang lain. Hidup ini adalah gabungan antara ada masa kita bergembira lalu bersyukur atau ada ketika kita bersedih lalu bersabar.

Bermula dengan sambutan Aidilfitri pada 1 Syawal yang lalu, kita semua dianugerahkan dan diuji dengan pelbagai nikmat kegembiraan dan keseronokan daripada Allah swt. Al-hamdulillah, dalam keghairahan suasana hari Raya, kunjung mengunjung, meraikan rumah terbuka untuk merapatkan silaturrahim dan sebagainya, ramai antara kita yang tidak lupa untuk mensyukuri nikmat Allah dengan melakukan ibadat sepeti puasa enam Syawal, bersedakah terus mengunjungi rumah-rumahNya untuk menunaikan solat-solat Fardu walaupun suasana datang beramai-ramai bersama anak isteri dengan berpimpin tangan, bersama ibu bapa di malam-malam Ramadhan untuk berterawih sudah tiada kelihatan.

Saudara-saudaraku sekalian,

Sedang kita masih lagi di dalam kegembiraan bulan Syawal, tiba-tiba Allah menguji qaryah kita dengan banjir mengejut yang kita tidak sangka-sangka. Ujian ini menyebabkan sebahagian besar daripada saudara-saudara kita terpaksa berpindah, meninggalkan rumah, kehilangan barang-barang berharga, kerugian banyak harta benda dan berdepan pelbagai kesukaran yang lain. Kita akui, semuanya ini menuntut selaut kesabaran, yang bukannya sedikit.

Bukanlah sesuatu yang mudah untuk kita melalui sesuatu ujian yang bertentangan dengan nafsu keinginan kita. Namun, bagi kita orang Islam perlu melihat setiap ketentuan Tuhan itu, bukan sahaja dari sudut luaran atau fizikal tetapi dalamannya juga.

Surah al-Baqarah:216

Ertinya:

dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya.


Malangnya ada sebahagian kita yang hanya melihat sesuatu musibah itu dengan yang tersurat semata-mata seperti parit tersumbat, longkang yang gagal diselenggara. Pertumbuhan kilang-kilang yang tidak terancang atau apa sebab luaran yang lain.

Ayuh! Kita sama-sama juga, tanpa menafikan sebab banjir daripada yang fizikal tadi, memikirkan kepada sebab-sebab dalaman atau yang tersirat. Kita perlu fikir, muhasabah diri, mengetuk hati dan iman kita akan punca musibah yang menimpa kita bersama ini. Adakah musibah ini sebagai hukuman dan seksaan dari Allah kerana kedegilan dan keingkaran kita semua sehingga mengundang bala’ yang cukup berat ini? Atau adakah musibah ini sebagai satu teguran, peringatan, sapaan daripada Allah kerana kita leka, lalai di atas tanggungjawab kita padaNya?

Kita mendakwa kita mempunyai kenderaan baru yang laju tetapi ia gagal membawa kita menuju masjid atau suraunya. Kita mendakwa kita memiliki wang yang cukup tetapi kita berlengah-lengah untuk melaksanakan perintahNya seperi menunaikan haji. Kita mendakwa kita sihat dan muda tetapi kita sentiasa memberi alasan agar kita tidak melakukan ibadat seperti berpuasa enam di bulan Syawal. Kita sering berkira-kira dengan Allah di atas segala nikmat-nikmat pinjamanNya baik wangringgt, kesihatan, kenderaan dan sebagainya.

Atau mungkinkah kita masih mentaati dan patuh padaNya tetapi musibah ini diturunkan semata-mata untuk menguji kita semua agar saling bersabar, bekerjasama, bantu membantu untuk memberi kita pahala yang berlipat ganda seterusnya meninggikan darjat kita di sisiNya. Sekiranya berlian tidak akan mungkin tercipta tanpa tekanan dan suhu yang tinggi, maka kampung kita tidak akan indah seperti perkampung berlian yang pekduduknya disuburi dengan sifat-sifat Islam yang mulia jika tidak melalui ujian dari Allah.

Saudara-saudaraku sekalian,

Musibah-musibah yang sukar ini mengingatkan kita kepada saudara mara kita seagama, di seluruh dunia yang turut menerima ujian yang pelbagai daripada Allah. Saudara-saudara kita di Palestine yang terpaksa diusir daripada kampung halaman mereka sendiri sehingga menjadi pelarian sejak 60 tahun yang lau dalam tragedi Palestine pertama 1948, tinggal di khemah-khemah pelarian dalam suasana musim panas dan salji. Saudara-saudara kita di Iraq yang kehilangan saudara mara tersayang, kehilangan rumah kediaman, harta benda dan anggota akibat bedilan peluru yang tidak diundang. Banjir yang menimpa kita ini mudah-mudahan dapat mendidik dan melembutkan hati kita agar merasa simpati di atas musibah yang menimpa saudara mara kita seakidah, sekiblat yang mungkin jauh di mata kita tetapi wajib dekat di lubuk hati kita. Jadilah kita orang yang mudah menghulur bantuan tanpa perlu memikir panjang, memikir siapa kerana barangkali orang yang ditimpa musibah itu amat-amat memerlukan bantuan segera.

Saudara-saudaraku sekalian,

Ayuh kita muhasabah diri, kita insafkan diri kita, kita perkukuhkan ikrar yang selalu kita ulang-ulang iaitu Allahukbar yang bermaksud Allah maha Besar. Hari ini Dia telah menunjukkan kepada kita satu kekuasaanNya sahaja iaitu banjir dan kita yang kerdil ini sama sekali tidak mampu menghalangNya. Bahkan sebenarnya perkara yang lebih kecil daripada itupun kita tidak mampu melawannya. Siapakah yang mampu menghalng uban daripada tumbuh di rambutnya, gigi daripada tanggalnya, sakit yang datang menimpanya atau kematian yang menjemputnya dan sebagainya?

Kita adalah sangat kerdil, lemah, hina di hadapan Allah. Marilah kita memohon agar lidah-lidah kita sentiasa basah menyebut namaNya, anggota kita lembut untuk melaksanakan suruhannya, tangan dan kaki kita mudah melakukan kebaikan dan hati kita cenderung dengan kemulian dan benci dengan kejahatan.

Surah Muhammad : 38.

(ingatlah), kamu ini adalah orang-orang Yang bertabiat demikian - kamu diseru supaya menderma dan membelanjakan sedikit dari harta benda kamu pada jalan Allah, maka ada di antara kamu Yang berlaku bakhil, padahal sesiapa Yang berlaku bakhil maka Sesungguhnya ia hanyalah berlaku bakhil kepada dirinya sendiri. dan (ingatlah) Allah Maha kaya (tidak berhajat kepada sesuatupun), sedang kamu semua orang-orang miskin (yang sentiasa berhajat kepadanya Dalam Segala hal). dan jika kamu berpaling (daripada beriman, bertaqwa dan berderma) ia akan menggantikan kamu Dengan kaum Yang lain; setelah itu mereka tidak akan berkeadaan seperti kamu.

Saudara-saudaraku sekalian,

Marilah kita berusaha menjadikan musibah banjir yang melanda ini untuk kita memperkukuhkan hubungan kita dengan Allah. Sekiranya kita jauh marilah kita berusaha mendekatkan diri kita kepadaNya dengan memperbanyakkan amal, kita bertaubat menebus dosa-dosa kita yang lalu. Janganlah musibah menambahkan lagi dosa-dosa kita dan murka Allah kerana kejahilan dan kelekaan kita. Dalam suasana musibah ini, kita masih perlu menjalankan tanggungjawab kita dengan memelihara aurat kita, batas-batas pergaulan, tutur kata dan solat-solat kita. Ingatlah pernah berbicara dalam firmanNya surah al-Baqarah:153:

Ertinya:

Wahai sekalian orang-orang Yang beriman! mintalah pertolongan (untuk menghadapi susah payah Dalam menyempurnakan sesuatu perintah Tuhan) Dengan bersabar dan Dengan (mengerjakan) sembahyang; kerana Sesungguhnya Allah menyertai (menolong) orang-orang Yang sabar.

Kita bukan sahaja dituntut memohon bantuan Allah dengan bersabar tetapi dengan solat.

Sekiranya Thunami yang berlaku di Acheh telah menjadi sebab penyatuan kepada permusuhan yang berlaku puluhan tahun, maka tanpa perlu menunggu lebih lama, jadikan juga, peristiwa banjir ini untuk kita memupuk kembali persaudaraan Islam di kalangan kita umat Islam, menyatukan hati-hati kita yang terhijab dengan sikap dendam, irihati, syak wasangka, suka mengandu domba, suka berpecah belah dan segala sifat mazmumah yang lainnya. Kita jangan lupa bahawa penyakit-penyakit kronik hati ini bukan sahaja membahayakan hidup kita di dunia bahkan ia menjadi punca kepada terjerumusnya seseorang itu ke dalam api neraka.

اللهم أجرني في مصيبتي هذه وآخلف لي خيرا منها

Ya Allah, berikanlah pahala di atas musibah yang menipa kami ini dan gantikanlah bagi sesuatu yang lebih baik daripadanya.

Selasa, 14 Oktober 2008

Selamat Datang Tetamu Mekah...

Mulai 30 hb Oktober ini bersamaan 1 Zulkaedah 1429H, jemaah haji Malaysia akan mula terbang ke Mekah untuk menunaikan ibadat haji. Saya mula terkenang sejarah tahun 1997 di mana saya dan rakan2 berkesempatan menunaikan ibadat haji dengan menaiki coaster menempuh lebih 1,000 KM dari bumi Jordan untuk sampai ke Mekah.
Alangkah bahagianya mereka yang terpilih untuk menjadi tetamu Allah di Mekah (buminya yang paling mulia) selepas menjadi tetamu Allah di bulan Ramadhan (masa yang paling mulia) yang lalu.
Kepada yang diberi kesempatan ini, maka banyakkanlah bersyukur padaNya dan yang belum terlintas untuk ke sana maka berdoalah agar dapat berpeluang ke sana kerana Mekah cukup istimewa;
1. Kiblat umat Islam
2. Tempat lahir Rasulullah saw
3. Bumi Israk Nabi saw
4. Masjid pertama di bina di atas muka bumi adalah di sana
5. Orang yang tidak pernah pergi, ingin rasa pergi ke sana
6. Orang yang telah pergi, rasa untuk pergi lagi ke sana
7. Buminya tidak pernah dijajah oleh mana2 kuasa sama ada Parsi, Byzantine, Yahudi, Tentera Salib atau mana2 kuasa musuh.

Kita dan sesiapa yang tidak berkesempatan ke sana, ayuh;
1. Tanamkan azam untuk melakukan korban pada hari raya aidiladha atau hari2 Taysriq
2. Berpuasa sunat hari Arafah (9 Zulhijjah)

Selamat beribadat untuk diriku dan semua...

Hebatnya Mekah!

Seringkali disimpulkan bahawa sesuatu yang memiliki banyak nama menandakan sangat tinggi dan pentingnya perkara tersebut. Sebagai perumpamaan tanah suci Mekah juga mempunyai beberapa nama. Seorang ahli pelayaran Turki dalam karyanya al-Rihlat al-hijaziah telah mencatatkan nama-nama yang diberikan kepada Mekah seperti Baitullah, Makkah al-Mukarramah, al-Bayt al-Sharif, al-Kacbah al-Sharifah, Bakkah, al-Bayt al-Haram, Makkah al-Sharifah, al-Balad, al-Qura, Auruz, Mucattashah, Faran, Muqaddasah, Qawus, Qaryah al-Naml, Jababizah, al-Khatim wa al-Wadi, al-Haram, al-cArash, Bararah, Salah, Fitam, Zabhah, Tayyibah, Nasah, Bayt Micad dan Umm al-Qura. (Lihat Auliya’ Chalabi, 1999M, al-Rihlat al-hijaziyyah, hlm. 233).
Begitu juga Madinah, dikatakan mempunyai 29 nama. Antaranya Tabah, Tibah, al-Mahabbah, al-Mahbub, Yathrib, al-Najiah, al-Mubarakah, al-Majinnah, al-Marzuqah, al-Shafiah, al-Khayyirah, al-Marhumah, al-Mahfufah, al-Qudsiyyah, Dar al-Hijrah dan al-Jabirah. (Lihat Syawqi Abu Khalil, 1426H/2005M. Atlas al-hadis al-nabawi min al-kutub al-sihhah al-sittah amakin aqwam, hlm. 336).
Orang Arab apabila membesarkan sesuatu perkara dalam kehidupan, mereka akan merperbanyakkan nama-nama perkara tersebut. Sebagai contoh yang lain ialah nama kuda. Ia juga disebut al-Faras, al-Mu
tahham, al-Tamuh, al-Shayzam, al-Salhab dan al-Timir. Adapun unta juga disebut al-Ibil, al-Fahl, al-Muscab, al-Zacun, al-Rahul, al-Nadih dan al-Daris. Anak panah yang merupakan senjata penting bangsa Arab juga mempunyai pelbagai nama seperti al-Sahm, al-Sadir, al-Zalij, al-Taish, al-Saib, al-Shazif dan al-Mariq. Begitu juga awan yang dikenali dengan pelbagai panggilan seperti al-Sahab, al-Ghamam, al-cArid, al-cAnan, al-Haydab, al-Makfahir dan al-Sayyib. ( Lihat Syawqi Abu Khalil, 1427H/2006M. Atlas al-sirah al-nabawiyyah, hlm. 6).

Senin, 13 Oktober 2008

"Palagan" Surabaya 28–30 Oktober 1945

Oleh DAUD SINJAL
Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November adalah untuk mengenang peristiwa heroik rakyat Surabaya melawan tentara Inggris. Namun perlu pula dikenang peristiwa yang mengawalinya. Pertempuran 28-30 Oktober 1945 merupakan "palagan" yang sebenarnya, di mana pasukan Indonesia memaksa Inggris mengibarkan bendera putih.
Tentara Inggris mendarat di Surabaya untuk menegakkan ketertiban dan keamanan, membebaskan semua tawanan perang Sekutu, mengevakuasi interniran, melucuti, dan memulangkan tentara Jepang. Pasukan yang dikirim ke Surabaya adalah Brigade ke-49, Divisi 23 India, di bawah komando Brigjen Mallaby. Kekuatannya 4.000 orang, terdiri dari batalyon Mahrattas dan Rajputana Rifles. Perwira-perwira komandannya campuran, Inggris dan India.
Pemerintah RI di Jakarta, meminta pemerintah daerah, TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan para pejuang di Surabaya menerima baik dan membantu kelancaran misi Inggris. Karena goodwill ini merupakan bagian dari langkah RI untuk mendapatkan pengakuan dari Sekutu, pemenang Perang Dunia II.
Pimpinan tentara Inggris, dua kali bertemu dengan pimpinan pemerintahan dan tentara Indonesia di Surabaya. Pertama pada hari pendaratannya, 25 Oktober 1945 dan kedua, 26 Oktober. Pertemuan berlangsung dalam suasana bersahabat. Namun pihak Indonesia memperingatkan tidak boleh ada satu pun Belanda membonceng pasukan Sekutu ini. Inggris menjamin hal itu tidak akan terjadi. Kedua belah pihak sepakat bekerja sama menjaga ketentraman dan ketertiban. Dan agar kerja sama bisa berjalan baik, dibentuk Contact Committee.
Provokatif
Mentaati niat baik pemerintah pusat, pimpinan perjuangan di Surabaya juga menunjukkan sikap yang luwes. Namun kelonggaran-kelonggaran yang diberikan itu dimanfaatkan Inggris untuk melebarkan dislokasi pasukannya sampai di luar kesepakatan bersama. Mereka antara lain memperkuat posisi di tempat- tempat strategis seperti lapangan terbang Tanjung Perak, perusahaan listrik ANIEM, stasiun kereta api, kantor pos besar dan stasiun radio di Simpang.
Sikap baik RI ini disalahgunakan pula oleh satuan intel brigade yang melakukan raid ke penjara Kalisosok, untuk membebaskan seorang kolonel angkatan laut Belanda (yang ditangkap pemuda saat menjalankan tugas untuk Sekutu) serta perwira-perwira dan staf RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoner of War and Internees) yang ditahan di situ. Inggris juga mengacau di Nyamplungan, menangkapi sejumlah pemuda dan Ketua BKR setempat, serta menyerobot kantor Polisi RI Bubutan dan penjara Bubutan.
Kepercayaan terhadap Inggris serta merta berbalik curiga, ketika pada pagi 27 Oktober, sebuah pesawat Inggris menyebarkan pamflet yang isinya menuntut rakyat menyerahkan kepada Inggris semua senjata dan peralatan militer. Yang tidak mematuhinya akan dihukum mati. Seruan ini dikeluarkan oleh Panglima Divisi ke-23, Mayjen Hawthorn (bermarkas di Jakarta dan wewenangnya meliputi Jawa-Bali-Lombok). Pihak Indonesia mencurigai keras Inggris tengah membuka pintu untuk Belanda kembali ke sini.
Pemimpin-pemimpin RI di Surabaya memperingatkan Mallaby bahwa leaflet Hawthorn dan perbuatan yang dilakukan pasukannya mengingkari perjanjian yang telah disepakati. Para pemuda Surabaya bereaksi dengan meringkus serdadu-serdadu Inggris yang menduduki Nyamplungan dan Bubutan. Sejumlah prajurit Inggris dan India yang sedang pesiar di kota juga diculik dan dibunuh. Sebaliknya, tanggal 28 Oktober, Inggris melakukan perampasan senjata dan mobil-mobil pemuda.
Sore harinya, pimpinan TKR memutuskan melakukan serangan umum terhadap semua posisi Inggris di Surabaya. Radio pemberontak berulang-ulang mengumandangkan panggilan pada rakyat untuk mengangkat senjata dan menyerang secara serentak kedudukan pasukan Inggris. Sore dan malam hari itu juga pecah pertempuran sporadis di berbagai tempat di kota.
Inggris Terjepit
Pertempuran besar meletus pagi 29 Oktober. Serangan fajar TKR dibuka pukul 05.00. Tembakan pistol, senapan, senapan mesin berat dan ringan sampai mortir saling bersahutan. Asap membumbung di atas kota Surabaya. Para tawanan perang dan kaum interniran yang sudah bergembira menunggu pembebasan mereka, kembali ciut hatinya, karena terkurung di tempat-tempat penampungan yang sekitarnya telah menjadi ajang pertempuran yang sengit.
Pasukan Inggris terjepit, bahkan seantero Brigade 49 ini terancam musnah. Kesalahan mereka adalah menganggap enteng perlawanan rakyat dan TKR, lalu menghadapinya dengan satuan-satuan kecil yang terpecah-pecah di berbagai tempat. Perbekalan pelurunya juga hanya untuk pertempuran garis pertama. Namun, begitu terdesak, mereka pun sulit mendatangkan bala bantuan, karena pasukan besar Inggris lainnya paling dekat berjarak 200 mil, yakni brigade yang berada di Semarang. Amunisi dan logistik tambahan yang didrop dari udara malah jatuh ke pihak RI.
Salah satu pertempuran dramatis berlangsung selama lima jam di jembatan Wonokromo, sebelum akhirnya pasukan Inggris kehabisan peluru. Dua peleton yang kebanyakan orang India terisolir dan terkepung di situ. Mereka nyaris dihabisi oleh massa rakyat yang tidak tahu hukum perang. Sejumlah serdadu India berteriak-teriak "Muslim, muslim..!", memohon jangan dibunuh.
Personel TKR sekuat tenaga mencegah pembantaian tersebut. Sisa-sisa pasukan Inggris-India itu dilarikan ke Tanjung Perak dengan truk TKR yang mengibarkan bendera putih. Kekalahan di Wonokromo ini membuat kekuatan Inggris terpotong dua. Satunya yang bertahan di kota dan lainnya di sekeliling markasnya di Tanjung Perak
Kali Mas yang membelah kota menjadi saksi keganasan perang ini. Di sungai yang keruh itu mengambang mayat-mayat tentara asing tersebut, sebagian tanpa kepala atau anggota badan lainnya. Menurut sumber Inggris, korban di pihak mereka 200 orang tewas atau hilang, dan 80 luka-luka. Yang memilukan adalah nasib ratusan interniran yang terdiri dari perempuan dan anak-anak. Konvoi truk yang mengangkut mereka dari kamp Darmo terjebak di daerah pertempuran, dan menjadi sasaran amukan laskar rakyat.
Panglima Tentara Sekutu di Indonesia (AFNEI - Allied Forces Netherlands East Indies), Letjen Sir Philip Christison berusaha menyelamatkan pasukannya di Surabaya dengan meminta pemimpin RI di Jakarta turun tangan. Atas permintaan Christison, 29 Oktober petang Presiden Soekarno, terbang ke Surabaya, didampingi Wakil Presiden Hatta dan Menteri Pertahanan Amir Sjarifudin. Pagi 30 Oktober, Bung Karno bersama Mayjen Hawthorn dan Brigadir Mallaby mengadakan perundingan damai dengan para pemimpin pejuang di Gubernuran Surabaya.

Dikutip dari "Menjadi TNI", buku biografi Himawan Soetanto yang tengah disusun oleh penulis.

Soekarno - Ibrahim di Taiping

Oleh : Rosihan Anwar
Insinyur Soekarno, Drs Mohammad Hatta, dan Dr Radjiman Wediodiningrat, setelah mengunjungi Marsekal Terauchi di Dalat membicarakan soal kemerdekaan Indonesia, tiba kembali di Lapangan Terbang Kemayoran pada 13 Agustus 1945. Kemudian, Soekarno berpidato di depan rakyat yang menyambutnya. Ia mengatakan, "Sebelum jagung berbunga, Indonesia pasti merdeka." Sejarawan Dr Rushdi Husein memberikan kepada saya kliping koran Asia Raja, 16 Agustus 1945, dan di situ ada wawancara dengan Soekarno-Hatta. Antara lain mereka bilang: "Dalam perjalanan pulang kami berjumpa dengan Letnan Kolonel Ibrahim Yaacob dan beberapa opsir Giyuugun lainnya, dan berjumpa pula dengan Dr Gaos Mahjoedin. Mereka menyatakan bahwa rakyat di tanah Melayu ingin bersatu dalam negara Indonesia."
Ibrahim Yaacob, pemimpin Kesatuan Melayu Muda (KMM) yang didirikan, 1938, lahir pada 1911 di Temerloh, Pahang. Leluhurnya berasal dari Bugis. Lulus dari Sultan Idris Training College, 1931, pada usia 29 tahun Ibrahim menjelma sebagai nasionalis radikal yang mengagumi Soekarno. Pada 1941 dengan bantuan uang dari Konsul Jenderal Jepang di Singapura, Ibrahim membeli surat kabar Melayu di Singapura Warta Malaya. Ketika pecah Perang Pasifik 7 Desember 1941, Ibrahim bersama 110 anggota KMM dipenjarakan oleh Inggris. Tentara Jepang mendarat di pantai timur semenanjung Melayu dan pemuda-pemuda dari KMM menjadi pandu penunjuk jalan dan juru bahasa bagi tentara Jepang. Sebagaimana Jepang di Jawa membentuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan di Sumatera, Giyuugun, maka juga di Malaya dibentuk Giyuugun. Ibrahim dilatih selama enam bulan dan sebelum Juni 1944 dia dilantik sebagai Komandan Giyuugun dengan pangkat Letnan Kolonel. Demikian Cheah Boon Kheng dalam makalahnya. Pada bulan-bulan awal 1945, kelompok KMM yang diilhami oleh perkembangan politik di Pulau Jawa, di mana Soekarno diberi ruang gerak lebih luas, menyusul janji kemerdekaan oleh PM Koiso 7 September 1944, menghidupkan cita-cita pan-Indonesia merdeka dan mulai memberikan dukungan kepada gagasan Indonesia Raya. Untuk menjamin bahwa Malaya dimasukkan ke dalam program Indonesia untuk kemerdekaan, Ibrahim mengutus tiga wakilnya ke Jakarta untuk bertemu dengan Soekarno. Di Jakarta, Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia membicarakan tapal batas negara Indonesia mendatang, apakah berupa bekas Hindia Belanda, atau bekas Hindia Belanda ditambah dengan Malaya, Niauw Guinea, Borneo Utara dan Timor Timur Portugis. Ataukah bekas Hindia Belanda minus Niauw Guinea. Muhammad Yamin menganjurkan alternatif kedua, yakni Indonesia Raya. Soekarno setuju dan pada pemungutan suara 39 dari 62 anggota Badan tersebut memilih Indonesia Raya.
Pada 8 Agustus 1945, satu delegasi Indonesia terdiri dari Soekarno, Hatta, dan Radjiman, pergi ke Saigon menemui Marsekal Terauchi. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia pada 13 Agustus delegasi itu mampir di Taiping dan di sana bertemu dengan Ibrahim Yaacob, yang memberitahukan kepada Soekarno dan Hatta bahwa orang-orang Melayu ingin mencapai kemerdekaan bagi Malaya (tidak termasuk Singapura) di dalam rangka Indonesia Raya. Dia mengusulkan agar kemerdekaan Malaya juga diumumkan akhir Agustus. Soekarno yang duduk di samping Hatta terharu oleh antusiasme Ibrahim. Dijabatnya tangan Ibrahim, lalu berkata "Mari kita ciptakan satu tanah air bagi mereka dari keturunan Indonesia". Ibrahim menjawab "Kami orang Melayu akan setia menciptakan ibu negeri dengan menyatukan Malaya dengan Indonesia yang merdeka. Kami orang- orang Melayu bertekad untuk menjadi orang Indonesia".
Semua itu tidak sampai terjadi. Jepang kalah perang dan menyerah 15 Agustus. Ibrahim diperintahkan untuk membubarkan Giyuugun. Cita-cita Indonesia Raya ambruk. Tanggal 19 Agustus dengan pesawat Jepang Ibrahim terbang ke Jakarta bersama istrinya, iparnya Onan Haji Siraj dan Hassan Hanan. Setibanya di Jakarta, Soekarno mengatakan kepada Ibrahim bahwa gagasan memasukkan Malaya tidak mudah karena kita harus berkelahi dengan Inggris dan Belanda, pada waktu yang bersamaan. Tapi, Soekarno menyarankan agar Ibrahim dan rekan-rekannya bergabung dalam perjuangan di Jawa untuk mencapai cita-cita Indonesia Raya. Sejak itu Ibrahim mengalami hidup sebagai seorang yang diasingkan, dan baru 1973 dia menginjakkan kakinya lagi di bumi Malaysia. Sebelum itu, dia tidak bisa kembali, karena dilarang oleh pemerintah Malaysia. Pada November 1955, kurang lebih dua tahun sebelum Malaya merdeka, Tengku Abdul Rachman sebagai Chief Minister Malaya mengunjungi Jakarta atas undangan Presiden Soekarno. Ibrahim bertemu secara informal dengan Tengku, waktu itu, tapi pendirian mereka sangat berbeda. Tengku mau Malaya merdeka dalam Commonwealth Inggris. Ibrahim mau Malaya merdeka melalui bergabung dengan Indonesia dalam rangka Indonesia Raya. Di bawah perlindungan Soekarno, Ibrahim diangkat sebagai anggota parlemen Indonesia di mana dia dikenal sebagai Iskandar Kamel. Ketika Soekarno jatuh dari kekuasaan, pasca-G-30-S, 1965, Ibrahim melepaskan politik dan memulai Bank Pertiwi di mana dia jadi Dirut sampai tutup usia di Jakarta, 8 Maret 1979. Ibrahim Yaacob dimakamkan di Kalibata sebagai tanda bahwa Indonesia menghormatinya sebagai seorang patriot. Inilah kisah Ibrahim Yaacob, pemimpin Melayu yang bertemu dengan Soekarno-Hatta di Taiping Agustus 1945 untuk membicarakan cita-cita Indonesia Raya yang tidak pernah terwujud.
*Penulis adalah wartawan senior. *foto : pertemuan Taiping. *Tulisan dari Suara Pembaruan 26 Agustus 2008

◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Liputan Sejarah Indonesia: 2008 Template by Bamz | Publish on Bamz Templates