Selasa, 21 Februari 2012

Pak Soehoed pendamping Pak Latif


Siapakah Pak Soehoed Sastro Koesoemo itu ? Beliau adalah salah seorang pengibar bendera pusaka saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Tepatnya sebagai pendamping Pak latif Hendraningrat. Bagaimana ceritanya soal peristiwa Proklamasi ini ? Soediro (Mantan Walikota Jakarta tahun 50-an), saat tahun 1945 menjabat wakil kepala barisan Pelopor, bercerita. Sejak tanggal 14 Agustus 1945, dia menugaskan Soehoed (Foto diatas, tampak dalam proklamasi foto sebagai seorang pemuda bercelana pendek) dan beberapa orang pelopor istimewa untuk menjaga keluarga Soekarno. Pada tanggal 16 Agustus 1945 subuh, Soehoed melaporkan bahwa telah datang Soekarni dan Chaerul Saleh dan kawan-kawannya. Soehoed tidak curiga karena Caherul juga anggota pelopor istimewa. Demikian juga ketika Soekarno sekeluarga dibawa pergi tidak ada kecurigaan sebagai peristiwa penculikan. Pada mereka timbul semangat lagi ketika Soekarno kembali pada tanggal 16 Agustus 1945 malam hari. Berkaitan dengan perintah Dr Muwardi (pimpinan barisan Pelopor Jakarta) untuk melakukan persiapan upacara 17 Agustus 1945, Soediro memanggil para pembantunya untuk turut menyebarkan akan adanya acara sangat penting pada tanggal 17 Agustus 1945. Misalnya K.Gunadi diserahkan tugas untuk menyampaikan instruksi tertulis yang ditujukan pada para anggota barisan pelopor istimewa dan eksponen barisan pelopor lainnya. Sedangkan Daitai-daitai (pimpinan di kawedanaan) dan Cutai-cutai (pimpinan dikecamatan) banyak yang sudah dihubungi sendiri, secara pertilpun atau perkurir. Instruksinya antara lain, berkumpul dilapangan Ikada tanpa membawa panji pelopor pada jam 11.00 untuk keperluan menghadiri upacara penting. Ketika dengan bersepeda Soediro pagi harinya menuju Ikada, dia heran karena melihat disitu banyak Jepang bersenjata. Timbul pertanyaan dibenaknya, apakah berita sudah bocor ? Dia lalu menghubungi Dr Muwardi dirumahnya dan dari penjelasan Dr Muwardi ternyata Proklamasi tidak jadi di Ikada tapi dirumah Soekarno. Maka dengan cepat disebarkanlah pembetulan informasi bahwa pelaksanaan proklamasi dipindahkan di Pegangsaan Timur 56. Kepada Soehoed diperintahkan untuk menyiapkan tiang bendera tepat dimuka kamar depan, hanya beberapa meter dari teritis rumah. Setelah itu Soediro pulang kerumahnya sebentar. Ketika dia kembali dilihatnya telah hadir walikota Soewirjo, Dr Muwardi, Mr Wilopo, Mr Abdul Gafar Pringgodigdo, Tabrani, SK Trimurti dan masih banyak lagi. Tidak tampak wajah Wikana, Soekarni, Chaerul Saleh maupun Adam Malik. Dimuka beranda rumah sudah terpasang mikrofon dan versterker (amplifier) yang disewa dari Gunawan pemilik perusahaan jasa penyewaan sound system “Radio Satrija” yang beralamat dijalan Salemba Tengah no.24. Acara proklamasi sederhana ini mengikuti mata acara yang dipersiapkan yaitu : Pembacaan proklamasi oleh Soekarno disambung pidato singkat. Pengerekan bendera merah putih, Sambutan Soewirjo dan Sambutan Dr Muwardi. Pada acara yang terjadi, pertama, Soekarno membaca Proklamasi yang sudah diketik Sajuti Melik dan telah ditandatangani Soekarno-Hatta. Kemudian Soekarno berpidato singkat tanpa teks . Setelah itu beliau berdoa seraya mengangkat kedua telapak tangannya. Untuk pengerekan bendera awalnya diminta kesediaan Trimurti, tapi dia menolak lalu mengusulkan sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Maka Latif Hendraningrat, yang masih memakai seragam lengkap PETA, maju kedepan sampai dekat tiang bendera. Soehoed didampingi seorang pemudi muncul dari belakang membawa sebuah baki nampan berisi bendera Merah Putih (bendera pusaka yang dijahit Fatmawati beberapa waktu sebelumnya). Maka dikereklah bendera tersebut oleh Latif dibantu Soehoed. Setelah berkibar, spontan hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Melihat foto Proklamasi, nampak membelakangi lensa Fatmawati dan Trimurti. Tampak Soekarno bersama Hatta lebih maju dari tempat berdiri saat pembacaan proklamasi. Sebuah foto lain yang diambil dari belakang Soekarno, menggambarkan para hadirin lainnya yang berdiri dekat tiang bendera. Mereka terdiri dari para pemuda-mahasiswa Ika dai Gakku. Pada acara ketiga, Soewirjo yang dizaman Jepang sudah menjabat wakil walikota berpidato. IPPHOS juga mengabadikan peristiwa ini. Namun sampai hari ini tiada dokumen yang menjelaskan apa yang diucapkan Soewirjo. Demikian juga tidak ditemukannya naskah pidato Dr Muwardi yang akan mengisi acara keempat (ada cerita kalau beliau membacakan preambul UUD). Setelah upacara selesai berlangsung, tiba-tiba masuk sambil berlari kurang lebih 100 orang anggota pelopor yang dipimpin S.Brata. Mereka tidak tahu terjadinya perubahan tempat, sehingga ketinggalan acara. Namun menuntut terus agar Soekarno membacakan lagi Proklamasi. Akhirnya Soekarno yang sudah masuk kamar, keluar lagi dan menjelaskan melalui mikrofon bahwa pembacaan Proklamasi tidak dapat diulang. Karena masih kurang puas mereka minta kepada Hatta untuk memberikan amanat singkat. Hatta kemudian meluluskannya . Yang juga terlambat adalah Dr Radjiman Wedjodiningrat dan beberapa anggota PPKI. Setelah acara selesai, Soediro dan Dr Muwardi memilih 6 orang anggota barisan pelopor istimewa, pelatih pencak silat menjadi pengawal Soekarno-Hatta Kelompok ini dipimpin oleh Soemartojo. Sampai selesainya proklamasi fihak Jepang tidak menyadari apa yang telah terjadi. Mereka baru datang setelah Hatta pulang kerumahnya. Tiga orang perwira Jepang yang datang ini mengaku diutus Gunseikanbu (kepala pemerintahan militer Jepang) untuk melarang Proklamasi. Tapi Soekarno yang menghadapinya dengan tenang, menjawab bahwa Proklamasi sudah dilaksanakan. (diambil dari berbagai sumber sekitar Proklamasi) Foto: Pak Soehoed saat sebagai staf dekat Jenderal Soedirman tahun 1946-1947.

Selasa, 14 Februari 2012

ADVOCATES OF CHANGE


ADVOCATES OF CHANGE
Advocate adalah pengacara, tapi Advocates terjemahannya Penyokong atau Penganjur. Advocates of Change artinya Penyokong Perubahan. Sering lebih ekstrimnya dikatakan Agent of Change (Agen perubahan). Maksudnya tentu seorang tokoh yang mampu melakukan perubahan.
Tadi, baru saja setelah acara Editorial di Metro TV (20 Juni 2011), ditayangkan mata acara Advocates of Change. Tokohnya adalah Margaret Tatcher, mantan Perdana Menteri Inggris era 80-an. Dalam tayangan itu Wanita Besi ini dipuji sebagai sosok pemimpin Inggris yang berhasil. Apakah demikian ? Paling tidak itulah opini yang muncul pada wanita yang memenangkan 3 kali pemilihan itu.
Keprihatinan saya terjadi, karena pada acara sebelumnya Editorial, terkesan kala Presiden SBY adalah Presiden RI keenam yang paling menderita karena dianggap tidak punya kemampuan sebagai pemimpin. Pasalnya soal Ruyati binti Sapubi, TKI di Saudi Arabia yang sudah di pancung dimana muncul opini kalau Pemerintah tidak berbuat apa-apa. Apa betul begitu ? Paling tidak inilah kesan masyarakat yang sudah gandrung pada kebebasan pers ini. Walhasil SBY dicitrakan seolah sebagai pemimpin yang serba bersikap dan bertindak salah. Membaca Kompas.Com(http://internasional.kompas.com/read/2011/06/19/11014581/Ruyati) : Eksekusi mati terhadap PRT Migran Indonesia Ruyati binti Sapubi di Saudi Arabia adalah bentuk keteledoran pemerintah melakukan diplomasi. Eksekusi mati ini bukti pidato Presiden SBY pada sidang ILO ke-100 pada 14 Juni 2011 mengenai perlindungan PRT migran di Indonesia hanya buaian saja. Bukan main opini ini rasanya belum pernah terjadi pada Presiden RI pada waktu sebelumnya. Apakah tidak ada pemimpin kita yang lebih baik dari ini ? lalu apakah ini hanya kesalahan pribadi atau sistem ? Mungkin salah satu atau keduanya barangkali ? Hampir tidak ada anggota masyarakat yang mempersoalkan Ruyati sebagai “The Killer”, lebih terkesan dia sebagai “Indonesian Hero”…..Bukan main..
Saya teringat pada kepemimpinan Sjahrir. Dikala RI baru saja merdeka pada tahun 1946. Saat itu juga terjadi krisis kepeimpinan. Soekarno masih dianggap pemimpin gagal karena citra sebagai antek Jepang atau Quisling. Lebih-lebih kepercayaan oleh pihak sekutu sebagai pemenang perang dunia ke II pada RI kurang mendasar. Kabinet pertama RI sudah tidak dipercaya lagi. Padahal itu adalah pemerintah yang legitimate artinya sesuai dengan UUD 1945 dimana kabinet pemerintah adalah kabinet Presidensiel dan penetapan Presiden dan Wakil Presiden oleh PPKI dimana akhirnya memungkinkan oleh Presiden diangkatnya para Menteri atau para pembantunya. Cilakanya para pembantunya itu sudah dicap sebagai antek Jepang juga. Ini semua mengalami perubahan saat saat sidang KNIP (Komiten Nasional Indonesia Pusat) pertama pada bulan Oktober 1945 dimana secara demokratis mengusulkan Maklumat Pemerintah no.X, soal perubahan KNIP yang awalnya sekedar badan pembantu Presiden menjadi badan legislatif alias sebuah perlemen Indonesia. Saat itu juga dibentuk BP KNIP (Badan Pekerja) . Sebagai ketua BP KNIP Sjahrir yang terpilih secara demokratis juga, mulai beraksi. Antara lain membuat sejumlah rancangan undang-undang misalnya usul BP KNIP no.5 yaitu soal pertanggung jawaban menteri-menteri kepada parlemen. Dengan tidak disadari maka berubahlah konstitusi UUD 1945 itu. Tapi semua ini menguntungkan Presiden juga. Lebih-lebih karena keadaan kemudian untuk itu dibentuk jabatan Menteri Pertama alias Prdana Menteri. Dan PM itu adalah Sjahrir.
Saya utarakan ini bukan karena kejadian itu merupakan Das Sollen (adalah segala sesuatu yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bersikap) tapi lebih kepada Das Sein (adalah merupakan peristiwa konkrit yang terjadi). Jadi kenyataannya memang demikianlah yang terjadi yang tertulis dalam sejarah Indonesia. Tapi hal tersebut rupanya sangat menolong. Pemerintahan bisa berjalan dimana tugas dan tanggung jawab Kepala Negara (Presiden) bisa dibagi-bagi. Sasaran serangan politik sekutu termasuk kaum yang anti pemerintah bisa ditangkis. Presiden tidak lagi sendirian dan babak belur. Semua orang tahu bahwa arsitek perubahan ini adalah Sjahrir. Namun dibawah bayang-bayang Soekarno.
Lalu apa kira-kira yang bisa dilakukan SBY agar tidak terperosok dalam lubang yang sama. Artinya tidak menyerah pada kebijakan menghadapi soal Korupsi, TKI, Politik Partai sampai Lapindo dan segala tek-tek bengek lainnya ? Mungkin seperti Sjahrir antara lain membagi peran pada menteri-menterinya barangkali. Biarin saja Muhaimin atau Marti menghadap DPR sendiri soal TKI di Saudi. Kalau itu sudah dilakukan kemarin…sudah cukup baik, tapi itu kan baru mendengar pendapat !. Tanggung jawab sih kembaliin aja pada Presiden. Habis perkara….lalu tiarap. Yang bener aja…kesian kan sang Presiden.
Mungkin memang perlu dilahirkan orang sebagai Presiden yang bukan hanya bijaksana tapi juga berani tanpa keragu-raguan. Soekarno dan Soeharto telah menunjukkan kemampuannya meskipun untuk itu perlu memberlakukan sistim yang otoriter dan membrangus pers. Habis perkara……

Minggu, 05 Februari 2012

Budaya dan Politik

Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.

Bagian-bagian Budaya Politik

Secara umum budaya politik terbagi atas tiga :

    1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif)
    2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)
    3. Budaya politik partisipatif (aktif)

Tipe Budaya Politik

1. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius.
2. Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
3. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.

Budaya politik yang berkembang di indonesia == Gambaran sementara tentang budaya politik Indonesia, yang tentunya haruus di telaah dan di buktikan lebih lanjut, adalah pengamatan tentang variabel sebagai berikut :

    a. Konfigurasi subkultur di Indonesia masih aneka ragam, walaupun tidak sekompleks yang dihadapi oleh India misalnya, yang menghadapi masalah perbedaan bahasa, agama, kelas, kasta yang semuanya relatif masih rawan/rentan.
    b. Budaya politik Indonesia yang bersifat Parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di lain pihak, di satu segi masa masih ketinggalan dalam mempergunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab politiknya yang mungkin di sebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan ikatan primordial.
    c. Sikap ikatan primordial yang masih kuat berakar, yang di kenal melalui indikatornya berupa sentimen kedaerahan, kesukaan, keagamaan, perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu; purutanisme dan non puritanisme dan lain-lain.
    d. kecendrungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan sifat patrimonial; sebagai indikatornya dapat di sebutkan antara lain bapakisme, sikap asal bapak senang.
    e. Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.

Budaya Politik Indonesia

    a. Hirarki yang Tegar/Ketat

Masyarakat Jawa, dan sebagian besar masyarakat lain di Indonesia, pada dasarnya bersifat hirarkis. Stratifikasi sosial yang hirarkis ini tampak dari adanya pemilahan tegas antara penguasa (wong gedhe) dengan rakyat kebanyakan (wong cilik). Masing-masing terpisah melalui tatanan hirarkis yang sangat ketat. Alam pikiran dan tatacara sopan santun diekspresikan sedemikian rupa sesuai dengan asal-usul kelas masing-masing. Penguasa dapat menggunakan bahasa 'kasar' kepada rakyat kebanyakan. Sebaliknya, rakyat harus mengekspresikan diri kepada penguasa dalam bahasa 'halus'. Dalam kehidupan politik, pengaruh stratifikasi sosial semacam itu antara lain tercemin pada cara penguasa memandang diri dan rakyatnya.

    b. Kecendrungan Patronage

Pola hubungan Patronage merupakan salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia.Pola hubungan ini bersifat individual. Dalam kehidupan politik, tumbuhnya budaya politik semacam ini tampak misalnya di kalangan pelaku politik. Mereka lebih memilih mencari dukungan dari atas daripada menggali dukungn dari basisnya.

    c. Kecendrungan Neo-patrimoniaalistik

    Salah satu kecendrungan dalam kehidupan politik di Indonesia adalah adanya kecendrungan munculnya budaya politik yang bersifat neo-patrimonisalistik; artinya meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik zeperti birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.

Ciri-ciri birokrasi modern:

a) Adanya suatu struktur hirarkis yang melibatkan pendelegasian wewenang dari atas ke bawah dalam organisasi
b) Adanya posisi-posisi atau jabatan-jabatan yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tegas
c) Adanya aturan-aturan, regulasi-regulasi, dan standar-standar formalyang mengatur bekerjanya organisasi dan tingkah laku anggotanya
d) Adanya personel yang secara teknis memenuhi syarat, yang dipekerjakan atas dasar karier, dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan.

Tunggu Artikel tentang " DINAMISASI BUDAYA POLITIK DI KABUPATEN BONE "

Sabtu, 04 Februari 2012

Gambaran Umum Kabupaten Bone


MAKNA KATA " BONE" MENURUT BAHASA BUGIS

Bone dahulu disebut TANAH BONE. Berdasarkan LONTARAK bahwa nama asli Bone adalah PASIR, dalam bahasa bugis dinamakan Bone adalah KESSI (pasir). Dari sinilah asal usul sehingga dinamakan BONE. Adapun bukit pasir yang dimaksud kawasan Bone sebenarnya adalah lokasi Bangunan Mesjid Raya sekarang ini letaknya persis di Jantung Kota Watampone Ibu Kota Kabupaten Bone tepatnya di Kelurahan Bukaka. Kabupaten Bone adalah Suatu Kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu sejak adanya ManurungngE Ri Matajang pada awal abad XIV atau pada tahun 1330. ManurungngE Ri Matajang bergelar MATA SILOMPO’E sebagai Raja Bone Pertama memerintah pada Tahun 1330 – 1365. Selanjutnya digantikan Turunannya secara turun temurun hingga berakhir Kepada ANDI PABBENTENG sebagai Raja Bone ke– 33 Diantara ke – 33 Orang Raja yang telah memerintah sebagai Raja Bone dengan gelar MANGKAU, terdapat 7 (tujuh) orang Wanita.

Struktur Pemerintahan Kerajaan Bone dahulu terdiri dari :

• ARUNG PONE (Raja Bone) bergelar MANGKAU

• MAKKEDANGNGE TANAH ( Bertugas dalam bidang hubungan/urusan dengan kerajaan lain (Menteri Luar Negeri)

• TOMARILALENG (Bertugas dalam Bidang urusan dalam daerah Kerajaan lain (Meteri dalam Negeri)

• ADE PITU (Hadat Tujuh)

Terdiri dari Tujuh orang, merupakan Pembantu Utama/Pemimpin Pemerintahan di Kerajaan Bone, masing-masing :

1. ARUNG UJUNG

Bertugas mengepalai Urusan Penerangan Kerajaan Bone.

2. ARUNG PONCENG

Bertugas mengepalai Urusan Kepolisian/Kejaksaan dan Pemerintaha.

3. ARUNG T A’

Bertugas mengepalai Urusan Pendidikan, dan mengetuai Urusan perkara Sipil.

4. ARUNG TIBOJONG

Bertugas mengepalai Urusan perkara/Pengadilan Landschap/ badat besar dan mengawasi urusan perkara Pengadilan Distrik/ badat kecil.

5. ARUNG TANETE RIATTANG

Bertugas mengepalai memegang Kas Kerajaan, mengatur Pajak dan Pengawasan Keuangan.

6. ARUNG TANETE RIAWANG

Bertugas mengepalai Pekerjaan Negeri (Landschap Werken-LW) Pajak Jalan dan Pengawas Opzichter.

7. ARUNG MACEGE

Bertugas mengepalai Urusan Pemerintahan Umum dan Perekonomian.

•PONGGAWA (Panglima Perang )Bertugas dibidang Pertahanan Kerajaan Bone dengan membawahi 3 (tiga) perangkat masing-masing :

1. ANREGURU ANAKARUNG

Bertugas mengkoordinir para anak Bangsawan berjumlah 40 (Empat puluh) orang bertugas sebagai pasukan elit Kerajaan.

2. PANGULU JOA

Bertugas mengkoordinir pasukan dari rakyat Tana Bone yang disebut Passiuno artinya : pasukan siap tempur dimedan perang setiap saat; rela mengorbankan jiwa raganya demi tegaknya Kerajaan Bone dari gangguan Kerajaan lain.

3. DULUNG (Panglima Daerah)

Bertugas mengkoordinir daerah Kerajaan bawahan, di Kerajaan Bone terdapat 2 (dua) Dulung (Panglima Daerah) yakni Dulungna Ajangale dari kawasan Bone Utara dan Dulungna Awang Tangka dari Bone Selatan.

a.JENNANG (Pengawas)

Berfungi mengawasi para Petugas yang menangani bidang pengawasan baik dalam lingkungan istana, maupun dengan daerah/ kerajaan bawahan.

b.KADHI (Ulama) Perangkatnya terdiri dari Imam, Khatib, Bilal, dan lain-lain, bertugas sebagai Penghulu Syara dalam Bidang Agama Islam, Keberadaan Kadhi (Ulama) di Kerajaan Bone ini senantiasa bekerja sama demi kemaslahatan rakyat, bahkan Raja Bone(Mangkau) meminta Fatwa kepada Kadhi khususnya menyangkut hukum islam.

c.BISSU ( Waria) Bertugas merawat benda – benda Kerajaan. Disamping melaksanakan pengobatan tradisional, juga bertugas dalam kepercayaan kepada Dewata SeuuwaE. Setelah masuknya Agama Islam di Kerajaan Bone, kedudukan Bissu di non aktifkan. Waktu bergulir terus maka pada tahun 1905 Kerajaan Bone di kuasai oleh Penjajah Belanda. Kemudian atas persetujuan Dewan Ade PituE Ri Bone nama LALENG BATA sebagai Ibu Kota Kerajaan Bone diganti namanya menjadi WATAMPONE sampai sekarang. Pada tanggal 2 Desember 1905 oleh Pemerintah Belanda di Jakarta menetapkan bahwa adapun pengertian TELLUMPOCCOE ( Tri Aliansi) di Sulawesi Selatan ialah : Bone, Wajo dan Soppeng. Disatukan dalam satu sistem pemerintahan yang dinamakan AFDELING. Dimana Afdeling Bone dibagi menjadi 3 (tiga) bagian dengan nama Onder Afdeling masing-masing :

1. Onder Afdeling Bone Utara Ibu Kotanya Pompanua, Ibu kota Afdeling ini ditempati oleh Asisten Residen.

2. Onder Afdeling Bone Tengah Ibu Kotanya Watampone diperintah oleh Controler.

3. Onder Afdeling Bone Selatan Ibu kotanya Mare diperintah Oleh Aspiran Controler.

Pada tahun 1944 ketika tentara Jepang semakin terdesak oleh Sekutu,Jepang berusaha mengajak rakyat untuk membela Tanah Airnya. Jika di Pulau Jawa dan daerah lainnya terbentuk oleh suatu Wadah untuk menghimpun rakyat untuk mencapai Kemerdekaan, maka di Tana Bone dibentuk suatu Organisasi yang dikenal dengan nama SAUDARA kepanjangan dari SUMBER DARAH RAKYAT. SAUDARA ini dibentuk adalah merupakan persiapan Badan persetujuan yang sesungguhnya berjuang untuk mencegah kembali penjajahan Belanda di Indonesia. Kabupaten Bone setelah lepas dari Pemerintahan Kerajaan, sampai saat ini tercatat 13 (tiga belas) Kepala Daerah di beri kepercayaan untuk mengembang amanah pemerintahan di Kabupaten Bone masing-masing :

1. Andi Pangeran Petta Rani

Kepala Afdeling/ Kepala Daerah Tahun 1951 sampai dengan tanggal 19 Maret 1955.

2. Ma’Mun Daeng Mattiro

Kepala Daerah tanggal 19 Maret 1955 sampai dengan 21 Desember 1957.

3. H.Andi Mappanyukki

Kepala Daerah/ Raja Bone tanggal 21 Desember 1957 sampai dengan 21 1960.

4. Kol. H.Andi Suradi

Kepala Daerah tanggal 21 M e i l960 sampai dengan 01 Agustus 1966.

5. Andi Baso Amir

Kapala Daerah Tanggal 02 Maret 1967 sampai dengan 18 Agustus 1970.

6. Kol. H. Suaib

Bupati Kepala Daerah tanggal 18 – 08 - 1970 sampai dengan 13 Juli 1977.

7. Kol.H.P.B.Harahap

Bupati Kepala Daerah tanggal 13 Juli 1977 sampai dengan 22 Pebruari 1982.

8. Kol.H.A.Made Alie

PGS Bupati Kepala Daerah tanggal 22 Pebruari 1982 sampai dengan 6 April 1982 sampai dengan 28 Maret 1983.

9. Kol.H.Andi Syamsul Alam

Bupati Kepala Daerah tanggal 28 Maret 1983 sampai dengan 06 April 1988.

10. Kol.H.Andi Sjamsul Alam

Bupati Kepala Daerah tanggal 06 April 1988 sampai dengan 17 April l993.

11. Kol. H.Andi Amir

Bupati Kepala Daerah tanggal 17 April 1993 Sampai 2003

12. H. A. Muh. Idris Galigo,SH (Bupati Terpilih 2003-2013)

A.Sejarah Berdirinya Kabupaten Bone

Kerajaan Tana Bone dahulu terbentuk pada awal abad ke- IV atau pada tahun 1330, namun sebelum Kerajaan Bone terbentuk sudah ada kelompok-kelompok dan pimpinannya digelar KALULA Dengan datangnya LA UBBI yang digelar TO MANURUNG ( Manurungge Ri Matajang ) atau MATA SILOMPO-E. maka terjadilah penggabungan kelompok-kelompok tersebut termasuk Cina, Barebbo, Awangpone dan Palakka. Pada saat pengangkatan TO MANURUNG MATA SILOMPO- E menjadi Raja Bone, terjadilah kontrak pemerintahan berupa sumpah setia antara rakyat Bone dalam hal ini diwakili oleh penguasa Cina dengan 10 MANURUNG , sebagai tanda serta lambang kesetiaan kepada Rajanya sekaligus merupakan pencerminan corak pemerintahan Kerajaan Bone diawal berdirinya. Disamping penyerahan diri kepada Sang Raja juga terpatri pengharapan rakyat agar supaya menjadi kewajiban Raja untuk menciptakan keamanan, kemakmuran, serta terjaminnya penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat. Adapun teks Sumpah yang diucapkan oleh penguasa Cina mewakili rakyat Bone berbunyi sebagai berikut ;

“ ANGIKKO KURAUKKAJU RIYAAOMI’RI RIYAKKENG

KUTAPPALIRENG ELOMU ELO RIKKENG ADAMMUKKUWA MATTAMPAKO

KILAO.. MALIKO KISAWE. MILLAUKO KI ABBERE.

MUDONGIRIKENG TEMMATIPPANG. MUAMPPIRIKKENG

TEMMAKARE. MUSALIMURIKENG TEMMADINGING “

Terjemahan bebas ;

“ ENGKAU ANGIN DAN KAMI DAUN KAYU, KEMANA BERHEMBUS KESITU

KAMI MENURUT KEMAUAN DAN

KATA-KATAMU YANG JADI DAN BERLAKU ATAS KAMI, APABILA ENGKAU

MENGUNDANG KAMI MENYAMBUT

DAN APABILA ENGKAU MEMINTA KAMI MEMBERI, WALAUPUN ANAK

ISTRI KAMI JIKA TUANKU TIDAK SENANGI KAMIPUN TIDAK

MENYENANGINYA, TETAPI ENGKAU MENJAGA KAMI AGAR TENTRAM,

ENGKAU BERLAKU ADIL MELINDUNGI AGAR KAMI MAKMUR

DAN SEJAHTERA ENGKAU SELIMUTI KAMI AGAR TIDAK KEDINGINAN ‘

Budaya masyarakat Bone demikian Tinggi mengenai sistem norma atau adat berdasarkan Lima unsur pokok masing-masing : Ade, Bicara, Rapang, Wari dan Sara yang terjalin satu sama lain, sebagai satu kesatuan organis dalam pikiran masyarakat yang memberi rasa harga diri serta martabat dari pribadi masing-masing. Kesemuanya itu terkandung dalam satu konsep yang disebut “ SIRI “merupakan integral dari ke Lima unsur pokok tersebut diatas yakni pangadereng ( Norma adat), untuk mewujudkan nilai pangadereng maka rakyat Bone memiliki sekaligus mengamalkan semangat/budaya ;

SIPAKATAU artinya : Saling memanusiakan , menghormati / menghargai harkat dan martabat kemanusiaan seseorang sebagai mahluk ciptaan ALLAH tanpa membeda - bedakan, siapa saja orangnya harus patuh dan taat terhadap norma adat/hukum yang berlaku.

SIPAKALEBBI artinya : Saling memuliakan posisi dan fungsi masing-masing dalam struktur kemasyarakatan dan pemerintahan, senantiasa berprilaku yang baik sesuai dengan adat dan budaya yang berlaku dalam masyarakat

SIPAKAINGE artinya: Saling mengingatkan satu sama lain, menghargai nasehat, pendapat orang lain, manerima saran dan kritikan positif dan siapapun atas dasar kesadaran bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kekhilafan Dengan berpegang dan berpijak pada nilai budaya tersebut diatas, maka system pemerintahan Kerajaan Bone adalah berdasarkan musyawarah mufakat. Hal ini dibuktikan dimana waktu itu kedudukan ketujuh Ketua Kaum ( Matoa Anang ) dalam satu majelis dimana MenurungE sebagai Ketuanya Ketujuh Kaum itu diikat dalam satu ikatan persekutuan yang disebut KAWERANG, artinya Ikatan Persekutuan Tana Bone. Sistem Kawerang ini berlangsung sejak ManurungE sebagai Raja Bone pertama hingga Raja Bone ke IX yaitu LAPPATAWE MATINROE RI BETTUNG pada akhir abad ke XVI.

Pada tahun 1605 Agama Islam masuk di Kerajaan Bone dimasa pemerintahan Raja Bone ke X LATENRI TUPPU MATINROE RI SIDENRENG. Pada masa itu pula sebuatan Matoa Pitu diubah menjadi Ade Pitu ( Hadat Tujuh ), sekaligus sebutan MaTOA MENGALAMI PULA PERUBAHAN MENJADI Arung misalnya Matua Ujung disebut Arung Ujung dan seterusnya. Demikian perjalanan panjang Kerajaan Bone, maka pada bulan Mei 1950 untuk pertama kalinya selama Kerajaan Bone terbentuk dan berdiri diawal abad ke XIV atau tahun 1330 hingga memasuki masa kemerdekaan terjadi suatu demonstrasi rakyat dikota Watampone yaitu menuntut dibubarkannya Negara Indonesia Timur, serta dihapuskannya pemerintahan Kerajaan dan menyatakan berdiri dibelakang pemerintah Republik Indonesia Beberapa hari kemudian para anggota Hadat Tujuh mengajukan permohonan berhenti.

Disusul pula beberapa tahun kemudian terjadi perubahan nama distrik/onder distrik menjadi KECAMATAN sebagaimana berlaku saat ini. Pada tanggal 6 April 1330 melalui rumusan hasil seminar yang diadakan pada tahun 1989 di Watampone dengan diperkuat Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Bone No.1 Tahun 1990 Seri C, maka ditetapkanlah tanggal 6 April 1330 sebagai HARI JADI KABUPATEN BONE dan diperingati setiap tahun .

B.Letak Geografi dan Potensi Alam

Daerah Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Propinsi Sulawesi Selatan, secara Geografis letaknya sangat strategis karena adalah pintu gerbang pantai timur Sulawesi Selatan yang merupakan pantai Barat Teluk Bone memiliki garis pantai yang cukup panjang membujur dari Utara ke Selatan menelusuri Teluk Bone tepatnya 174 Kilometer sebelah Timur Kota Makassar, luas wilayah Kabupaten Bone 4,556 KM Bujur Sangkar atau sekitar 7,3 persen dari luas Propinsi Sulawesi Selatan, didukung 27 Kecamatan, 333 Desa dan 39 Kelurahan, dengan jumlah penduduk 648,361 Jiwa.

Kabupaten Bone berbatasan dengan daerah-daerah sebagai berikut ;

- Sebelah Utara Kabupaten Wajo

- Sebelah Selatan Kabupaten Sinjai

- Sebelah Barat Kabupaten Soppeng, Maros, Pangkep dan Barru

- Sebelah Timur adalah Teluk Bone yg menghubungkan Propinsi SulawesiTenggara

Untuk jelasnya 27 Kecamatan di Kabupaten Bone dicantumkan sebagai berikut ;

1. Kecamatan Tanete Riattang

2. Kecamatan Tanete Riattang Barat

3. Kecamatan Tanete Riattang Timur

4. Kecamatan Palakka

5. Kecamatan Awangpone

6. Kecamatan SibuluE

7. Kecamatan Barebbo

8. Kecamatan Ponre

9. Kecamatan Cina

10. Kecamatan Mare

11. Kecamatan Tonra

12. Kecamatan Salomekko

13. Kecamatan Patimpeng

14. Kecamatan Kajuara

15. Kecamatan Kahu

16. Kecamatan Bontocani

17. Kecamatan Libureng

18. Kecamatan Lappariaja

19. Kecamatan Bengo

20. Kecamatan Lamuru

21. Kecamatan Tellu LimpoE

22. Kecamatan Ulaweng

23. Kecamatan Amali

24. Kecamatan Ajangale

25. Kecamatan Dua BoccoE

26. Kecamatan Tellu SiattingE

27. Kecamatan Cenrana

C. Topografi

Kalau kita amati Kabupaten Bone termasuk daerah tiga demensi yaitu ; Pantai, Daratan dan Pegunungan, luas sawah sebagai lahan pertanian adalah 455.600 Ha, sehingga Kabupaten Bone ditetapkan sebagai daerah penyangga beras untuk Propinsi Sulawesi Selatan yang biasa dikenal dengan istilah BOSOWA SIPILU singkatan dari Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu, begitu pula daerah pantainya sangat panjang membujur dari Utara ke Selatan yang menyusuri Teluk Bone dari 27 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone, 9 diantaranya adalah masuk daerah pantai seperti Kecamatan Cenrana, Tellu SiantingE, Awangpone, Tanette Riattang Timur, SibuluE, Mare, Tonra, Salomekko dan Kajuara, dengan demikian sumber mata pencaharian penduduk Kabupaten Bone sebagaian besar adalah Petani dan Nelayan.

Pemanfaatan lahan ;

- Sawah : 455.600 Ha

- Kebun / Tegalan : 55.052 Ha

- Hutan : 162.995 Ha

- Tambak : 1.450 Ha

D. Pemerintahan di Era Otoda

Otonomi daerah yang sebagaimana digariskan oleh Undang – Undang No. 22 Tahun 1999 yang secara efektif diberlakukan pada 1 Januari 2001, memang akan menyita berbagai pemikiran bagi pemerintah ditingkat Kabupaten Karena dalam pelaksanaannya memerlukan transportasi para digmatik terutama dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, dari pemikiran ini pemerintah Kabupaten Bone berupaya merumuskan langkah-langkah yang strategis serta berbagai kebijakan untuk menjawab tuntutan yang sifatnya mendesak seperti peningkatan Sumber Daya Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Potensi Bone merupakan salah satu daerah yang berada dipesisir Timur Sulawesi Selatan memiliki peranan yang penting dalam perdagangan Barang dan jasa dikawasan Timur Indonesia, apalagi Kabupaten yang berpenduduk 648.361 Jiwa memiliki Sumber Daya Alam disektor pertambangan misalnya bahan industry atau bangunan, emas, tembaga, perak, batubara dan pasir kuarsa. Seluruhnya dapat dieksplorasi dan eksploitasi, namun hal ini akan menjadi peluang emas bagi masyarakat Bone dalam peningkatan Kesejahteraan dimasa yang akan dating dalam pelaksanaan Otonomi Daerah sedikitnya hal ini akan menjadi penunjang utama peningkatan pembangunan.

(www.telukbone.org)

Ungkapan Toriolo

by Gita
Di kalangan Bangsa Bugis, mungkin tidak asing di telinga kita ungkapan-ungkapan leluhur (To Riolota). Ungkapan Tradisonal sebagai aspek budaya yang diakui mengandung nilai-nilai yang perlu dilestarikan. Hal semacam ini sekarang sudah sangat langka. Hanya sesekali ada terdengar diucapkan oleh orang-orang tua disaat ada pertemuan tradisi (acara Budaya). Selain kandungan yang ada didalamnya juga segi sastranya sangat halus, sampai tidak mudah dibuat oleh orang.
Ungkapan ini biasanya disampaikan kepada anak untuk melakukan sesuatu kebiasaan baik yang baik maupun tidak baik, tetapi membuatkan semacam sebab akibat yang sangat ditakuti oleh si anak. Misalnya ibu mati, dia bisa pendek umur, ia terlambat besar. Begitu pula sebaliknya, ada yang sesungguhnya diperintahkan melakukannya, dengan akibat baik apabila dilakukannya.
Beberapa Ada-ada To Riolo yang merupakan nasihat orang tua kepada anaknya antara lain sebagai berikut:
1.MAUNI COPPO' BOLANA GURUTTA' RIUJA MADORAKAMONI'
Artinya : Walaupun bubungan atap rumah Guru yang dicela, maka kita pun berdosa.
FungsI : Agar anak senantiasa menghormati Gurunya.
Nilai : Pendidikan akhlak.

2.AJA' MUOPPANG NASABA MATEI MATI INDO'MU
Artinya : Jangan Engkau tidur tengkurap/ meniarap, nanti mati ibumu.
Fungsi : Supaya anak menghentikan kebiasaan yang merugikan dirinya yakni bisa berakibat sesak nafas
Nilai : Pendidikan kesehatan.

3. NAREKKO PURANI RIACCINAUNGI PASSIRING BOLANA TAUWE TEMPEDDINNI RINAWA-NAWA MAJA
Artinya : Kalau kita sudah berteduh dibawah atap rumahnya seseorang, sudah tidak boleh lagi dibenci (diusahakan ia binasa).
Fungsi : Supaya anak tahu menghargai budi orang lain.
Nilai : Pendidikan akhlak

4. AJA MULEU RI TANAE, KONALLEKKAIKO MANU-MANU MATEITU INDO'MU
Artinya : Jangan kamu baring ditanah, karena kalau ada burung melewatimu ibumu akan mati.
Fungsi : Supaya anak jangan mengotori dirinya.
Nilai : Pendidikan kesehatan.

5. AJA MUALA AJU PURA RETTE' WALIE NAKOTENNA IKO RETTE'I, AJA' TO MUALA AJU RIPASANRE'E, KOTENNA IKO PASANREI
Artinya : Jangan kau ambil kayu yang sudah dipotong ujung dan pangkalnya. Dan jangan pula engkau ambil kayu yang tersandar, kalau bukan kau yang sandarkan.
Fungsi : Supaya anak tahu menghargai hak orang lain.
Nilai : Pendidikan kejujuran.

6. AJA MUINUNG TETTONG, MALAMPEI LASOMU
Artinya : Jangan minum berdiri, nanti panjang kemaluanmu.
Fungsi : Supaya gelas tidak jatuh/pecah.
Nilai : Memelihara keselamatan barang.

7. AJA MUNAMPUI TANAE, MATARUKO
Artinya : Jangan menumbuk tanah, karena kamu bisa jadi tuli.
Fungsi : Supaya anak tidak mengotori dirinya sendiri.
Nilai : Pendidikan kebersihan.

8. NGOWA NA KELLAE, SAPU RIPALE PAGGANGKANNA
Artinya : Loba dan tamak, berakibat kehampaan.
Fungsi : Supaya anak tahu mensyukuri yang ada (sedikit tapi halal).
Nilai : Pendidikan untuk menghormati hak orang lain (tidak serakah)

9. AJA MUANRE TEBBU RI LEUREMMU, MATEI INDO'MU
Artinya : Jangan makan tebu ditempat tidurmu, akan mati ibumu.
Fungsi : Supaya anak tidak kotor, dan dikerumuni semut.
Nilai : Pendidikan kebersihan.

10. RICAU AMACCANGNGE, RIABBIASANGENGNGE
Artinya : Kalah kepintaran dari kebiasaan atau pengalaman.
Fungsi : Supaya anak rajin membiasakan diri belajar.
Nilai : Pendidikan kepatuhan.

11. Aja Muakkelong Riyolo Dapureng, Tomatowa Matu Muruntu’
Artinya : Jangan menyanyi di muka dapur, jodohmu nanti orang tua.
Fungsi : Supaya anak tahu menempatkan sesuatu pada posisinya masing-masing.
Nilai : Pendidikan ketertiban.

12.GETTENG LEMPU ADATONGENG
Artinya : Tegas, jujur serta berkata benar.
Fungsi : Supaya anak teguh pada pendirian,,jujur, dan berbudi bahasa yang baik.
Nilai : Pendidikan mental.

13. Aja Mubuangi Sanru’e, Maponco Sunge tauwe.
Artinya : Jangan menjatuhkan sendok, kita pendek umur.
Fungsi : Supaya sendok tak jatuh kotor.
Nilai : Pendidikan kebersihan.

14. Komuturusiwi Nafessummu, padaitu mutonanginna lopi Masebbo’E.
Artinya : Kalau kamu menuruti nafsumu, sama saja engkau menumpang perahu bocor.
Fungsi : Kalau tidak tahu mengendalikan diri, pasti binasa.
Nilai : Pendidikan untuk mengendalikan diri (amarah).

15. Engkatu Ada Matarengngi Nagajangnge.
Artinya : Ada perkataan lebih tajam dari keris.
Fungsi : Supaya anak memelihara selalu bahasanya kepada orang lain.
Nilai : Pendidikan akhlak.

16. Naiyya Balibolae, Padai Selessurengnge.
Artinya : Adapun tetangga itu sama dengan saudara.
Fungsi : Supaya kita menghormati tetangga.
Nilai : Pendidikan akhlak bermasyarakat.

17. Aja Mutudang risumpangnge, Mulawai dalle’E.
Artinya : Jangan duduk dimuka pintu, kau menghambat rezeki.
Fungsi : Supaya anak tidak menghalangi orang yang mau lewat.
Nilai : Pendidikan Tatakrama.

18. Rekko Mupakalebbi’i Tauwe, Alemutu Mupakalebbi.
Artinya : Kalau kamu memuliakan orang, berarti dirimulah yang kau muliakan.
Fungsi : Agar anak senantiasa memuliakan dan menghargai orang lain.
Nilai : Pendidikan Tatakrama.

19. Aja’ Muasseringangngi Pale’mu, Sapu ripalekko.
Artinya : Jangan jadikan sapu telapak tanganmu, nanti kamu hampa tangan.
Fungsi : Supaya anak jangan mengotori tangannya, dan bisa kena benda tajam.
Nilai : Pendidikan kebersihan.

20. Aja Mutudangiki angkangulungnge, malettakko.
Artinya : Jangan menduduki bantal, nanti kau kena bisul.
Fungsi : Agar anak tidak merusak alat tempat tidur.
Nilai : Pendidikan untuk tetap memelihara peralatan.

21. Anreo Dekke inanre, Namalampe Welua’mu.
Artinya : Makanlah Nasi yang hangus pada dasar periuk supaya panjang rambutmu.
Fungsi : Membuat anak mau saja makan nasi yang tidak baik (hangus).
Nilai : Pendidikan pembiasaan anak tidak mubazir.

22. Resopa Natemmangingngi, Malomo nNletei Pammase Dewata Artinya : Hanya kerja disertai ketekunan, mudah mendatangkan rezeki Tuhan. Fungsi : Agar anak tidak malu bekerja keras untuk mendapat rezeki. Nilai : Pendidikan kerajinan dan ketekunan.

23. Naiyya Olokolo’E Tuluna Riattenning, Naiyya Tauwe Adanna Riattenning.
Artinya : Kalau binatang, talinyalah yang dipegang, kalau manusia perkataannya yang dipegang.
Fungsi : Agar anak konsisten dapat menepati perkataannya. Nilai : Pendidikan kejujuran (akhlak).

24. Cicemmitu tauwe Tai ri lalengnge, Idi’na sini riaseng. Artinya : Sekali kita berak di jalan, maka kitalah yang selalu dituduh.
Fungsi : Jangan sekali-kali kita berbuat yang tidak baik, karena selalu kitalah yang dituduh kalau ada perlakuan yang sama.
Nilai : Pendidikan anak jangan melakukan yang buruk.

25. Panni’na manue muanre, Malessiko lari.
Artinya : Sayapnyalah ayam yang kau makan, jadinya kau kuat lari.
Fungsi : Supaya anak tidak manja dalam memilih makan.
Nilai : Pendidikan agar anak tidak membuat masalah terhadap makanan keluarga.

26. AJA MURENNUANGNGI ANU DEE RI LIMAMMU
Artinya : Janganlah engkau terlalu mengharapkan apa yang belum ada pada tanganmu.
Fungsi : Supaya tidak terlalu berani mengharapkan barang (uang) yang belum tentu didapat (hari) itu.
Nilai : Peringatan agar tidak meremehkan janji, sampai salah jadinya.

Mappadendang / Mappaddekko


Mappaddekko atau Mappadendang adalah sebuah acara tradisional pesta panen raya jaman dahulu.Diera tahun 70-an masih bisa ditemukan, bahkan sering diikutkan dalam perlombaan acara HUT Kemerdekaan kita. Mappaddekko artinya membuat bunyi atau irama dengan menggunakan lesung atau “Palungeng”, dan biasanya dimainkan 5-6 orang. Pesta ini biasa dilakukan setelah panen berhasil. Lesung sebenarnya adalah satu wadah yang terbuat dari pohon gelondongan untuk menumbuk atau menghancurkan sesuatu, misalnya padi, beras, gula dan lain-lain. Lesung mulai menghilang seiring dengan kemajuan teknologi di bidang pertanian dengan adanya mesin penggiling padi, pabrik pengolahan beras sehingga fungsi lesung tergantikan dengan alat tersebut.
Kini satu persatu pesta tradisional di Bone mulai menghilang seperti: Massempe atau Mallanca (adu kekuatan betis), Mattojang atau mappere (berayun) dan Mappaddekko. Padahal budaya Mappaddekko itu sendiri menyimpan filosofi yang sangat tinggi yang merupakan sarana nenek moyang kita untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.
Dahulu, jika ada orang menabuh lesung, semua warga tetangga langsung berbondong-bondong menuju sumber suara tersebut. Dan mereka saling bergantian untuk menabuh lesung dan yang lainnya mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. Begitupun dulunya masyarakat kita, jika menumbuk padi mereka saling membantu dan sesekali mereka atur irama suara lesung sambil mencak-mencak sehingga asyik didengar. Ya mungkin inilah cikal bakal sehingga muncul istilah “Mappaddekko”. Biasanya acara Mappaddekko dilakukan tanpa menumbuk padi.

Massempe'

Berbagai macam cara dan tradisi dilakukan warga dalam rangka menyambut bulan Syawal di Kabupaten Bone.
Salah sau tradisi yang dilakukan adalah massempe, yang yang digelar di Desa Latekko Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone,
Tradisi baku tendang merupakan sajian paling ditunggu oleh ratusan warga yang rela berdesak-desakan di tengah teriknya matahari. Meskipun terkesan anarkis, namun tradisi ini justru merupakan ajang silaturrahmi antar warga di kampung mau pun kampung tetangga.
Tradisi massempe selain dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti tradisi menyambut bulan Syawal juga dilakukan untuk menyambut pesta panen raya di desa itu. Ratusan warga memenuhi lapangan Latekko, Desa Latekko, Kecamatan Awangpone, kemarin.
Sebelum melakukan pertarungan terlebih dahulu para peserta melakukan prosesi berjalan sambil menepuk-nepuk paha mengelilingi lapangan.
Satu-perersatu peserta bertarung satu lawan satu. Dalam pertarungan ini peserta hanya bisa mengandalkan kaki dan tak boleh menggunakan tangan.
Duel dipandu oleh dua orang sesepuh kampung. Tak jarang dalam salah satu pertandingan, peserta mengalami luka. Meski demikian tak ada dendam antarsesama peserta.
Salah seorang warga, Kahar, rela jauh-jauh datang hanya untuk menyaksikan tradisi yang hanya dilakukan sekali setahun ini.
"Iya ini memang sudah tradisi. Saya hanya menonton saja, karena seru juga sebab beberapa penonton yang lain kadang histeris jika salah seorang dari petarung terjatuh akibat tak mampu menahan tendangan lawannya," katanya.
Massempe juga memiliki aturan tersendiri. Jika ada yang melanggar aturan yang telah ditetapkan secara turun temurun itu, maka peserta yang melanggar akan mendapatkan hukuman yaitu tidak akan diikutkan bertanding pada tahun berikutnya.
Aturan yang tidak boleh dilanggar, menurut Ketua Adat Latekko, adalah jika peserta duel dengan menggunakan tangan.

Massempe dilakukan dengan pertandingan dua pria yang seumuran seperti silat. Namun dalam Massempe, peserta tidak diperkenankan menggunakan tangan melainkan hanya menyerang dengan kedua kaki.
Mereka bertumpah ruah di sebuah lapangan dan melakukan tradisi yang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu tersebut. Menurut panitia pelaksana, Dacing, pesta adat tersebut merupakan salah satu warisan nenek moyang.
"Untuk dananya kami mengumpulkan secara gotong royong. Pesta ini biasa dilakukan setelah panen berhasil. Setiap rumah juga memotong ayam seperti waktu Lebaran dan tiap warga ikut berpartisipasi," katanya.
Selain massempe ada juga mattojang atau berayun. Dalam mattojang, peserta akan berayund engan alat yang sudah diselenggarakan panitia. Pesertanya pun tidak hanya orang dewasa melainkan juga anak-anak bahkan anak gadis bisa ikut memainkannya.
Ada juga mappaddekko atau membuat bunyi atau irama dengan menggunakan lesung, nyaris sama dengan acara mappadendang.

Massure'

TORILOLANGENG TALINGKENNA LABELA
(Menurut kata orang yan mengatakan)
MAKKEDAI LAMENGRIRANA
(Kata orang dulu)
ENGKA GARE ANA PATTOLA
(Ada anak generasi)
ANAKKARUNG MPULAWENG PALILINA BONE
(Anak bangsawan di Tanah Bone)
RIRAMPE RILALENG LIPU
(Disebut di dalam kampung)
LETTU LAO RI SALIWENG PANUWA
(Sampai ke luar Kampung)
NAPOUNGA - UNGA TIMUIYA BELA ANA PATTOLA
(Selalu disebut anak sederajat berdarah bangsawan)
NAUJU SIA PAKKITA
( Diselimuti pandangan mata)
ANA SIPAJAJIANG NAGILING SIAMELLERI
(Anak kerabat raja yang disepakati)
TEPPASIPAJAJIANG GAU MASALA
(Tak pernah melakukan perbuatan melanggar adat)
MASALA RIPANGKAUKENG
(Perbuatan yang Melanggar)
MAKKITA RITAJANG MASSEWAE
(Melihat terang benderang)
NASALEORI APPASE SIMULAJAJI
(Berselimut pesan sejak lahir)
MUTOKKONG RIENGKAMU MAKKITA TAJANG
(Engkau bangkit dikala engkau melihat terang)
ASSEUWANNA DEWATAE
(Karena kebesaran Ilahi)
EPAJAJIAYANGNGENGNGI SEUWA-SEUWAE
(Yang menjadikan Alam semesta)
PURATO MADDIONRO
(Sudah menjadi tatatanan)
KURUMAI SUMANGE'MU
(Berbahagialah kamu sekalian)
NASABA PAKKEGELLI DEWATAE
(Karena hal yang dibenci Tuhan)
TUDANG SARA TEA PANGADERENG
(Duduk merenung tanpa peradaban)
PATTARO ADE MAPPURA ONRO
(Sudah menjadi tatanan Adat)
NARILADUNG NA SIA
(Dibuanglah ia )
AWE KASI ..... AWE...........................
(Amboi Kasihan ..... Amboi......)
SOKKUNI SIA MINASATTA
(Sempurnalah segala harapan)
MAPPURA ONRONI ASSAMATURUSETTA
(Lengkaplah kesepakatan kita)
PURA TOTONI MINASAE
(Sudah suratan harapan)
LIMBANGNI SIA RI MAJE
(Menyeberanglah ia di alam barzah)
LETENI RI PAMMASSEARENG
(Berjalanlah ia di alam kematian)
NAWA-NAWAI TODDONA
(Merenungi Nasibnya)
TODDO PULI TELLARANA
(Nasib takkan berubah lagi)
AWE..................
(Amboi .......)
SAGALA RITU MENNANG
(Kalau ada susah kemudian)
AJA NAOMPO WARAKKARANG
(Jangan muncul pemikiran buruk)
TENGWIJA NALALENGI PAMALENA
(Tak boleh ada generasi yang mendapatkan imbasnya)
PURA MADDIONRONI TOTOE
(Sudah menjadi suratan takdir)
TOTO POLE RIPAMMASE SEUWWAE
(Takdir dari yang kuasa)
ITAWA PUANG DEWATA
(Lihatlah hamba-Mu ya Tuhan)
RI LIPU KASIWIANGKU
(Di tanah kelahiranku)
KUPUMADIMENG RIPAMMASE
(Saya mengharapkn perlindungan-Mu ya Tuhan)
SALIPUNA TEMMADINGING
(Peluklah kami dgn penuh kemesraan)
AWE SEDDI PALE BULO-BULO
(Satu asal muasal)
NAPOLEI SIPADDUWA
(Asal muasal ia keduanya)
NAGILING SIAMELLERI SIPAJAJIANG GAU MASALA
(Kembali menyatu dalam perbuatan melanggar norma)
MASALA RIPANGKAUKENG
(Melanggar karena perbuatan)
NARIYASENNA MALAWENG
(Disebutlah ia Malaweng)
AWE ........
(Amboi ........)
TENNA ELORI DEWATAE
(Dilarang oleh Tuhan)
NAPOSIRI TO MAEGAE
(Pantang bagi orang banyak)
NAMAGELLI ANANGNGE
(Marah orang banyak)
NAIYYA TAU MALAWENGNGE
(Adalah orang yang melanggar Adat)
SAPA TANA TULA PATTAUNGENG
(Merupakan bencana dan kutukan bertahun-tahun)
TEPPARANRU RAUKAJU
(Takkan hidup tumbuh-tumbuhan)
TEPPALORONGI WELARENG
(Takkan menjalar umbi-umbian)
MABELAI GARE BOSIE
(Hujan semakin jauh)
TEPPATUWO TANENG-TANENG
(Takkan menghidupi segala tanaman)
PAPOLEI WISESA
(Mendatangkan wabah)
TEPPAJAJI NAWA-NAWA
(Tak mendatangkan harapan)
AWE.........
(Amboi.......)
RIAPPASENGENG ANA TENCAJI
(Menjadi pesan bagi generasi)
AJA LALO NAITAI BATI
(Janganlah diikuti)
TENRITANENG TAUSENNA
(Tak bisa ditanam batunya)
AJA NALLENGNGE WIJANNA
(Janganlah tumbuh anaknya)
NASABA PAKKEGELLI DEWATAE
(Karena dibenci oleh Tuhan)
PATTARO ADE MAPPURA ONRO
(Sudah menjadi norma dan tatanan harga mati)
by A. Muskamal Bare
Diterjemahkan oleh : Gita (Teluk Bone

Apakah itu Coppo' Walasuji ?


Foto di atas adalah Pintu gerbang Ketua DPRD II Bone
Istilah Wala Suji tidak asing lagi bagi Bangsa Bugis. Jika Anda pernah mengunjungi acara adat atau perkawinan Kerabat Bangsa Bugis, tentu Anda akan melihat suatu Baruga (gerbang) yang dikenal dengan nama Wala Suji di depan pintu rumah mempelai atau yang melaksanakan hajatan. Wala Suji ini terbuat dari anyaman bambu. Mengapa Wala Suji harus menggunakan pohon bambu, karena pohon bambu dipercaya memiliki makna filosofi .
Pohon bambu adalah sejenis tumbuhan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Ada satu sisi dari pohon bambu dapat dijadikan bahan pembelajaran bermakna, yakni pada saat proses pertumbuhannya. Pohon bambu ketika awal pertumbuhannya atau sebelum memunculkan tunas dan daunnya terlebih dahulu menyempurnakan struktur akarnya. Akar yang menunjang ke dasar bumi membuat bambu menjadi sebatang pohon yang sangat kuat, lentur, dan tidak patah sekalipun ditiup angin kencang.
Metafora tersebut mengajarkan kepada manusia agar tumbuh, berkembang dan mencapai kesempurnaan bergerak dari dalam ke luar, bukan sebaliknya. Lebih jauh memahami filosofi pohon bambu tersebut, bahwa menjadi apa sesungguhnya kita ini sangat tergantung pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan kita tentang “Keimanan kepada Allah SWT” yang terdapat dalam hati (qalbu) kita masing-masing.
Wala Suji ini merupakan cikal bakal tulisan lontara. Karena pada masa-masa itu belum ada yang namanya pulpen, pensil dan sejenis alat tulis lainnya. Huruf lontara ini pada awalnya dipakai untuk menulis tata aturan pemerintahan dan kemasyarakatan. Naskah ditulis pada daun lontar menggunakan lidi atau kalam yang terbuat dari ijuk kasar.
Wala suji berasal dari kata wala yang artinya pemisah/pagar/penjaga dan suji yang berarti putri. Wala Suji adalah sejenis pagar bambu dalam acara ritual yang berbentuk belah ketupat. Sulapa eppa (empat sisi) adalah bentuk mistis kepercayaan Bugis-Makassar klasik yang menyimbolkan susunan semesta, api-air-angin-tanah.
Sebenarnya konsep segi empat pada Wala Suji ini, berpangkal pada kebudayaan orang Bugis-Makassar yang memandang alam raya sebagai sulapa' eppa wala suji (segi empat belah ketupat). Menurut almarhum Prof DR Mattulada, budayawan Sulawesi Selatan yang juga guru besar Universitas Hasanuddin, Makassar, konsep tersebut ditempatkan secara horizontal dengan dunia tengah. Dengan pandangan ini, masyarakat Bugis-Makassar memandang dunia sebagai sebuah kesempurnaan.
Kesempurnaan yang dimaksud meliputi empat persegi penjuru mata angin, yaitu timur, barat, utara, dan selatan. Secara makro, alam semesta adalah satu kesatuan yang tertuang dalam sebuah simbol aksara Bugis-Makassar, yaitu ‘sa’ yang berarti seuwwa, artinya tunggal atau esa. Begitu pula secara mikro, manusia adalah sebuah kesatuan yang diwujudkan dalam sulapaq eppaq. Berawal dari mulut manusia segala sesuatu dinyatakan, bunyi ke kata, kata ke perbuatan, dan perbuatan mewujudkan jati diri manusia. Dengan demikian, Wala Suji dalam dunia ini, dipakai sebagai acuan untuk mengukur tingkat kesempurnaan yang dimiliki seseorang. Kesempurnaan yang dimaksud itu adalah kabara-niang (keberanian), akkarungeng (kebangsawanan), asugireng (kekayaan), dan akkessi-ngeng (ketampanan/kecantikan).
(Buginesse)

Sejarah Songkok To Bone

Songko' To Bone Asli
Songko' To Bone dan Assareng
Oleh : Mursalim
Songkok Recca terbuat dari serat pelepah daun lontar dengan cara dipukul-pukul (dalam bahasa Bugis : direcca-recca) pelepah daun lontar tersebut hingga yang tersisa hanya seratnya. Serat ini biasanya berwarna putih, akan tetapi setelah dua atau tiga jam kemudian warnanya berubah menjadi kecoklat-coklatan. Untuk mengubah menjadi hitam maka serat tersebut direndam dalam lumpur selama beberapa hari. Jadi serat yang berwarna hitam itu bukanlah karena sengaja diberi pewarna sehingga menjadi hitam. Serat tersebut ada yang halus ada yang kasar,
sehingga untuk membuat songkok recca’ yang halus maka serat haluslah yang diambil dan sebaliknya serat yang kasar mengh asilkan hasil yang agak kasar pula tergantung pesanan.

Untuk menganyam serat menjadi songkok menggunakan acuan yang disebut Assareng (lihat Foto sebelah Kanan) yang terbuat dari kayu nangka kemudian dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai songkok. Acuan atau assareng itulah yang digunakan untuk merangkai serat hingga menjadi songkok. Ukuran Assareng tergantung dari besar kecilnya songkok yang akan dibuat.
Sejak Kapan Munculnya Songkok Recca’ (Songkok To Bone)?

Songkok recca’ (songkok to Bone) menurut sejarah, muncul dimasa terjadinya perang antara Bone dengan Tator tahun 1683. Pasukan Bone pada waktu itu menggunakan songkok recca’ sebagai tanda untuk membedakan dengan pasukan Tator.

Pada zaman pemerintahan Andi Mappanyukki (raja Bone ke-31), songkok recca dibuat dengan pinggiran emas (pamiring pulaweng) yang menunjukkan strata sipemakainya. Akan tetapi lambat laun hingga sekarang ini siapapun berhak memakainya. Bahkan beberapa kabupaten di Sulawesi memproduksinya sehingga dapat dikatakan, bahwa songkok recca yang biasa juga disebut sebagai Songkok To Bone yang merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa orang Bone tersebut mendapat apresiasi baik dari masyarakat Sulawesi maupun Indonesia pada umumnya.
Di Kabupaten Bone Songkok Recca/Songkok To Bone diproduksi di Desa Paccing Kecamatan Awangpone. Di daerah tersebut terdapat  komunitas masyarakat secara turun temurun menafkahi keluarganya dari hasil proses mengayam pelepah daun lontar ini yang disibut Songkok Recca atau Songkok To Bone.
(Teluk Bone)        

Kamis, 02 Februari 2012

Membuat Relasi Post

Sobat pasti sudah sering melihat pada blog yang ada tulisan artikel terkait atau related post atau mungkin baca yang ini juga yagh... Yupz, banyak sekali macamnya...
Tapi bagaimana dengan artikel terkait yang menampilkan thumbsnail atau gambar dari postingan kita. Yupz, ini yang jarang ada... Padahal dengan adanya gambar atau thumbsnail, pengunjung pastinya lebih tertarik untuk membaca postingan kita...
dari pada berlama-lama, ayo sobat simak caranya agar artikel terkait kita bergambar...

1. Kunjungi situs ini http://www.linkwithin.com/learn?ref=widget
2. Isi data-data kalian di sana, nama email, alamat blog, dan pilih platformnya (apakah blogger atau wordpress)
3. pada width pilih berapa artikel terkait yang ingin dimunculkan..
4. Lalu klik get widget..
5. copy scriptnya
6. masuk di blog sobat..
7. pilih rancangan lalu tambah gadget
8. pilih HTML/javascript, lalu paste dan save
9. drag dan drop ke bawah postingan sobat...

Rabu, 01 Februari 2012

Membuat subdomain tanpa webhosting

bagaimana caranya membuat subdomain tanpa menggunakan web hosting yang kita perlukan hanya lah sebuah top level domain (TLD) seperti .com, .net, .org, .co.id, .ws, .web.id dan lain sebagainya yang bisa kita beli pada registrar domain dari harga yang murah sampai harga yang mahal, mulai dari harga 45.000 sampai 90.000 bahkan ada yang lebih mahal. Jika agan yang membaca artikel ini belum membeli atau memiliki domain tingkat atas (TLD) tidak apa, ini bisa untuk bahan materi blog agan maupun bahan pembelajaran saja. Mungkin besok atau lusa atau tahun depan sudah punya uang lebih dan mau membeli domain premium, ini juga awak gak tahu apakah ini tutorial baru atau memang sudah banyak bertebaran di blog maupun web master, jadi harap maklum yah kalo tutorial ini sudah basi buy domain and hosting premium, oh ya tutorial ini cocok untuk para blogger yang yang menghostingkan domain-nya di blogspot.comSebelum ke langkah penerapannya ada baiknya agan membaca dan memahaminya dulu agar tidak terjadi kesalahan yang fatal pada blog agan.
Apa saja bahan-bahan untuk membuat subdomain tanpa web hosting

  • mempunyai Top level domain (TLD) tentunya d0nk.
  • Punya akun di gmail.com
  • Punya akun di blogspot.com dan punya akun di afraid.org
  • Punya koneksi ke internet tentunya hehe

Jika kamu belum punya akun di blogspot.com maupun di afraid.org segera daftar.Bagaimana langkah-langkah membuat subdomain
Untuk proses mudahnya silahkan ikuti proses berikut agar tidak keliru,

  • Beli nama domain premium di registrar seperti godaddy dan lain2
  • buat dahulu email di gmail.com, jika sudah punya email silahkan buat akun di blogspot.com, dan buat blog dengan nama apa saja, misal iniblogku.blogspot.com.
  • Jika sudah punya akun-akun di atas sekarang buat akun afraid.org, silahkan daftar melalui link berikut http://freedns.afraid.org/sign up, isi smua data-datanya dengan benar dan ikuti langkah-langkahnya.
Jika sudah punya akun pada situs yang di sebutkan, berikut langkah-langkah penerapannya

  • Silahkan log in ke situs registrar dimana agan membeli domain top level dan ganti DNS record-nya menjadi:
    ns1.afraid.org
    ns2.afraid.org
    ns3.afraid.org
    ns4.afraid.org
    dan simpan
  • Jika sudah mengganti DNS record seperti di atas silahkan log in ke situs afraid.org dan klik menu DOMAINS di bagian kiri atas dan klik tulisan Add A Domain into FreeDNS dan tambahkan nama domain yang di inginkan, misal domainku.com, set pengaturan SHARE STATE ke ''PRIVATE'' dan untuk CLONE dan SUB-CLONE biarkan saja. klik dan biarkan sejenak afraid.org untuk mendeteksi NS yang di gunakan menuju NS yang di tunjuk. Jika kamu melakukan proses seperti tutorial ini secara berurutan maka bisa di pastikan bisa langsung di proses.
  • Setelah terdeteksi dan status domain pada situs afraid.org menunjukan HEALT:ACTIVE maka kamu bisa langsung ke proses selanjutnya.
  • Klik menu DOMAINS lagi dan klik manage. Di situ akan terdapat beberapa pengaturan yang belum di konfigurasi seperti ftp.domainmu.com, mail.domainmu.com, irc.domainmu.com, www.domainmu.com, untuk proses mudahnya agar tidak membingungkan silahkan hapus dulu semua konfigurasi tersebut.
  • jika sudah terhapus semua silahkan klik yang bertuliskan tepat seperti ini [ add ], dan konfigurasikan rekam type CNAME seperti berikut:
    Type : pilih CNAME
    Subdomain : isi dengan www
    Domain : pilih domainmu.com
    Destination : isi dengan ghs.google.com
    TTL : biarkan
    Willcard : biarkan
    Kemudian klik
  • Sampai disini sebenarnya sudah selesai namun blog kita hanya bisa di akses memakai alamat lengkap seperti www.domainmu.com, untuk me-redirect domainmu.com ke www.domainmu.com kita perlu menambahkan beberapa konfigurasi lagi, yakni me-rekam type A berikut.
  • Klik [ add ] lagi dan konfigurasikan rekam type A seperti berikut:
    Type : pilih A
    Subdomain : biarkan kosong
    Domain : pilih domainmu.com
    Destination : masukan alamat IP 216.239.32.21
    TTL : biarkan
    Willcard : biarkan

    Dan klik
  • Ulangi konfigurasi rekam type A sampai 4 kali dengan mengisi Destination dengan memasukan masing-masing alamat IP seperti berikut:
    216.239.34.21
    216.239.36.21
    216.239.38.21
Sampai disini kita sudah melakukan CUSTOM DOMAIN DI BLOGSPOT dengan memakai DNS yang berbeda. Ini tidak ada bedanya dengan DNS yang lama pernah di gunakan. Untuk selanjutnya di sini kita baru mau memulai caranya membuat subdomain tanpa web hosting memakai free dns dari afraid.org, berikut tutorialnya:

  • Log in lagi ke situs afraid.org dan klik menu DOMAINS »»MANAGE
  • Tambahkan konfigurasi rekam type A seperti berikut:
    Type : pilih type A
    Subdomain : masukan nama subdomain yang kamu inginkan, misal myprofile
    Domain : pilih domainmu.com
    Destination : isi dengan alamat IP 216.239.32.21
    TTL dan Willcard : biarkan keduanya
    kemudian klik
  • Ulangi konfigurasi rekam type A sampai 3 kali saja, bukan 4 kali dengan mengisikan Destination dengan alamat IP masing-masing seperti berikut:
    216.239.34.21
    216.239.36.21

Sampai di sini kita sudah berhasil mengkonfigurasi subdomain atau mudah katanya Custom subdomain di blogspot, sekarang waktunya penerapan subdomain di blogspot.Langkah penerapan custom subdomain di blogspot

  • Log in ke dashboard blogspot kamu
  • Pilih Setelan »» Penerbitan
  • klik domain ubahsuain »» Beralihlah ke setelan lanjut
  • pada kotak kosong masukan nama subdomain yang telah kita konfigurasikan tadi yakni sebagai contohmyprofile.domainmu.com masukan kode CAPTCHA dan klik SIMPAN
SelesaiSekarang blog kamu sudah berpublikasi di subdomain milik sendiri, jadi tidak berembel-embel .blogspot.com lagi Hadeh capek juga nulis artikel segini banyaknya. Pasti ente-ente juga bingung membaca dan memahami tutorial membuat sub domain tanpa hosting? Jangankan ente, awak yang nulis juga bingung memanfaatkan domain inang untuk membuat subdomain tanpa memakai web hosting
Sumber : http://www.blogtegal.com/

Kompres CSS untuk loading cepat

siapa yang tidak mau blognya mempunyai loading yang cepat, hargi gini geto lho banyak persaingan antara 1 blogger dengan blogger lainnya yang rebutan traffic. Ya salah satunya meningkatkan kecepatan loading blog ,karena para pengunjung paling males jika menemui blog yang loadingnya minta ampun beratnya dan jangan berharap para pengunjung akan kembali lagi ke blog kamu. Walaupun posisi blog kamu pada hasil pencarian sering masuk 10 besar namun dengan melihat alamat blog kamu pengunjung tidak akan meng-klik di hasil pencarian untuk mengunjungi blog kamu, ih . . . Gak mau deh kalo geto, amit-amit.
Untuk mengatasi hal tersebut blog tutorial blogtegal mempunyai trik untuk masalah kecepatan loading blog yakni dengan meng-kompres kode CSS pada template blogspot. Mungkin sudah banyak tutorial tentang cara mengkompres kode CSS namun pada kesempatan ini blogtegal akan berbagi trik yang berbeda tentang kompres-kompresan kode CSS, walaupun tidak jauh-jauh amat dari kebanyakan tutorial yg bertebaran.
Ada dua cara tentang meng-kompres kode css:
  1. Kompres kode CSS pada umumnya.
  2. Kompres kode CSS melalui trik blogtegal
Mari kita bahas satu-persatu.

1. Kompres kode css pada umumnya

Untuk trik yang pertama ini adalah trik yang pada umumnya para blogger lakukan.
  • pertama cek dulu kecepatan loading blog kamu untuk membandingkan.
  • login ke dashbord blog kamu.
  • pilih Rancangan »» Edit HTML
  • download template lengkap dulu barangkali terjadi kesalahan (wajib / harus)
  • Kemudian blok dan POTONG semua kode CSS dari setelah kode <b:skin><![CDATA[ sampai pada kode sebelum ]]></b:skin>
    Kalau kurang jelas begini, potong kode mulai dari
    <b:skin><![CDATA[ disini mulainya | . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . KODE-KODE CSS. . . . . . . .
    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
    sampai disini |
    ]]></b:skin>
  • buka situs CSS compressor disini
  • kemudian setting pengaturannya seperti berikut:
    ¬- Compression mode = pilih 'Normal'
    ¬- Comment handling = pilih 'Don't strip any comments'
  • pastekan kode CSS yang telah di potong tadi pada kotak kosong.
  • kemudian klik Compress-It
  • kemudian copy hasil kompresan tadi dan tempatkan pada template kamu diantara kode
    <b:skin><![CDATA[
    Pastekan disini kode CSS yang telah di kompres tadi
    ]]></b:skin>
  • terakhir klik SIMPAN
◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Liputan Sejarah Indonesia: Februari 2012 Template by Bamz | Publish on Bamz Templates