Senin, 19 Desember 2011

Berapa Harga Website / Blog Anda ?

Tahukah anda, bahwa usaha dan keras yang dilakukan dalam membangun blog ternyata ada pihak lain yang menghargainya. Sebuah blog atau website dihargai dengan nilai dalam mata uang dollar dan rupiah. Memang mengetahui harga blog bukan menjadi tolak ukur utama kualitas blog, tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba.iya kan?

Ada beberapa situs yang dikenal mampu mengecek bagaimana keadaan dan nilai sebuah blog atau website. Situs tersebut menilai blog dengan harga yang berbeda-beda antara satu blog dengan blog yang lain. Ini karena situs pengecek harga menilai suatu blog dari sisi yang berbeda-beda pula. Ada yang menilai berdasarkan kepopuleran, ranking, backlink, kualitas postingan, dan lain-lain. Begitu juga antara satu situs pengecek harga dengan situs pengecek harga lain memberikan nilai suatu blog dengan harga yang berbeda-beda juga.

Untuk lebih jelas, silahkan kunjungi beberapa link situs pengecek harga di bawah ini untuk mengecek harga blog atau website anda!

http://www.yourwebsitevalue.com
http://www.business-opportunities.biz
http://www.bizinformation.org
http://www.sitevaluecheck.com
http://www.stimator.com
http://www.cubestat.com
http://www.dnscoop.com
http://www.freewebsitevalue.com
http://www.mywebsiteworth.com
http://www.sitevaluecalculator.com
http://www.siteworth.org
http://www.urlappraisal.net
http://www.urlrate.com
http://www.websiteoutlook.com
http://www.websiteprice.net


Coba Anda Cek

Sabtu, 10 Desember 2011

Apa Kelebihan Toko Online?

Toko online blogspot bebas hosting, unlimited bandwith, mudah terindex google, dan sangat mudah dipakai serta di modifikasi. Berbagai macam kelebihan blogspot inilah yang menjadikannya superior.

Salah satunya adalah situs ini atau situs ini tidak hanya itu saja, anda juga bisa memakai domain TLD com, info, biz dll dengan hosting tetap mengarah ke google, ghs.google.com.

Toko online blogspot, powerful, cocok untuk pebisnis dengan budget minim 

Sumber :  http://template-toko-online.blogspot.com

Apa Mamfaat Toko Online ?

Saat ini, toko online sudah mulai digemari dan banyak digunakan oleh penduduk Indonesia. Kehadirannya sudah mulai diterima oleh masyarakat umum. Hal itu tentu tidak lepas dari manfaat yang dimiliki oleh toko online itu sendiri. Berikut adalah beberapa manfaat dari sebuah toko online:
1. Sebagai Company Profile

Banyak bisnis yang berkembang di masyarakat, dan tidak sedikit pula yang memiliki konsumen dari luar kota, pulau maupun negara. Dengan Anda memiliki sebuah toko online untuk bisnis Anda, Anda mampu menjadikannya sebagai company profile untuk mengenalkan produk-produk Anda ke seluruh penjuru dunia tanpa perlu repot mengirimkan katalogue setiap waktu ketika konsumen Anda memintanya.

2. Sumber Penghasilan Utama/Sampingan

Sebagian besar toko online, menjadikan usahanya sebagi sumber utama penghasilan. Tetapi tidak sedikit pula yang menjadikan toko online sebagai sumber penghasilan sampingan. Mereka yang menggunakan toko online sebagai sumber penghasilan sampingan biasanya? adalah mereka yang memiliki hobi berselancar di dunia maya dan tertarik untuk mencoba usaha toko online karena prosedurnya yang cenderung lebih mudah didirikan dibanding mendirikan sebuah toko offline.

3. Hemat Waktu dan Biaya

Mengapa toko online dapat menghemat waktu dan biaya? Bayangkan bila Anda memiliki seorang customer yang berada jauh di luar pulau, tentunya sang customer yang menjadi langganan Anda merasa kesulitan untuk berbelanja di toko Anda jika Anda hanya terpaku pada penjualan toko offline. Bukankah ini akan membuang banyak waktu, tenaga dan biaya perjalanan? Tetapi tidak demikian halnya jika Anda juga memiliki sebuah toko online selain toko offline Anda. Customer Anda tinggal memilih produk yang dipesan melalui website toko online Anda yang disajikan dalam bentuk gambar, kemudian mengisi form pemesanan barang, membayar dengan menggunakan sistem transaksi, dan barang akan di antar oleh jasa pengiriman barang tepat pada waktu yang telah ditentukan.

4. Promosi Tanpa Batas Waktu

Internet merupakan tempat yang tidak pernah mengenal batas ruang dan waktu. Di sebuah belahan dunia tempat Anda berada, ketika Anda sedang tertidur lelap di malam hari, dibelahan dunia lain justru sedang mengalami waktu yang terang benderang dimana aktifitas pekerjaan juga jual beli sedang terjadi di dalamnya. Oleh sebab itu, jika Anda bertanya, dimana tempat yang tepat untuk melakukan promosi? Jawabannya adalah melalui internet. Dan gunakanlah toko online Anda untuk melakukan promosi!

5. Hemat Biaya Promosi

Jika Anda memilih untuk melakukan promosi melalui internet, langkah tersebut sudah benar. Sebab, dengan Anda melakukan promosi melalui internet, Anda akan menghemat biaya promosi lebih besar. Bayangkan jika Anda harus melakukan promosi offline? Berapa banyak biaya yang harus Anda keluarkan untuk mencetak brosur, banner, spanduk, dll sebagai media promosi offline Anda?

6. Tidak Perlu Menjaga Toko Setiap Saat

Tidak seperti sebuah toko offline, Anda harus setia menanti pelanggan yang datang untuk berbelanja. Di toko online, Anda tidak perlu secara terus menerus menanti datangnya calon pembeli, sebab transaksi pemesanan dapat dilakukan melalui email ataupun sistem yang telah ada dalam toko online tersebut. Mudah bukan?

Perbandingan Toko Online Vs Offline

TOKO OFFLINE :

1. Biaya yang dikeluarkan relatif mahal bisa sampai puluhan atau ratusan juta untuk satu toko
2. Memerlukan tempat khusus untuk mendirikannya
3. Memerlukan karyawan yang tidak sedikit dalam mengelolahnya
4. Biaya operasional sangat besar seperti listrik, gaji karyawan, telepon dan lain-lain

TOKO ONLINE :

1. Biaya yang dikeluarkan sangat murah bahkan kurang dari sejuta, Anda sudah bisa memiliki toko online yang menarik
2. Bisa dilakukan dari meja komputer rumah Anda (tanpa perlu tempat atau kantor khusus)
3. Cukup dengan satu atau dua orang sudah bisa mengelolah toko online
4. Biaya operasional hanya internet dan listrik

Dilihat dari perbandingan diatas maka toko online bisa dijadikan alternatif usaha yang menguntungkan buat Anda.

Dengan modal relatif murah bahkan tidak sampai 1 juta rupiah, Anda sudah bisa memiliki toko online dan mulai berjualan ke seluruh pangsa pasar Indonesia maupun dunia.

Senin, 14 November 2011

Asal Mula Kota Wonogiri

Pada zaman Kerajaan Demak ada seorang pertapa sakti bernama Ki Kesdik Wacana. Dia tinggal menyendiri di salah satu gua yang termasuk dalam jajaran Pegunungan Seribu. Pegunungan ini dikelilingi hutan yang  penuh dengan pepohonan lebat dan alam yang indah. Tidak heran jika penguasa Demak pada waktu itu menjadikan sebagai hutan wisata raja dan tempat perburuan binatang.

Pada waktu-waktu tertentu, datanglah rombongan raja dengan pengiring dan senopatinya. Mereka berburu binatang, terutama Rusa. Sebagian hasil dari perburuan itu ada yang dihabiskan di tempat dan sebagian lagi biasanya dibawa kembali ke istana. Bekas tempat pesta pora itu pada akhirnya menjadi sebuah desa yang sekarang dinamakan Desa Senang, yang berarti tempat untuk bersenang-senang. Sampai sekarang desa itu masih ada.

Pada suatu ketika Raja Demak mengirimkan seorang utusan bernama Raden Panji untuk menemui pertapa Ki Kesdik Wacana. Melalui utusannya, Raja meminta kepada Ki Kesdik Wacana untuk membawa beberapa ekor rusa untuk dijadikan sebagai binatang peliharaan di Istananya. Ki Kesdik Wacana menyanggupi permintaan Raja.

Dengan kesaktiannya Ki Kesdik Wacana memasukkan rusa-rusa itu dalam bumbung, rongga pada ruas pohon bambu petung dan kemudian disumbat. Bumbung tersebut kemudian diserahkan kepada Raden Panji disertai dengan pesan khusus.

"Raden Panji, bumbung ini berisi rusa-rusa yang dikehendaki oleh sang Prabu. Sengaja aku masukkan ke dalam bumbung ini supaya Raden Panji mudah membawanya. Lagi pula perjalanan dari sini ke Keraton cukup jauh. Namu ingat pesanku, jangan coba-coba sekalipun membuka isi dari bumbung tersebut sampai bumbung tersebut telah ada di hadapan Raja."

"Terima kasih bapak pertapa, saya akan selalu ingat pesan itu" kata Raden Panji dengan penuh hormat.

Dalam perjalanan pulang kembali ke Demak, pikiran Raden Panji dipenuhi oleh berbagai macam pertanyaan yang tidak bisa terjawab oleh Raden Panji sendiri. Menurut dia tidaklah masuk akal rusa-rusa yang diminta oleh sang Prabu dimasukkan ke bumbung ini. Ini sangat tidak logis.

Meskipun begitu, Raden Panji tetap ingat pesan Ki Kesdik Wacana untuk tidak membuka bumbung itu sampai di hadapan Raja. Raden Panji pun akhirnya membatalkan keinginannya untuk membuka bumbung tersebut.

Dalam perjalanan pulang, karena lelah Raden Panji singgah sebentar di sebuah hutan jati yang lebat. Saat melepas lelah, pandangan Raden Panji terus memandang bumbung tersebut dengan perasaan heran. Karena terus memandang bumbung tersebut, akhirnya Raden Panji membuka bumbung tersebut untuk mengetahui isinya.

Namun ketika sumbat bumbung dibuka, Raden Panji kaget bukan kepalang melihat kejadian aneh. Dalam keadaaan yang masih terbengong, tiba-tiba dari bumbung tersebut keluar hewan kecil yang makin lama makin membesar. Ternyata hewan-hewan itu adalah rusa-rusa yang berjumlah 16 ekor atau 8 pasang. Dan kesemuanya dengan cepat segera masuk ke hutan kembali.

Raden Panji yang segera sadar dari kekagetannya itu, langsung  segera berlari cepat ke hutan untuk mengejar rusa-rusa itu sampai kopiahnya jatuh ke tanah. Namun beliau tidak menghiraukan kejadian tersebut. Walau usahanya untuk mengejar rusa-rusa itu sia-sia.


Bukan main sedih dan menyesal hati Raden Panji akibat kecerobohannya itu. Raden Panji hanya bisa jatuh tertunduk malu dan lesu. Tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Mau balik ke Demak takut terken murka Raja. Mau kembali tempat pertapaan Ki Kesdik Wacana takut terkena makian.


Untunglah Ki Kesdik Wacana yang sakti dapat segera mengetahui peristiwa itu. Oleh karena itu Ki Kesdik segera menyusulnya. Dalam perjalanan menyusul Raden Panji, Ki Kesdik sempat menemukan kopiah Raden Panji yang terjatuh. Pertapa sakti itu pun berkata, wahai bumi dan langit saksikanlah bahwa tempat ini sejak saat ini aku beri nama Wana Kethu. Jadilah tempat itu sampai sekarang bernama Wana Kethu. 'Wana' berarti hutan dan 'Kethu' artinya kopiah.

Tidak berapa lama Ki Kesdik Wacana segera menemukan tempat Raden Panji. Melihat kehadiran Ki Kesdik Wacana, Raden Panji pun sangat kaget.

"Mohon ampun bapak, hamba telah berbuat lancang membuka sumbat bumbung itu dan mengakibatkan hewan-hewan yang ada di dalam bumbung itu keluar semua. Sekarang hamba pasrah menerima hukuman dari bapak pertapa" kata Raden Panji bersedih.

Mendengar pengakuan Raden Panji, sang pertapa merasa kasihan tetapi yang bersalah tetap harus menerima hukuman.

"Raden Panji, ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu adalah utusan raja yang telah diberi amanat. Sayang sekali kamu tidak dapat melaksanakan amanat itu. Oleh karena itu kamu tetap mendapat hukuman. Mulai sekarang, janganlah kamu berwujud manusia, tetapi jadilah kamu seekor  Rusa Wulung penunggu hutan jati ini" kata Bapak Pertapa

Begitu selesai ucapan bapak pertapa itu, seketiak tiba-tiba dunia menjadi gelap gulita dan di langit terdengar suara petir menyambar-nyambar. Semua seakan menjadi saksi atas segala ucapan bapak pertapa.

Memang benar keadaanya. Secara mendadak Raden Panji yang asalnya manusia berubah menjadi rusa jantan yang sangat gagah dengan bulu wulungnya. Raden Panji yang sudah berubah menjadi rusa itu menangis dan bersimpuh di hadapan pertapa sakti tersebut.

"Hukuman ini terlampau berat bagi Hamba, Bapak. Mohon bapak sudi mencabutnya," ratap rusa wulung penjelmaan Raden Panji.

Namun penyeselana tinggal penyesalan, Raden Panji harus mengalami kehidupan baru sebagai pemimpin pasangan rusa yang dahulu dilepasnya di Wana Kethu.

Sesudah peristiwa di Wana Kethu itu, Ki Kesdik Wacana naik ke atas bukit kecil tak jauh dari situ. Sesampai di puncak bukit itu, ia berhenti sesaat untuk mengagumi keindahahan alam di bawahnya.

"Bukit ini begitu indah. Besok kalau ada keadaan zama sudah ramai, bukit ini aku namai dengan Gunung Giri. sedangkan sungai yang mengalir dibawahnya aku namakan Sungai Wahyu. Sekarang nama sungai ini adalah Bengawan Solo." kata Ki Kesdik Wacana

Pada suatu ketika dalam kesempatan yang lain, Sunan Giri dalam pengembaraanya sampai di tempat yang dahulu dikunjungi Ki Kesdik Wacana. Sama dengan Ki Kesdik Wacana, Sunan Giri juga mengagumi keindahan alam hutan yang sangat luas dengan alamnya yang berbukit-bukit. Sunan Giri pun berkata "Besok kalau ada keramaian zaman, tempat ini aku namai Wonogiri".


Wono atau Wana berarti 'hutan', sedangkan Giri berarti 'Gunung'. Demikianlah tempat yang berhutan lebat dan bergunung-gunung itu sampai sekarang bernama Wonogiri yang terletak di Propinsi Jawa Tengah.

Rabu, 19 Oktober 2011

History of World War II (1939-1945)

History of World War II (1939-1945)


Muhammad Aulia Iskandar Muda (Historical Observer)

World War II is the big war after World War I have finished. This war occurs about six years(1939-1945). In this war , There are two blocks. Axis Block and Allies Block. The Axis Block consist of three countries only, Germany, Italy and Japan(1940). In the Allies Block consist of, U.S.A, United Kingdom, France,Australy, New Zealand, South Africa and Russia(1941).

World War II happens because many factors and maybe German will revenge as a result in World War II as a losers. Under the Nazi forces and their leaders, Adolf Hitler. He said to all people in Germany, He will take over all countries in the world. But I have other opinion why Germany want to start the World War II:

a. Versailles Agreement, has harmed Germany, such as :
    a) the region of  Germany, Rhineland, has taken over by United Kingdom and this city is forbidden for the
    Germany's Army to enter the city. In the World War II, the Germany's Army sucessfully enter this city and
    has repelled the Allies's Army.
    b) German must pay the fare wars during the World War I
b. German will merge the German-speaking region consist of, Poland,Austria and so on.
c. The Ambiton of Germany leaders, Adolf Hitler will take over many countries in the world. I think it is the impossible mission.

Beginning of War   
1. Danzig, 1939,September, 1 st
I will explain you about the first battle in World War II. This attack cause United Kingdom and France declare the war to the German. But Before Attack the Danzig, Poland, Germany with Russia has signed Molotov-Ribbentrop Pact on 1939, August 24 th. The Result of this Pact is Germany and Russia will take over the Poland region which German will take over the West Poland and Russia will take over the East Poland. Also Germany and Russia won't attack each other. United Kingdom and France very shocked about this Pact. And this war has finished on 1939,October 6 th after all region of Poland has controlled by Germany, Russia and Slovakia contingent. And the goverment of Poland has evacuated to the Rumany. But They never say "surrender" to the Germany or Russia. Then, They join to the Allies Block to fight against Axis Block and take over again their country.

Although United Kingdom and  France has declared the war to the Germany after Germany has attacked Poland, The counter attack to the Germany is very little. And many fighter of Poland has caughted by Germany's Army and Russia's Army. Then, they will all be killed. Usually They has killed by Germany's Army or Russia's Army in the jungle. One of the junggle is Katyn Jungle. Until Now, International Courts still investigate who have killed the Poland's Army in it. Germany and Russia only mutual recriminations.

On this time Norwegy, Switzerland, Finlandy, Netherlands, Belgium and so on has declared as  neutral. After this war, the Germany's Leader, Adolf Hitler want to invade the west region. But, many the generals has rejected this decision. They think this decision is very crazy because they will face-to-face with Allies Block such as France and United Kingdom. But Hitler say"My decison can't be revoked. And finally The Germany's Generals has followed the instructions from the Adolf Hitler. But, Adolf Hitler almost killed by bomb when he is presenting the dialog to discuss about the attack the west region. And Adolf Hitler still life.

France and Nederland. Russia also attack his neighbour, Finland on 1939, November 30 th. Although Finland gives a great resstance to the Russian. Finally, Russian can take over this country. Back to Germay, According to the Adolf Hitler's Plan, German will attack Luxembour, Nederland and Belgium to avoid the Maginot Line. And finally managed to break the Allied forces to drive up to the English Channel. Then Germany's Army will attack the France's Army. And the Germany's Army not unstoppable until the France's Army Surrender and The British's Army back to their country with the Dunkirk area and back to their contry  by pass the English Channel. And in the France, Germany has decided to divide France. North France and South France. North France is controlled by Germany and the South France is controlled by the puppet goverment based in Vichy town.

In Russia's Army,on June 1940, will start to enter the Lithuany,Latvy and Rumany. Germany's army will start to launch "Sea Lion Operation" to take control of the sky of United Kingdom. But This operation meet the failure and the Germany's Army has failled to invade the mainland of United Kingdom. And as a counter attack the British's Army has atacked the Germany's city such as Munich and Bremen. And finally the pilot of the Spitfire and Huricane can rest.

On 1940,September, 27 th Italy and Japan has joined with Germany to help it in the World War II. Then, Italy  invaded  Greece from Albany but can detained by Greece's Army and the Greece's Army has counter attacked the Italy's Army. Hitler, the Germany's leader has decided to help Italy with send the soldier to the Albany to help Italy's Army. Nazi's Army also assisted by Croatia and Bosnia but Nazi's Army get the great ressitance from the Serbia's Army led by Josep Broz Tito.

In the Asia Pasific, Japan will attack the Pearl Harbour on Night 1941,September, 7 th. But many pilot of Japan has rejected his plan because the condition is very dark and very cold. And Japan's Army attack the Baharu City, Malaysia. In the fact, this decision is very dangerous because the British's Amry maybe will send the signal to the U.S Army to strengthen the defense in the Pearl Harbour. This attack is led by Tomoyuki Yamasitha. After sucessfully invade the Malaysia, He's called "The Tiger of Malaya". But Until The Japan's Army attack the Pearl Harbour on the 1941, September, 7 th, in U.S.A only cool and calm until  know that Japan's Army has attacked the Pearl Harbour in Hawaii. Pearl Harbour is headquarters of leading of U.S Army. The U.S Army is very shocked about this attack. They had no idea that Japan's Army will attack the Pearl Harbour because in the yesterday Japan's Goverment has told to the U.S Goverment that They will neutral in this war. And Finally Japan win this war.

After This War, Japan attack the Philipines, And only some months Japan's Army has controlled this area. In the Singapore Japan also get the win against British's Army. And Now, Japan's Army will go to the Hindia-Nederland. The First area has controlled by Japan is Balikpapan,Tarakan. From the Malaysia and Singapore Japan's Army attack Medan and Palembang. And Finally Japan's Army want to attack Java Island. The Allies Army has gathered in Bandung and began to feel worried. Japan with the quick attack land the soldier in 3 areas, Eretan Wetan(Cirebon,West Java), Merak(Banten) and Surabaya(East Java) led by Hithosi Imamura on 1942. And finally land in Jakarta. From Jakarta the Japan's Army hit the Allies Army in Bogor to Bandung. And from Eretan Wetan to Subang and finally to Bandung. Finally The Allies Army back to Australy. And Ter Poorten take the peaceful measures. And Japan succesfully controlled the Hindia-Nederland.


Back to Situation in Europa which Italy want to take control of Suez Canal. But The British's Army,The India's Army and The Australy's Army has hit the Italy's Army back to their country. And Hitler read the situation and decide to send the Germany's Soldier to the Africa. And finally land in the Libya help the Italy's Army to take control of Egypt, spesific in Suez Canal. Germany's Army led by Erwin Rommel.

On 1941, The British Army and Allies Army has attacked Suriah and Lebanon and sucessfully controlled this country. In Iraq has occured rebellion led by Rashid-Ali Group and is supported by yerusallem large mufti. This People is support the Nazi's Army. The British Army has come the soldier from India so that two person has run to the Europe and meet the Nazi's Leader, Adolf Hitler. They run to the Europe from Turkey. In Africa. Germany's Army has controlled the Tobruk Port.

Battle of El-Alamien I occurs on 1942,July,1 until 1942,July,27. And Battle of El-Alamien II occurs on 1942, October, 23rd until 1942,November,3rd. Montgomery become the commander of Eight Army after replace Claude Auchinleck. In this war Erwin Rommel has backed to Europe for treatment after suffer the jaundice. Mntgomery has know that Rommel has backed to the Europe and He utlize this opportunity. Although the Brtish's Army has suffered many tanks are missing, Montgomery can win this war. And finally Rommel back to Africa only to repatriate the soldier to the Germany for defending the country because western front and eastern front has controlled by Alies Army.

To complete this win, The Allies Army led  by Dwight Einshower. This purpose to control Maroco and Algeria. In Africa Germany's Army has began to trouble the food. Rommel has dropped his army's to the Italy. And finally on 1943, May,13 rd The Allies Army has beated the German's Army and start to attack the Sicilia Island. And attack to Italy. Although the Government Italy has surenndered, but Germany's Army still here and fight to  the Allies Army.

But Finally The Aliies's Army has beated the German's Army again and succesfully controlled the Roma, capital city of Italy on 1944,June 5th. And after control the Roma, the Allies Army will go to the Germany for control the Berlin. So, German has faced three direction eastern front(Russia Attack), western front(Allies Army from U.S.A., France and United Kingdom. and southern front(the allies army from the africa).

Back to Eastern Front, German has launched the "Barbarosa Operation" and Almost to controlled the Moscow. But Germany's Army Lost in Stalingrad against Russian Army. And from Stalingrad, Germany's Army has suffered successive defeats. And Finally The Russian's Army has achieved the frontier line between Poland and Germany countries.

Back to Pacific, Same with the condition of  Germany's Army in the Eastern Front. Since has suffered successive defeats in Pacific against America. The Japan's Army has backed to Philipine. And Back to Japan, their country. And the Japan's Army will launch their secret weapons, Kamikaze. Kamikaze is same with suicide in Afghanisthan Now. But Kamikaze is the pilot with the big bomb and deliberately rammed his plane to the Allies Army Ship. It's useful enough, But After Hiroshima and Nagasaki is detonate by U..S Army. And Finally Japan has surrender to the Allies Army

Back to Western Front in Europe. Before until the frontier line of Germany, the U.S Army led by Dwight Einshower has launched the counter attack and this counter attack called by "D-Day Battles". Altough The Germany's Army has provided the counter attack. But isn't useful for progressing the Allies' Army to attack the Germany and finally controlled the Berlin, the capital city of Germany. And if need, the Allies' Army can catch the Adolf Hitler. And Adolf Hitler will be executed.

Finally Rusia has achieved the Berlin on 1945,May 1st. And Finally too for Adolf Hitler's Life. He has decided to suicided with shot the gun to the head with his wife , Eva Braun. Whereas, Yesterday Eva Braun recently has married with Adolf Hitler. Their has suicided in the bunker and before he want to suicide, he has greeted  troops who are still loyal to him. And he instruct to the troops to fire his body after he has suicided. After Hitler and his wife has suicided, the leader position has changed to Karl Donitz and he announced that Berlin has surrendered to The Allies Army. This happens on 1945,May 2 nd.  The Germany's Army in Nothern Germany, Denmark and Nederland has surrender on 1945,May 4 th.  The little of Germany's Army led by Alfred Jodl in France has surrendered on 1945,May 7 th.


On 1945,May 8 th , The people in The Allies country has celebrated their wins on 1945,May 8 th. But Russian's people has celebrated in their country on 1945, May 9 th. Because Russia and Allies Countries have different politics. And after World War II, There are one war more remarkable than world war II between The Allies Army and Eastern Europe. And Finally The Allies Army is a winner.

Sabtu, 30 Juli 2011

Review Tentang Buku 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah Edisi 1992

Halo para pembaca sudah lama saya baru muncul lagi. Maklum disamping banyak tugas, saya juga bingung menuliskan tentang topik yang akan ditulis dalam Blog ini sebab Blog ini bertemakan Sejarah. Dan hari ini barulah saya menemukan topik yang tepat untuk diceritakan kepada para pembaca.

Pada hari ini saya akan menulis tentang sedikit review dalam Buku 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah Edisi 1992 karangan Michael H.Hart dimana banyak sekali perubahan rangking tentang orang-orang yang termasuk dalam daftar ini. Saya akan membahas sedikit tentang perubahan yang terdapat dalam Buku edisi 1992 ini.

Pertama, 3 tokoh komunis yang berpengaruh yakni, Karl Marx. Joseph Stalin dan Lenin turun peringkat jauh sekali bahkan Lenin yang pada edisi 1978 hanya berbeda sedikit dengan peringkat Karl Marx sekarang selisihnya jauh sekali malah sekarang peringkat Lenin dibawah Joseph Stalin. Hal ini pasti sudah tahu bagi para pembaca yang sering mengamati perkembangan sejarah dari tahun ke tahun  atau sering membaca buku Sejarah, Edisi tahun 1978 komunis masih jaya-jaya nya makanya Michael H. Hart menempatkan 
tokoh-tokoh ini masuk dalam peringkat hampir atas(kecuali Stalin).

Sedangkan edisi 1992, Uni Soviet dan komunisme-nya sudah runtuh dan hancur berantakan akibat naiknya presiden demokrastis  Mikhail Gorbachev yang membuat beliau masuk dalam daftar 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Dan akibat ini, Michael H.Hart menata ulang peringkat-peringkatnya dan sebagai dampak peringkat 3 tokoh komunis ini turun drastis.

Juga saya perhatikan masuknya Ernest Rutherford menggantikan Niels Bohr, dan naik drastisnya peringkat John Dalton, penemu atom. Saya sangat mendukung dengan penaikan peringkat ini disebabkan dua tokoh inilah yang menemukan atom dan mengetahui bahwa atom itu mempunyai atom negatif dan positif meski Rutherford belum sempurna. Sedangkan Niels Bohr hanya memperbaiki kesalahan dalam teori Rutherford sehingga dia dihapus dari 100 tokoh edisi 1992 ini, padahal di edisi 1978, dia menempati peringkat ke-100 pas.

Selain itu ada perubahan lain dimana dihapusnya Pablo Picasso dari buku ini alasannya belum terlalu jelas. Tetapi saya mengira itu wajar-wajar saja karena beliau hanyalah seorang pelukis. Juga kenaikan 10 peringkat dari Tokoh penemu Geometri, Euclid juga saya mendukung 100%. Mengapa begitu? Seandainya tidak ada Geometri, bagaimana manusia mau mengukur suatu bangunan, merancang bangunan atau mungkin insinyur perancang bangunan tidak akan ada.

Tetapi saya sangat salut dengan 1 tokoh ini Nabi Muhammad SAW, beliau tidak ada tandingannya di dunia. Prestasi ini hampir disamai oleh Jengis Khan, sayang beliau bukan nabi melainkan hanya seorang raja sehingga pengaruhnya hanya sebentar. Bedanya adalah berbanding 180 derajat. Nabi Muhammad dikenal sebagai orang yang sabar, penyantun, ramah tamah dan sopan terhadap semua orang, meskipun kebanyakan orang-orang non islam mengatakan yang sebaliknya(saya tidak bilang semua begitu).

Sedangkan Jengis Khan sendiri  sudah jelas terkenal di seluruh dunia, di buku sejarah, di komik tokoh dunia dan para pengamat sejarah sebagai orang yang kejam, angkuh, tamak, dan sedikit culas tetapi dangkal pengetahuannya hingga ke keturunannya. Buktinya bisa dilihat ketika pasukan Hulagu Khan (anak Jengis Khan) menyerang Baghdad, Baghdad merupakan kota terbesar Islam di masa itu. Dan disitu pula berbagai macam ilmuwan, para tokoh terkenal, buku-buku lengkap disitu. Padahal Eropa dimasa itu masih berkutat dengan sihir dan hal-hal takhayul lainnya.

Tetapi pasukan Hulagu Khan yang menyerang kota itu dan hasilnya jelas menang telak diakibatkan pada abad itu dibawah kepemimpinan Abbasiyah, ilmu memang lebih berkembang daripada masa dinasti sebelumnya tetapi mereka melupakan di bidang kemiliteran. Akibatnya pasukan Hulagu Khan menang telak dan membantai ribuan rakyat Baghdad. Tetapi ketika saya membaca kelanjutan sejarah dari perang ini, sangat tolol dan terlalu tolol. Mereka justru membuang buku-buku itu kedalam sungai Eufrat sehingga airnya yang semula jernih menjadi hitam akibat terkena buku-buku yang dibuang itu. Seandainya waktu itu Hulagu Khan berpikir lebih jauh, mungkin bangsa Mongol akan bertahan lebih lama. Buku-buku itu bisa dimanfaatkan untuk pembangunan negeri dan kemakmuran rakyat.

Sehabis menguasai Baghdad, mereka menguasai Palestina, tetapi itulah berkat pengetahuan, beberapa tahun kemudian, dinasti Fathimiyah dari Mesir berhasil mengusir bangsa Mongol bahkan mereka berhasil menguasai Baghdad kembali. Sisa pasukan Mongol mundur ke Mogul, India dan akhirnya mereka masuk Islam dan mendirikan kerajaan Islam yang cukup besar disitu. Jadi sekali lagi ingat! kemiliteran dan pengetahuan adalah hal yang tak bisa dipisahkan begitu saja. Dan harus ada keseimbangan diantara mereka karena jika salah satunya terlupakan, maka contoh diatas anda bisa saksikan sendiri antara kerajaan yang mementingkan pengetahuan dan lebih mementingkan kemiliteran. 

Sebagai bukti Eropa yang pada perang Salib pertama menang, mereka tidak serta merta hanya membantai penduduk Islam dan Yahudi begitu saja, tetapi mereka juga mempelajari pengetahuannya. Dan Renaissance(Masa dimana Eropa menuju kemajuan) muncul juga dipengaruhi oleh Perang Salib ini meski memang mereka kalah 7 kali dari pasukan Islam karena kalah strategi.

Demikian yang dapat saya sampaikan dari Review ini, Mohon maaf bila ada kesalahan dan mohon diberikan saran dan kritik terhadap artikel ini. Tetapi mohon diberikan komentar yang sopan dan tidak memberikan spam-spam yang tidak jelas atau saya akan menghapus komentar tersebut.

Minggu, 26 Juni 2011

Israk dan Mikraj: Hadiah usai 50 tahun hidup penuh ujian

Membaca kisah-kisah nabi, menyentuh hati kita semua. Sepanjang hidupnya melalui pelbagai liku-liku. Sedangkan baginda merupakan kekasih Allah. Tetapi Allah me’ngorban’kan baginda dengan pelbagai kesulitan sebagai teladan kepada umat. Apatah lagi dunia ini sememangnya pentas ujian dari Tuhan buat hamba-hambanya.

Tidak cukup satu kesulitan malah berbagai-bagai bentuk yang dialuinya. Bukan sekaligus malah kesulitan ini datang bertali arus. Lihat sahaja 50 tahun pertama hidup baginda sebelum dihadiahkan Israk dan Mikraj. Sekurang-kurangnya terdapat 13 kesulitan yang bukan calang-calang telah dilaluinya. Bahkah sebelum kelahiran pun telah ada ujian apabila ayahnya telah dijemput mengadap Ilahi.

Kisah nabi memberitahu kita cara seorang kekasih Allah melalui saat-saat yang bermacam ragam. Beliau melalui detik-detik hiba ditinggalkan orang-orang tersayang. Beliau lahir tanpa melihat muka ayah dan mendengar suaranya. Beliau lahir dalam keadaan yatim.

Beliau hanya sempat bersama-sama ibu tercinta bagi beberapa tahun sahaja. Bondanya menghembuskan nafas terakhir di kala beliau masih kecil. Di kala masih memerlukan belaian manja seorang ibu. Kemudia Nabi Muhammad menumpang kasih pada si datuk malangnya tiba-tiba datuk pula meninggalkannya buat selama-lamanya. Kepada siapa pula anak yatim kecil ini ingin menumpang kasih dan manja?

Dalam usia yang sangat kecil, beliau terpaksa bermanja dengan bapa saudara yang mempunyai anak dan tanggungan yang ramai. Setelah begitu lama dalam peliharaan bapa saudara, beliau sekali lagi melalui detik pilu apabila bapa saudaranya pula meninggal dunia. Bapa saudara tempat beliau menumpang kasih setelah ketiadaan si ibu dan datuk.

Dalam hidup berumah tangga pula, beliau pernah melalui detik menyayat hati kehilangan isteri apabila Khadijah kembali mengadap Ilahi. Apatah lagi diketika baginda memerlukan sokongan padu dari si Isteri. Beliau juga melalui saat sedih seorang ayah yang menghadapi saat kematian anak-anaknya. Anak-anak lelaki beliau kesemuanya meninggal dunia sewaktu masih kecil, sebelum si ayah sempat bergurau senda dan bermesra.

Bayangkanlah;
• Beliau adalah anak yang kematian ibu dan bapanya.
• Seorang cucu yang ditinggalkan pergi oleh datuknya.
• Seorang ayah yang dijemput pulang anak-anaknya oleh Tuhan.
• Seorang suami yang kehilangan isteri tercinta.
• Anak saudara yang kehilangan bapa saudara yang dianggap seperi ’ayah kandung’ kerana menjaganya sejak kecil.

Air mata beliau mengalir setiap kali melalui saat hiba kerana itu adalah sifat manusiawinya. Beliau mengalirkan air mata pada saat menziarahi kubur ibunya. Air matanya tertumpah saat anak kecilnya tidak lagi bernyawa.

Baginda bukanlah manusia yang suka berminta-minta. Malah semenjak kecil sedaya upaya mencari rezeki dengan usahanya tangan sendiri. Terpaksa mengambil upah mengembala kambing dan berniaga.

Dalam medan dakwah beliau bukan sahaja ditentang dengan kata-kata malahan perbuatan. Baginda dihina, diejek, dicemuh dan dimaki. Baginda turut pernah diludah, dijerut leher, disekat dari berhubung, dibaling najis dan dilontar bantu. Bahkan sahabat-sahabatnya turut menerima nasih yang sama. Mereka diseksa dengan zalim. Terpaksa berhijrah meninggalkan Makkah. Hinggakan ada yang menjadi buta, berparut tubuh malah lebih daripada itu ada yang gugur syahid.

Begitulah 50 tahun pertama baginda melalui kehidupan ini. Namun, baginda melaluinya dengan penuh sabar, cekal dan tidak mengeluh. Maka selayaknya dengan kesabaran yang tinggi ini beliau dihadiahkan dengan satu perjalanan yang tidak pernah dilalui oleh mana-mana nabi sebelumnya atau akan dilalui mana-mana manusia sesudah baginda.

Perjalanan penuh mukjizat melangkaui perjalanan darat (Israk) dan perjalanan langit (Mikraj). Hadiah ini adalah hadiah Tuhan untuk menggembirakan hatinya dan memuliakan atas segala kesabaran yang ditanggungnya selama 50 tahun sebelum ini. Maha Suci Allah.

Wallahu A’lam Bissawab

(sila rujuk buku Sahrulazmi Sidek, Israk dan Mikraj terbitan al-Baasith Resources)

Jumat, 10 Juni 2011

Amali Sembelihan

Rabu, 01 Juni 2011

Rumpa'na Bone

KISAH HEROIK
LAPAWAWOI KARAENG SIGERI MELAWAN BELANDA TAHUN 1905

Dilukiskan dalam bentuk Sastera Bertutur

Prolog

Lapawawoi Karaeng Sigeri Raja Bone ke-31 bersama putranya Abdul Hamid Baso Pagilingi yang populer dengan nama Petta Ponggawae menunjukkan kepahlawanannya dalam perang Bone melawan Belanda tahun 1905. Walaupun Belanda menyerang dengan persenjataan lengkap dengan tentara terlatih, akan tetapi Lapawawoi Karaeng Sigeri tidak menjadi gentar. Dengan jiwa kesatria yang membara, ia menghadapi serangan Belanda di berbagai tempat.

Pendaratan tentara Belanda di pantai Timur Kerajaan Bone di kawasan laut Teluk Bone (ujung Pallette-BajoE-Ujung Pattiro), Lapawawoi Karaeng Sigeri menyatakan perang diseluruh wilayah kerajaan Bone terhadap kompeni Belanda. Tindakan penuh keberanian ini dilakukan setelah mendapat dukungan dari anggota Hadat Tujuh serta Seluruh pimpinan Laskar Kerajaan Bone.

Di bawah pimpinan Panglima operasinya Kolonel Van der Wedden, Belanda melakukan serangan sporadis ke kubu-kubu pertahanan Laskar Kerajaan Bone. Walaupun mendapat perlawanan yang cukup sengit dari Laskar kerajaan Bone, akan tetapi persenjataan Tentara Belanda yang lengkap akhirnya tentara Belanda berhasil memukul mundur Laskar kerajaan Bone yang dipimpin oleh Lapawawoi Karaeng Sigeri bersama Petta Ponggawae dan Seluruh keluarganya. Pada tanggal 30 Juli 1905 tentara Belanda berhasil merebut Saoraja (Istana Raja) di Watampone dan menjadikannya sebagai basis pertahanannya.

Selama Selama kurang lebih lima bulan (Juli-November ) Lapawawoi Karaeng Sigeri bersama Petta Ponggawae beberapa kali memindahkan pusat pertahanannya. Hal ini dilakukan agar segenap Laskar Kerajaan Bone yang terpencar di berbagai tempat senantiasa dapat melakukan kontak dengannya. Adapun pusat-pusat pertahanan Laskara Kerajaan Bone pada waktu itu anatara lain : Palakka, Pasempe, Gottang, Lamuru, dan Citta di daerah Soppeng. Pusat pertahanan yang terakhir yang merupakan tempat gugurnya Petta PonggawaE adalah Bulu Awo di perbatasan Siwa dengan Tanah Toraja.

Dalam kondisi yang tidak menentu, menyusul kejaran Serdadu Belanda juga semakin gencar, maka kedua petinggi kerajaan Bone merubah taktik perangnya dari perlawanan frontal menjadi perang gerilya. Hal ini dilakukan karena semakin sulitnya mengkoodinir laskar-laskar Kerajaan Bone yang terpencar di berbagai tempat. Terutama Laskar-Laskar yang berada di wilayah selatan Kerajaan Bone di bawah komando Latemmu Page Arung Labuaja. Namun kian hari stamina laskar kerajaan Bone semakin menurun sementara serdadu Belanda menguber pusat-pusat pertahannya.

Perlawanan Lapawawoi Karaeng Sigeri terhadap Belanda tahun 1905 dikenal dengan nama RUMPA’NA BONE ( Bobolnya Pertahanan Bone). Sedang pihak Belanda menyebutnya sebagai AKSI MILITER TERHADAP BONE. Istilah RUMPA’NA BONE berasal dari pernyataan Lapawawoi Karaeng Sigeri sendiri ketika menyaksikan secara langsung Petta Ponggawae (putranya sendiri) gugur diterjang peluru tentara Belanda. Hal ini diungkapkan dengan kalimat Bugis yang kental “ RUMPA’NI BONE” (Bobollah Benteng Pertahanan Bone). Maka dengan gugurnya Petta Ponggawae sebagai Pahlawan Tana Ugi, maka Lapawawoi Karaeng Sigeri beranggapan bahwa benteng pertahanan Kerajaan Bone telah bobol dan dikatakanlah “RUMPA’NI BONE

Tak dapat disangkal, bahwa ada segelintir kalangan yang melihat secara apriori peristiwa Rumpa’na Bone sebagai lembaran kelabu dalam sejarah perlawanan Rakyat Bone dalam menghadapi serangan serdadu Belanda. Kalangan tersebut beralasan bahwa, peristiwa Rumpa’na Bone yang ditandai dengan gugurnya Panglima Perang Kerajaan Bone (Petta Ponggawae) dan tertangkapnya Raja Bone (Lapawawoi Karaeng Sigeri) oleh tentara Belanda, menunjukkan betapa rapuhnya pertahanan Rakyat Bone melawan penjajah ?

Namun sebagian besar kalangan mengatakan, bahwa peristiwa Rumpa’na Bone yang diawali dengan perlawanan yang cukup sengit yang ditandai gugurnya ribuan laskar Bone adalah sebuah peristiwa heroik yang jarang ditemukan tandingannya. Langkah yang ditempuh oleh Lapawawoi Karaeng Sigeri bersama putranya Petta Ponggawae (Abdul hamid Baso Pagilingi) selaku Panglima Perang merupakan langkah patriotis yang cukup berani hingga rela meregang nyawa demi Tana Bone.

Kalau bukan karena jiwa patriotis, Lapawawoi Karaeng Sigeri selaku tokoh sentral perlawanan Rakyat Bone pada masa itu melawan tentara Belanda, mungkin ceritanya menjadi lain. Apakah menerima tawaran kerjasama dengan Belanda yang berarti membiarkan Komponi Belanda menjajah Kerajaan Bone. Namun yang pasti hal itu tak mungkin terjadi, karena ribuan Laskar Kerajaan Bone yang terkapar bersimbah darah di sepanjang pantai Bajoe. Para suhada Bugis tersebut didorong oleh SIRI’ NA PESSE untuk mempertahankan tanah tumpah daerahnya dari penjajahan Belanda.

Dalam kenyataannya memang harus diakui, bahwa persenjataan Belanda yang lengkap ditunjang dengan ketangguhan personil militernya jauh berada di atas bila dibandingkan dengan persenjataan yang dimiliki oleh Laskar Kerajaan Bone. Tetapi ketika kita mengenang kisah perlawanan Lapawawoi Karaeng Sigeri terhadap Belanda yang pada akhirnya Petta Ponggawae Gugur dan Lapawawoi Karaeng Sigeri sendiri tertawan, maka seyogianya patut dikenang dan direnungkan oleh generasi berikutnya.

Berikut ini kami haturkan untaian Balada Kisah Heroik seorang RAJA BUGIS

1.Bismillahirrahmanirrahim. Dengan petunjuk dan karunia-Nya, dengan kebesaran dan keagungan-Nya, kurentang benang merah sejarah, kurangkai peristiwa, kutulis ini kisah.

2.Kisah heroik seorang Raja Bugis melawan Belanda si Mata Pute. Dengan semangat patriotik membara, dan jiwa kesatria yang mendidih, didorong oleh Toddo’ Siri, na pesse’

3.Terlukis indah di lembaran sejarah. Terpatri abadi di hati Rakyat bone. Dari generasi ke ke generasi selanjutnya. Sebagai bukti keteguhan hati nurani. Orang Bugis berdarah Wija To Bone

4.Lapawawoi Karaeng Sigeri namanya. Raja Bone yang ketigapuluh satu. Bersama putranya yang gagah perkasa Andi Abdul Hamid Baso Pagilingi. Panglima Perang Kerajaan Bone

5.Didukung oleh hadat Tujuh Bone. Dan Seluruh pimpinan Laskar pemberani. Arungpone Lapawawoi Karaeng Sigeri. Mengangkat senjata melawan penjajah. Hingga tetes darah penghabisan.

6.Dalam sejarah Bone disebutkan. Awal pecahnya perang yang dahsyat. Di pantai Timur Celebes Selatan. Di Pagi yang sejuk pada bulan Juli Tahun seribu sembilan ratus lima.

7.Ketika matahari mulai merekah. Di ufuk timur tiada berawan. Memancarkan cahaya indah keemasan. Menyepuh seantero Kerajaan Bone. Begitu indah ciptaan sang Khalik.

8.Di Baruga Saoraja Bone nan asri. Lapawawoi Karaeng Sigeri dan permaisuri. Duduk tenang di atas Tappere Boddong. Rituddukeng Lamangolokkelling Cempanigae. Diapit Pattetteng dan Jowa pemberani.

9.Di bawah nuangan Teddung Pulaweng dan bendera Kerajaan SamparajaE. Arungpone bersama permaisuri. Dihibur Tari Pajoge dan lagu Ongkona Bone oleh Bissu pengawal setia Saoraja.

10.Gendang dipukul bertalu-talu. Lagu berdendang begitu syahdu. Lemah gemulai penari bisu. Indah nian menyejukkan hati. Mengikuti irama klasik Tana Ugi.

11.Di hati Arungpone dan permaisuri. Timbul kekaguman yang sangat mendalam. Betapa tinggi budaya Leluhur. Warisan Kerajaan Bone di Tanah Ugi. Kembanggaan SEMPUGI di Celebes Selatan.

12.Langit Kerajaan Bone pagi itu. Nampak cerah diliputi udara sejuk. Tak terbayang akan datang mendung kelabu. Tak terpikir akan munculnya prahara. Yang membuat Tana Ugi bergolak.

13.Di atas Singgasana Kerajaan Bone. Arungpone bersama permaisuri. Nampak tegar dan tenang penuh wibawa. Di wajahnya terbaca gurat kepemimpinan. Selaku raja yang bijak dan berhati jernih.

14.Seorang Pengawal datang melapor. Atas datangnya utusan Arung Tanete. Untuk menyampaikan suatu berita. Dari Hasil pengamatan di sepanjang pantai. Antara Ujung Pattiro-Ujung Pallette.

15.Kemeriahan pun seperti tersentak. Bunyi gendang, suling, dan kecapi. Semua berhenti tak lagi terdengar. Gerak gemulai penari-penari Bissu. Nampak terkulai seperti lesu dan kaku.

16.Keluarga Saoraja diliputi kecemasan. Di wajah permaisuri terbaca kebingungan. Kecuali Arungpone Lapawawoi Karaeng Sigeri. Kelihatan tetap tegar dan sangat tenang. Menanti berita dari utusan Arung Tanete.

17.Hasil pengamatan Arung Tanete. Di sana di Perairan Teluk Bone. Kelihatan banyak kapal beriring-iring. Berlayar dari selatan menuju utara. Semakin dekat di Pantai Bajoe.

18.Mendengar itu, Arungpone tertunduk. Lalu bangkit menganggukkan kepala. Menyimak dalam lubuk hatinya. Akan makna laporan dari Arung Tanete. Entah gejolak apa yang timbul di benaknya.

19.Tatapan matanya menerawang jauh. Memandangi cakrawala tak terbatas.. Ada kemelut yang sulit dipecahkannya. Menimbulkan seribu tanda tanya. Di hati permaisuri dan keluarga Saoraja.

20.Dengan suara datar Arungpone bertutur. Mengungkap misteri laporan Arung Tanete. Bahwa kapal-kapal yang beriring-iring. Di sana di perairan Teluk Bone Adalah milik Belanda si Putih Mata.

21.Arungpone Lapawawoi Karaeng Sigeri. Menitip pesan kepada Arung Tanete. Agar tetap melakukan pengamatan. Akan maksud kedatangan kapal Belanda. Yang semakin mendekat di Pantai Bajoe.

22.Sebab menurut pikiran Arungpone. Belanda selalu berupaya untuk mencaplok dan menjajah. Menanamkan kuku-kukunya di atas bumi Kerajaan Bone yang subur.

23.Kepada Arung Tanete dan Rakyatnya. Arumpone minta agar tetap tenang. Menunggu perintah dari Saoraja. Dari kesepakatan antara Mangkau’E. Dengan segenap anggota Hadat Bone.

24.Kesepakatan dan kebulatan tekad. Dari pemikiran dan pertimbangan yang jernih. Untuk membela dan mempertahankan. Kerajaan Bone dan Seluruh Rakyatnya. Dari cengkeraman tangan-tangan penjajah.

25.Kecemasan dan kegelisahan permaisuri. Nampak jelas di wajahnya yang bening. Dengan pandangan sayu menatap arungpone. Mengharap jawaban penyejuk hati. Tentang kedatangan kapal-kapal Belanda.

26.Sementara di perairan Teluk Bone. Berkumpul eskader kapal perang Belanda. H.M. Hendrik Hertog pembawa bendera. Diatasnya Komandan Eskader Matra Laut. Mengadakan rapat dengan Panglima Tempur.

27.Melalui teropong dari atas kapal. Nampak keindahan alam Kerajaan Bone. Sawah dan ladang terbentang luas. Pohon lontar dan nyiur melambai-lambai. Sungai-sungai mengalir dengan jernih.

28.Bukit dan gunung berhutan lebat. Binatang ternak berlarian kian kemari. Burung-burung beterbangan di udara. Ombak memutih memecah pantai. Panorama alam indah menawan hati.

29.Keindahan itulah membuat Belanda semakin bernafsu. Untuk segera melakukan pendaratan. Bagai kelompok singa kelaparan. Mengintai buruannya di balik belukar.

30.Suasana di Saoraja semakin galau. Seluruh penghuni dicekam kecemasan. Permaisuri melangkahi mendekati Arungpone yang tetap tegar dan tenang di tempatnya. Selaku raja yang berpikiran tajam.

31.Dengan suara lembut permaisuri bertanya. Apa betul kapal-kapal itu milik Belanda. Datang untuk menyerang Kerajaan Bone. Lalu bagaimana langkah-langkah Arungpone. Dalam mempertahankan dan menyelamatkan rakyatnya.

32.Arungpone Lapawawoi Karaeng Sigeri. Membujuk permaisuri yang nampak gelisah. Menenagkan gejolak dalam hati dan pikirannya. Tawakkal kepada Allah dan Nabi-Nya.

33.Tellabu Essoe ri Tengngana Bitarae. Segalanya berjalan menurut kodratnya. Demikian Arungpone membujuk permaisuri. Dan segenap keluarga penghuni Saoraja. Yang nampak bingung penuh kecemasan.

34.Arungpone tetap yakin dan percaya. Kerajaan Bone sangat kuat dan tangguh. Dengan ribuan Laskar Pakkanna Passiuno. Yang rela mati berlumuran darah merah. Dari pada hidup di jajah Belanda.

35.Belanda boleh menerobos pertahanan Bone. Setelah melangkahi ribuan laskar. Dengan semangat patriotis sejati. Siap bertarung di Walawala Bessie. Bermandi darah di Appasareng Kannae.

36.Mendung kelabu di atas kerajaan Bone. Nampak semakin tebal, pekat dan hitam. Pertanda bakal datangnya malapetaka. Angin puting beliung telah berhembus. Disertai Guntur dan kilat menyambar-nyambar.

37.Permaisuri kelihatan semakin gelisah. Arungpone seperti tak berhenti berpikir. Penghuni Saoraja dicekik ketakutan. Perang bakal berkobar meminta korban. Tana Ugi sebentar lagi bersimbah darah.

38.Dalam suasana yang semakin galau. Seorang lagi pengawal datang melapor. Atas kedatangan dua orang tamu asing. Karaeng Marusu bersama temannya. Utusan Belanda dari perairan Teluk Bone

39.Laporan itu mengejutkan permaisuri. Kekesalan di hatinya terbayang di wajahnya. Meluap bagai nyala api dihembus angin. Dengan kalimat meledak tak terkendali. Menolak kedatangan utusan Belanda.

40.Bangkit berdiri Sang Permaisuri. Melepas uneg-uneg yang menggurita. Dalam hatinya yang panas membara. Agar Karaeng Marusu bersama temannya tidak memasuki halaman Saoraja.

41.Arungpone yang bijak berhati lembut. Kembali menenangkan permaisuri. Menyiram nyala api yang meluap. Agar tidak menampakkan kekesalan kepada karaeng Marusu bersama teman.

42.Di pintu Saoraja yang dijaga pengawal. Karaeng Marusu bersama temannya. Membungkuk memberi penghormatan. Lalu keduanya langsung duduk bersila di depan Arungpone dan Permaisuri.

43.Dengan kalimat bergetar putus-putus. Karaeng Marusu kepada arungpone. Bahwa dirinya utusan Komandan Belanda. Yang sekarang berada di atas kapal. Menunggu kabar di perairan Teluk Bone.

44.Tertegun Lapawawoi Karaeng Sigeri. Menyimak berita dari utusan Belanda. Berpikir dan berpikir mencari yang terbaik. Gurat-gurat kewibawaan kembali terbaca di wajahnya yang nampak semakin menua.

45.Kemudian memandang jauh ke depan. Sejauh analiasa dan bisikan hatinya. Membayangkan Kerajaan bone yang subur buminya. Membayangkan wajah-wajah Rakyatnya.

46.Selaku raja yang memiliki firasat. Nalar dan mata batin yang tajam. Kalimat yang sarat makna filosofi. Arungpone menjawab tawaran Belanda. Kepada karaeng Marusu bersama temannya.

47.Arungpone menyemak dan memahami. Kedatangan Belanda di Teluk Bone. Namun tidak bisa bertindak sendiri. Untuk menerimanya mentah-mentah. Harus didukung oleh Hadat Tujuh Kerajaan Bone.

48.Dengan kalimat putus-putus dan ragu. Karaeng Marusu mengajukan pertanyaan. Tentang sikap dan langkah Arungpone. Menerima atau menolak tawaran Belanda. Karena dia tidak bisa berlama-lama.

49.Dengan tenang Arungpone menjawab. Di Kerajaan Bone yang saya cintai ini. Ada rambu-rambu yang harus dipatuhi. Disebut “ Ade Mappura Onrona Bone” Warisan Leluhur yang dijunjung tinggi.

50.Apapun yang akan dilakukan di Bone. Harus lahir dari musyawarah dan mufakat. Antara Mangkau selaku raja disitu pihak. Dan anggota Hadat Bone dilain pihak. Sebagai wujud demokrasi sejati.

51.Jadi tentang maksud tawaran Belanda. Arungpone tidak bisa menetukan sekarang. Menunggu hasil musyawarah dan mufakat. Diterima sebagai awal suatu persahabatan. Atau ditolak sebagai awal pecahnya perang.

52.Setelah mendengarkan pesan Arungpone. Karaeng Marusu dan temannya mohon pamit. Dengan langkah gontai meninggalkan saoraja. Berjalan ke arah timur menuju Pantai Bajoe. Dengan hati yang dongkol, kesal dan kecewa.

53.Di Pelabuhan Bajoe keduanya naik sampan. Menuju kapal S.S.Riemsdijk di Teluk Bone. Di mana Panglima ekspedisi van Loenen. Dengan perasaan cemas penuh harap. Telah lama menunggu kedatangannya.

54.Di depan Panglima Ekspedisi Van Loenen. Karaeng Marusu dan temannya menyampaikan. Pesan yang mengisyaratkan penolakan dari Arungpone Lapawawoi Karaeng Sigeri. Raja yang mematuhi kehendak rakyatnya.

55.Kabar itu membuat Van Loenen naik darah. Kehendaknya dilecehkan dan tidak digubris. Wajah bengis memandang ke arah pantai. Nafsu serakahnya menggerogoti kepikirannya. Menyerang Bone dengan kekuatan senjata.

56.Suatu ultimatum bernada ancaman. Ditulisnya dengan emosi meluap-luap. Dalam tempo satu kali dua puluh empat jam. Kehendak tidak diiyakan dan dipenuhi. Maka Kerajaan Bone segera dibumihanguskan.

57.Ultimatum Tertanggal Sembilan Belas Juli Tahun Seribu Sembilan Ratus Lima. Diberikan kepada La Pattola Daeng Massappo. Orang Bone yang diinterner di Ujung Pandang. Agar secepatnya diberikan kepada Arungpone.

58.Menerima Ultimatum dan ancaman demikian. Tidak membuat hati Arumpone menjadi gentar. Sebagai Raja Bugis yang mempunyai harga diri. Darah Bugis dan patriotisnya mendidih. Bertekad melawan Belanda Si Putih Mata.

59.Baginya tidak ada kata untuk menyerah. Apalagi tunduk di bawah kekuasaan penjajah. Harga diri sebagai Orang Bugis Wija To Bone. Toddopuli Siri Napesse harus ditegakkan. Demikian bisikan yang muncul di hatinya.

60.Segenap Anggota hadat Tujuh diundang. Arung Ponceng, Arung Tanete Riawang, Arung Macege, Arung Tanete Riattang, Arung Ta’, Arung Ujung, Arung Tibojong. Agar segera datang berkumpul di Saoraja.

61.Diundang pula Abdul Hamid Baso Pagilingi. Selaku Panglima Perang Kerajaan Bone. Bersama Seluruh pimpinan Laskar Pemberani. Untuk datang memenuhi undangan Arungpone. Guna menanggapi Ultimatum dari Belanda.

62.Hanya berselang beberapa saat saja. Semasih daun sirih belum hancur terkunyah. Dan periuk di dapur belum juga mendidih. Para undangan berdatangan dari segala arah. Semua hadir memenuhi undangan Arumpone.

63.Setelah semuanya tenang di tempat duduk. Arung Ponceng bertanya kepada Arungpone. Mungkin ada sesuatu yang penting dibicarakan. Sehingga Puatta Arungpone mengundang kita. Untuk datang dan berkumpul di Saoraja.

64.Sebelum mengemukakan maksud undangannya. Arungpone menatap satu-satu tamu yang hadir. Tatapannya mulai dari anggota hadat Tujuh Bone. Sampai kepada Abdul Hamid Baso Pagilingi. Dan Pimpinan Laskar Pakkanna Passiuno.

65.Dengan suara serak-serak basah. Lapawawoi Karaeng Sigeri mulai bicara. Sebagai Orang Bugis yang punya harga diri. Yang menjunjung tinggi Ade- Pangadereng. Kita perlu menyatakan pendapat.

66.Semua yang hadir nampak semakin gelisah. Menunggu lanjutan pembicaraan Arungpone. Membuat suasana menjadi hening sejenak. Tak seorangpun yang mengeluarkan kata. Sementara Permaisuri nampak tertunduk.

67.Dengan tarikan nafas yang panjang. Arungpone melanjutkan pembicaraan. Tentang datangnya dua orang utusan Belanda. Mengajak untuk menjalin kerjasama. Mengelola Pelabuhan Pallime dan Bajoe.

68.Selanjutnya Belanda akan mempersatukan. Jumpandang, Bone, Luwu, dan Tanah Toraja. Menurut pikiran Lapawawoi Karaeng Sigeri. Itu merupakan awal dari sebuah jebakan. Untuk menggiring ke dalam bentuk penjajahan.

69.Dari saku Arungpone ditariknya secarik kertas. Ultimatum yang diterimanya dari Belanda. Kalau keinginan yang ditawarkan ditolak. Kerajaan Bone akan diserang dan dihancurkan. Dalam tempo satu kali duapuluh empat jam.

70.Mendengar penjelasan dari orang tuanya. Baso Pagilingi Petta Ponggawae naik darah. Berdiri dan menghormat kepada Arungpone. Selaku Panglima Perang Kerajaan Bone. Jiwa patriotis, semangat kesatrianya tergugah.

71.Menurut pandangan mata batinnya. Suatu malapetaka terbayang di depannya. Kerajaan Bone akan hancur porak-poranda. Seluruh rakyatnya hidup di bawah penjajahan. Apabila keinginan Belanda itu diterima.

72.Lalu Baso Pagilingi Petta Ponggawae. Memohon ampun kepada Ayahandanya. Juga kepada Seluruh anggota Hadat Bone. Agar mempertimbangkan matang-matang. Untuk menerima ajakan dan tawaran Belanda.

73.Sebab menurut yang muncul di benaknya. Belanda tidak bisa dipercaya omongannya. Pantang untuk diikuti segala keinginannya. Apalagi menerima apa yang ditawarkannya. Di hatinya sejali sekalindang sifat penjajah.

74.Berdiri menghormat pula Arung Ponceng. Salah seorang anggota Hadat Tujuh Bone. Membenarkan ucapan Petta Ponggawe. Diamini oleh anggota hadat Tujuh lainnya. Menolak tawaran Belanda Si Putih Mata.

75.Dulung Ajangale, Lamuru, Awang Tangka, arung Palili dan Pimpinan Laskar pemberani. Menyatakan siap mengamankan kesepakatan. Arungpone dengan Hadat Tujuh Bone. Walau harus ditebus dengan harta dan nyawa.

76.Lapawawoi Karaeng Sigeri kecintaan rakyat. Memandang ke kiri, ke kanan lalu tersenyum. Ini namanya terpaut ujung dan pangkalnya. Telah bertemu pula buku dan ruasnya. Pedapatnya seirama pendapat rakyatnya.

77.Dengan gurat-gurat usia yang nampak menua. Arunpone mengajak semua yang hadir. Menggalang kekuatan menghimpun tenaga. Mengangkat senjata melawan penjajah. Membela Kerajaan Bone dan rakyatnya.

78.Abdul Hamid Baso Pagilingi Petta Ponggawae. Selaku Panglima Perang mendapat perintah menghimpun kekuatan. Untuk menghadapi serangan serdadu Belanda. Mulai Ujung Pattiro hingga Ujung Pallette.

79.Perintah yang sangat ditunggu-tunggu. Disambutnya dengan mengucapkan ikrar. Berdiri dan mencabut keris “Raja Bagusu” keris pusakanya yang selalu menyertainya. Diayunkan ke kiri maupun ke kanan penuh semangat.

80.Matanya merah menyorot bagai bara api. Bersumpah dan berikrar untuk tetap setia. Membela dan mempertahankan Kerajaan Bone. Rela mati ditembus peluru penjajah.

81.Mendengar ikrar Baso Pagilingi. Semangat Patriotik hadirin seperti tersulut api. Gelora jiwa kesatria nampak terbaca. Di wajah para pemberani Kerajaan Bone. Arungpone tenang dan tegar di tempatnya.

82.Tidak ketinggalan pula Arung Tanete. Dengan sorotan mata menyala-nyala. Memberi hormat kepada Arungpone. Mencabut keris pusaka kesayangannya. Mengucapkan ikrar menghadapi Belanda.

83.Darah kesatria Arung Sailong tergugah. Semangat membara membatu. Diteriakkan dengan lantang ikrarnya di depan Arungpone dan Permaisuri. Dan Seluruh undangan yang hadir.

84.Setelah sejumlah Pakkanna Passiuno. Mengucapkan ikrar masing-masing. Berdirilah Permaisuri dengan tegarnya. Mendekati Baso Pagilingi lalu menepuk bahunya membakar semangatnya.

85.Berdoa kepada Allah dan Nabi-Nya. Semoga melindungi dari serangan musuh. Semoga Seluruh Laskar Kerajaan Bone. Diberi kekuatan dan kemampuan tempur menghadapi Belanda.

86.Setelah diberkahi kedua orang tuanya. Baso Pagilingi selaku Panglima Perang Kerajaan Bone. Begitu gagah melangkahi ke depan. Mengarah ke timur menuju medang juang.

87.Diikuti oleh Laskar Passiuno. Di hatinya hanya dua pilihan. Hidup atau mati demi Tana Ugi. Siri na Pesse mendorong langkahnya.

88.Rerumputan dan bebatuan sepanjang jalan. Seperti memberinya semangat untuk maju. Menantang keangkuhan serdadu Belanda. Yang kini berada di perairan Teluk Bone. Siap memuntahkan peluru meriamnya.

89.Di Bawah Komando Petta Ponggawae. Kelompok Laskar dibagi dalam tiga arah. Kelompok pertama menuju Ujung Pattiro. Kelompok kedua menuju Lona dan BajoE. Kelompok ketiga menuju Ujung Pallette.

90.Sepanjang jalan yang dilaluinya. Menuju medan perang yang dahsyat. Para Laskar dengan semangat menyala. Terus melengkingkan” Osong Pakkanna. “Ada Passokkang” lagu perjuangan.

91.Bagai lebah beterbangan di udara bebas. Membuatnya tak gentar, nyalinya tak ciut. Tombak dan kelewang diayun-ayunkan. Pedang dan keris pusaka dihunuskan. Meriam dan senapan ringan disiagakan.

92.Dari pantai Bajoe hingga Ujung Pallette. Dan di Ujung Pattiro bahagian selatan. Dipenuhi ribuan Laskar Kerajaan Bone. Mendengungkan Osong Pakkanna. Siap menghadapi pendaratan Belanda.

93.Di atas kapal H.M.Koningin Regentes. Panglima ekspedisi Belanda Van Loenen. Mengamati tempat yang layak untuk pendaratan. Lewat teropong pengintai dari atas kapal. Dari Ujung Pattiro ke Ujung Pallette.

94.Tanggal dua puluh satu bulan Juli Tahun Seribu Sembilan Ratus Lima. Kapal-kapal Belanda semakin mendekat. Suatu pertanda pendaratan akan dilakukan. Sekoci-sekocipun mulai diturunkan.

95.Pukul Enam Sore kurang sepuluh menit. Ketika matahari menukik ke peraduannya. Van Loenen dari kapal S.S.Van Riemsdijk. Mengeluarkan perintah pendaratan. Berarti perang terbuka mulai berkobar.

96.Dentuman meriam dan senapan ringan. Terdengar gemuruh memekakkan telinga. Dimuntahkan dari atas kapal ke arah pantai. Dibalas oleh Laskar Pemberani Kerajaan Bone. Dari pantai Bajoe, Lona, dan Tippulue.

97.Pertempuran sengit tak dapat dielakkan. Laskar Kerajaan Bone bertahan mati-matian. Mengadu kekuatan dan meregang nyawa. Sementara serangan Belanda semakin gencar. Mengarah ke Tippulue dan Kampung Lona.

98.Ponggawa Bone membakar semangat Laskarnya. Semboyan Siri Na Pesse diteriakkan lantang. Disambut sorak-sorai para Laskar Passiuno. Semua maju menyongsong kedatangan Belanda.

99.Arena pertempuran mencekam dan menakutkan. Kilat-kilat peluru berhamburan di udara leluhur Bugis. Bola-bola api beterbangan silang-menyilang. Pemandangan yang langka bagi Rakyat Bone. Pantai Bajoe bagai neraka mengerikan.

100.Jatuh tersungkur sejumlah Laskar Passiuno. Berguguran bagai kembang semerbakwangi. Cucuran darah merah terlihat di mana-mana. Menganak sungai di Bumi leluhur Bone. Pahlawan Tana Ugi mengukir sejarah.

101.Banyak Laskar tak sempat dibalut lukanya. Banyak juga tak sempat dikenal wajahnya. Tergeletak berlumuran darah di mana-mana. Tak ubahnya onggokan batang pisang. Di alur-alur sungai dan ditengah persawahan.

102.Udara pesisir Timur Tana Bone malam itu. Sungguh sangat mencekam memalukan. Muntahan peluru meriam adalah pandangan mengerikan. Bagai bintang berguguran dari langit yang biru.

103.Gugurlah pahlawan-pahlawan Tana Ugi ialah Daeng Matteppo’ Arung Bengo dari Bone Barat, Daeng Massere Dulung Ajangale dari Bone Utara. Begitu pula Arung Sigeri Keluarga Arungpone. Dan sejumlah Pakkanna Passiuno lainnya.

104.Serangan serdadu Belanda semakin membabi buta. Laskar Kerajaan Bone mundur ke arah barat. Petta Ponggawae tetap bertahan di Cellu. Daeng Marola Arung Ponre terkena peluru namun nafas masih ada. Diantar oleh sejumlah laskar menuju Saoraja.

105.Di tengah berkecamuknya pertempuran. Petta Ponggawae mengirim pesan ke Saoraja. Agar Puatta Arungpone berpindah tempat. Dari saoraja ke Palakka yang lebih aman. Bersama Seluruh keluarga dan isi Saoraja.

106.Menerima pesan dari Petta Ponggawae. Arungpone minta pandangan permaisuri. Juga kepada Arung Ponre Daeng Marola. Yang tiba di Saoraja dalam keadaan luka. Bertahan di Saoraja atau berpindah ke Palakka.

107.Kepada Arungpone Lapawawoi Karaeng Sigeri. Arung Ponre dengan hormat melaporkan. Bahwa Laskar Bone tak dapat lagi membendung serangan Belanda. Persenjataan sangat tidak seimbang. Perlu pertimbangan untuk mundur selangkah untuk maju seribu kali.

108.Setelah bertukar pendapat dengan Permaisuri. Dan segenap keluarga Saoraja lainnya. Memperhitungkan baik dan buruknya. Prinsip berpindah tempat bukan berarti kalah. Namun sebagai langkah penyelamatan terhadap Arungpone.

109.Usungan disiapkan untuk Puatta Arungpone. Benda-benda Kerajaan dikemas oleh para Bissu pengawal Saoraja. Tombak dan bendera SamparajaE disiapkan. Tinggal menunggu perintah dari Arungpone.

110.Lapawawoi Karaeng Sigeri di atas usungan. Sejenak memandangi Puncak Saoraja. Bagai mengucapkan selamat tinggal istanaku. Bila Allah dan nabi-Nya memberiku kekuatan. Akan aku kembali bernaung di bawah atapmu.

Bersambung .......................................................

Teluk Bone

Raja Bone ke-3

Dialah yang menggantikan pamannya menjadi Arumpone. Kedudukannya ini diterima dari pamannya sejak berusia satu malam (masih bayi). Kalau ada sesuatu yang akan diputuskan maka To Suwalle yang memangkunya menjadi juru bicaranya. Kemudian yang bertindak selaku Makkedang Tana adalah To Sulewakka.

Ketika memasuki usia dewasa, barulah La Saliyu Karampeluwa mengunjungi orang tuanya di Palakka. Sesampainya di Palakka, kedua orang tuanya sangat gembira dan diberikanlah pusakanya yang menjadi miliknya, juga Pasar Palakka. Sejak itu orang tidak lagi berpasar di Palakka tapi pindah ke Bone.

La Saliyu Karampeluwa dikawinkan oleh orang tuanya dengan sepupunya yang bernama We Tenri Roppo anak pattola (putri mahkota) Arung Paccing. Dari perkawinan itu lahirlah We Banrigau atau Daeng Marowa, We Pattana Daeng Mabela yang digelar MakkaleppiE kemudian menjadi Arung Majang. Sementara bagi orang Bukaka, sebahagian dibawa ke Majang. Mereka itulah yang menjadi rakyat MakkaleppiE yang mendirikannya Sao LampeE di Bone, yang diberi nama Lawelareng. Oleh karena itu, maka digelarlah MakkaleppiE – Massao LampeE Lawelareng. Bagi orang banyak menyebutnya ; Puatta Lawelareng.

Pada masa pemerintahannya, La Saliyu Karampeluwa sangat dicintai oleh rakyatnya karena memiliki sifat-sifat ; rajin, jujur, cerdas, adil dan bijaksana. Ia juga dikenal pemberani dan tidak pernah gentar menghadapi musuh. Konon sejak masih bayi tidak pernah terkejut bila mendengarkan suara-suara aneh atau suara-suara besar.

La Saliyu Karampeluwa pulalah yang memulai mengucapkan ada passokkang (mosong / angngaru) terhadap musuh, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh arung-arung terdahulu seperti yang tercatat dalam Galigo. Ia pula yang membuat bate (bendera) yang bernama ; CellaE ri abeo dan CellaE ri atau (Merah di sebelah kiri dan Merah di sebelah kanan WoromporongE).

Pada saat itu orang Bone terbagi atas tiga bahagian dan masing-masing bahagian bernaung di bawah bendera tersebut. Yang bernaung di bawah bendera WoromporongE adalah Arumpone sendiri dan orang Majang sebagai pembawanya. Yang bernaung di bawah bendera CellaE ri atau adalah orang Paccing, Tanete, Lemolemo, Melle, Macege, Belawa pembawanya adalah Kajao Paccing. Sedangkan yang bernaung di bawah bendera CellaE ri abeo adalah orang Araseng, Ujung, Ta’, Katumpi, Padaccengnga, Madello, pembawanya adalah Kajao Araseng.

Untuk memperluas wilayah kerajaannya, La Saliyu Karampeluwa menaklukkan negeri-negeri sekitarnya seperti ; Pallengoreng, Sinri, Anro Biring, Melle, Sancereng, Cirowali, Bakke, Apala, Tanete, Attang Salo, Soga, Lampoko, Lemoape, Bulu Riattang Salo, Parigi, Lompu. Pada masa pemerintahannya dia mempersatukan orang Bone dengan orang Palakka yang membuat Palakka sebagai wilayah bawahan dari Bone.

Beberapa negeri berikutnya menyatakan diri bernaung di bawah pemerintahannya, seperti ; LimampanuwaE ri Alau Ale’ (Lanca, Otting, Tajong, Ulo dan Palongki). Datang pula Arung Baba UwaE yang bernama La Tenri Waru menemui menantunya menyatakan bernaung di bawah Kerajaan Bone. Begitu pula Arung Barebbo dan Arung Pattiro yang bernama La Paonro menemui iparnya menyatakan bernaung di bawah Kerajaan Bone, juga Arung Cina, Ureng dan Pasempe.

Arung Kaju yang bernama La Tenri Bali di samping datang untuk menyatakan diri bergabung dengan Bone, sekaligus melamar anak Arumpone yang bernama We Banrigau dan dutanya diterima.

Selanjutnya Arung Ponre, LimaE Bate ri Attangale’, AseraE Bate ri Awangale’ datang bergabung dengan Bone. Boleh dikata pada saat pemerintahannya, seluruh wilayah disekitarnya menyatakan diri bergabung dengan Bone.

La Saliyu Karampeluwa dikenal sangat mencintai dan menghormati kedua orang tuanya. Hamba sendirinya dikeluarkan dari Saoraja dan ditempatkan di Panyula. Sementara hamba yang didapatkan setelah menjadi Arumpone di tempatkan di Limpenno. Orang Panyula dan orang Limpennolah yang mempersembahkan ikan. Dia pula yang menjadi pendayung perahunya dan pengusungnya jika Arumpone bepergian jauh.

Setelah genap 72 tahun menjadi Mangkau’ di Bone, dikumpulkanlah seluruh orang Bone dan menyampaikan bahwa ;

”Saya mengumpulkan kalian untuk memberitahukan bahwa mengingat usia saya sudah tua dan kekuatan saya sudah semakin melemah, maka saya bermaksud untuk memindahkan kekuasaan saya sebagai Mangkau’ di Bone. Pengganti saya adalah anak saya yang bernama We Banrigau Daeng Marowa yang digelar MakkaleppiE”.

Mendengar itu, semua orang Bone menyatakan setuju. Maka dikibarkanlah bendera WoromporongE. Setelah itu berkata lagi Arumpone ; ”Di samping saya menyerahkan kekuasaan, juga saya serahkan perjanjian yang telah disepakati oleh orang Bone dengan Puatta Mulaiye Panreng untuk dilanjutkan oleh anak saya”.Setelah orang Bone kembali, hanya satu malam saja Arumpone meninggal dunia.

Anak La Saliyu Karampeluwa dengan isterinya We Tenri Roppo Arung Paccing, adalah ; We Banrigau Daeng Marowa MakkaleppiE kawin dengan sepupunya yang bernama La Tenri Bali Arung Kaju. Dari perkawinan itu lahirlah La Tenri Sukki, La Panaungi To Pawawoi Arung Palenna, La Pateddungi To Pasampoi, La Tenri Gora Arung Cina juga Arung di Majang, La Tenri Gera’ To Tenri Saga, La Tadampare (meninggal dimasa kecil), We Tenri Sumange’ Da Tenri Wewang, We Tenri Talunru Da Tenri Palesse.

Adapun anak La Saliyu Karampeluwa dari isterinya yang bernama We Tenro Arung Amali yaitu La Mappasessu kawin dengan We Tenri Lekke’.

La Saliyu Karampeluwa tiga bersaudara. Saudara perempuannya yang bernama We Tenri Pappa kawin dengan La Tenri Lampa Arung Kaju melahirkan La Tenri Bali (suami We Banrigau), sedangkan saudara perempuannya yang bernama We Tenri Roro kawin dengan La Paonro Arung Pattiro, lahirlah La Settia Arung Pattiro yang selanjutnya kawin dengan We Tenri Bali.

Raja Bone ke-2

Dialah yang menggantikan La Ubbi ManurungE ri Matajang sebagai Mangkau’ di Bone. Setelah La Ummasa meninggal maka digelarlah To Mulaiye Panreng (orang yang mula-mula dikuburkan). Mangkau’ ini hanya dinaungi dengan kaliyao (tameng) kalau dia bepergian untuk melindungi dari teriknya matahari. Hal ini dilakukan karena tidak ada lagi payung di Bone.

La Ummasa digelar pula Petta Panre BessiE (pandai besi) karena dialah yang mula-mula menciptakan alat-alat dari besi di Bone. Di samping itu La Ummasa sangat dicintai oleh rakyatnya karena memiliki berbagai kelebihan seperti ; daya ingatnya tajam, penuh perhatian, jujur, adil dan bijaksana.

Saudara perempuannya yang bernama We Pattanra Wanuwa kawin dengan Arung Palakka yang bernama La Pattikkeng. Konon La Ummasa pernah bermusuhan dengan iparnya selama tiga bulan dan tidak ada yang kalah. Akhirnya berdamai kembali dan keduanya menyadari bahwa permusuhan tidak akan membawa keuntungan. Untuk memperluas wilayah pemerintahannya, La Ummasa menaklukkan wilayah-wilayah sekitarnya, seperti ; Anro Biring, Majang, Biru, Maloi dan Cellu.

La Ummasa tidak memiliki putra mahkota yang kelak bisa menggantikan kedudukannya sebagai Mangkau’ di Bone. Dia hanya memiliki anak perempuan,To Suwalle dan To Sulewakka dari isterinya yang berasal dari orang biasa atau bukan turunan bangsawan. Oleh karena itu, setelah dia tahu bahwa We Pattanra Wanuwa akan melahirkan, La Ummasa menyuruh anaknya pergi ke Palakka ke rumah saudaranya We Pattanra Wanuwa yang diperisterikan oleh Arung Palakka yang bernama La Pattikkeng.

Kepada anaknya To Suwalle dan To Sulewakka, La Ummasa berpesan ; ”Kalau Puammu telah melahirkan, maka ambil anak itu dan bawa secepatnya kemari. Nanti di sini baru dipotong ari-arinya dan ditanam tembuninya”.

Tidak berapa lama setelah To Suwalle dan To Sulewakka tiba di istana We Pattanra Wanuwa, lahirlah anak laki-laki yang sehat dan memiliki rambut yang tegak ke atas (Bugis : karang) sehingga dinamakan Karampeluwa. Ketika anaknya dibawa ke Bone, Arung Palakka tidak ada di tempat dan tindakan itu menyakitkan hatinya.

Sesampainya di istana Arumpone, bayi tersebut barulah dipotong ari-arinya dan dicuci darahnya. Bayi itu dipelihara oleh saudara perempuan Arumpone yang bernama We Samateppa.

Arumpone La Ummasa mengundang seluruh rakyatnya untuk datang berkumpul dan membawa senjata perang. Keesokan harinya berkumpullah seluruh rakyat lengkap dengan senjata perangnya. Dikibarkanlah bendera WoromporongE dan turunlah Arumpone di Baruga menyampaikan ; ”Saya undang kalian untuk mendengarkan bahwa saya telah mempunyai anak laki-laki yang bernama La Saliyu Karampeluwa. Mulai hari ini saya menyerahkan kedudukan saya sebagai Arumpone. Dan kepadanya pula saya serahkan untuk melanjutkan perjanjian yang pernah disepakati antara Puatta ManurungE ri Matajang dengan orang Bone”. Seluruh orang Bone mengiyakan kemudian mangngaru (mengucapkan sumpah setia).

Dilantiklah La Saliyu Karampeluwa oleh pamannya La Ummasa menjadi Arumpone. Acara pelantikan itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam. Dalam acara itu pula nariule sulolona (selamatan atas lahirnya) dan ditanam tembuninya. Setelah itu dinaikkanlah La Saliyu Karampeluwa ke LangkanaE (istana).

Sejak dilantiknya La Saliyu Karampeluwa menjadi Arumpone, maka setiap La Ummasa akan bepergian selalu menyampaikan kepada pengasuhnya dalam hal ini saudaranya sendiri yang bernama We Samateppa.

Suatu saat La Ummasa sakit keras yang menyebabkan ia meninggal dunia, maka digelarlah ; La Ummasa Mulaiye Panreng (orang mula-mula dikuburkan).

Raja Bone ke-4

We Banrigau Daeng Marowa MakkaleppiE menggantikan ayahnya La Saliyu Karampeluwa sebagai Mangkau’ di Bone. We Banrigau digelar pula Bissu Lalempili dan Arung Majang. Ketika menjadi Mangkau’ di Bone, We Banrigau menyuruh Arung Katumpi yang bernama La Datti untuk membeli Bulu’ Cina (gunung Cina) senilai 90 ekor kerbau jantan. Akhirnya gunung yang terletak di sebelah barat Kampung Laliddong itu benar-benar dibelinya. Kemudian disuruhlah Arung Katumpi untuk menempati gunung tersebut dan sekaligus menjaganya. Karena jennang (penjaga) gunung Arumpone dibunuh oleh orang Katumpi, maka digempurlah Katumpi oleh orang Bone sehingga dirampaslah sawahnya yang ada di sebelah timur dan barat Kampung Laliddong. Saudaranya yang bernama La Tenri Gora itulah yang diserahkan Majang dan Cina, maka La Tenri Gora disebut sebagai Arung Majang dan Arung Cina. Sedangkan anak pertamanya yang bernama La Tenri Sukki dipersiapkan untuk menjadi Mangkau’ di Bone.

Setelah kurang lebih 18 tahun lamanya dipersiapkan untuk memangku Kerajaan di Bone, maka dilantiklah La Tenri Sukki menjadi Mangkau’ di Bone dan menempati Saoraja Bone. MakkaleppiE bersama anak bungsunya yang bernama La Tenri Gora memilih untuk bertempat tinggal di Cina.

Suatu saat ketika berada di Cina, MakkaleppiE naik ke atas loteng rumahnya. Tiba-tiba ada api yang menyala di atas loteng (menurut keyakinan orang disebut = api dewata). Setelah api itu padam, maka MakkaleppiE tidak nampak lagi di tempat duduknya. Oleh karena itu, We Banrigau Daeng Marowa dinamakan MallajangE ri Cina.

La Tenri Sukki yang menggantikan ibunya sebagai Arumpone kawin dengan sepupu satu kalinya yang bernama We Tenri Songke, anak dari La Mappasessu dengan We Tenri Lekke. Dari perkawinan ini lahirlah La Uliyo Bote’E. La Panaongi To Pawawoi yang kemudian menjadi Arung Palenna. La Panaongi kawin dengan We Tenri Esa’ Arung Kaju saudara perempuan We Tenri Songke. Dari perkawinan ini lahirlah La Pattawe Daeng Sore MatinroE ri Bettung.

Anak La Tenri Sukki yang lain adalah ; La Pateddungi To Pasampoi kawin dengan We Malu Arung Toro melahirkan anak perempuan yang bernama We Tenri Rubbang Arung Pattiro. La Tenri Gera’ To Tenri Saga MacellaE Weluwa’na menjadi Arung di Timpa. Inilah yang kemudian kawin dengan We Tenri Sumpala Arung Mampu, anak dari La Potto To Sawedi Arung Mampu Riaja dengan isterinya We Cikodo Datu Bunne. Dari perkawinan ini lahirlah We Mappewali I Damalaka. Inilah yang kawin dengan anak sepupunya yang bernama La Gome To Saliwu Riwawo, lahirlah La Saliwu Arung Palakka dan juga Maddanreng di Mampu. La Saliwu kemudian kawin dengan MassalassaE ri Palakka yang bernama We Lempe, lahirlah La Tenri Ruwa MatinroE ri Bantaeng.

Selanjutnya La Tenri Sukki melahirkan La Tadampare (meninggal dimasa kecil). Berikutnya We Tenri Sumange I Da Tenri Wewang kawin dengan La Tenri Giling Arung Pattiro MaggadingE anak dari La Settia Arung Pattiro dengan isterinya We Tenri Bali. Lahirlah We Tenri Wewang DenraE yang kemudian kawin dengan sepupunya La Uliyo Bote’E.

Anak berikutnya adalah We Tenri Talunru I Da Tenri Palesse. Kemudian We Tenri Gella kawin dengan La Malesse Opu Daleng Arung Kung. Lahirlah We Tenri Gau yang kemudian kawin dengan La Uliyo Bote’E, lahirlah We Temmarowe Arung Kung. Inilah yang kawin dengan La Polo Kallong anak La Pattanempunga, turunan ManurungE ri Batulappa

Raja Bone ke-5

Inilah Mangkau’ di Bone yang diserang oleh Datu Luwu yang bernama Dewa Raja yang digelar Batara Lattu. Mula-mula orang Luwu mendarat di Cellu dan disitulah membuat pertahanan. Sementara orang Bone berkedudukan di Biru-biru.

Adapun taktik yang dilakukan oleh orang Bone adalah memancing orang Luwu dengan beberapa perempuan. Pancingan ini berhasil mengelabui orang Luwu sehingga pada saat perang berlangsung orang Luwu yang pada mulanya menyangka tidak ada laki-laki, bersemangat menghadapi perempuan-perempuan tersebut. Namun dari belakang muncul laki-laki dengan jumlah yang amat banyak, sehingga orang Luwu berlarian ke pantai untuk naik ke perahunya. Dalam perang itu orang Bone berhasil merampas bendera orang Luwu.

Setelah perang selesai, Arumpone dan Datu Luwu mengadakan pertemuan. Arumpone mengembalikan payung warna merah itu kepada Datu Luwu, tetapi Datu Luwu mengatakan ; ”Ambillah itu payung sebab memang engkaulah yang dikehendaki oleh DewataE (Tuhan) untuk bernaung di bawahnya. Walaupun bukan karena perang engkau ambil, saya akan tetap berikan. Apalagi saya memang memiliki dua payung”. Mulai dari peristiwa itu , La Tenri Sukki digelar MappajungE (memakai payung).

Selanjutnya La Tenri Sukki mengadakan lagi pertemuan dengan Datu Luwu To Serangeng Dewa Raja dan lahirlah suatu perjanjian yang bernama ; Polo MalelaE ri Unynyi (gencatan senjata di Unynyi).

Dalam perjanjian ini Arumpone La Tenri Sukki berkata kepada Datu Luwu ; ”Alangkah baiknya kalau kita saling menghubungkan Tanah Bone dengan Tanah Luwu”. Dijawab oleh Datu Luwu ; ”Baik sekali pendapatmu itu, Arumpone”.

Merasa ajakannya disambut baik,Arumpone berkata ; ”Kalau ada yang keliru, mari kita saling mengingatkan – kalau ada yang rebah mari kita saling menopang – dua hamba satu Arung – tindakan Luwu adalah tindakan Bone – tindakan Bone adalah tindakan Luwu – baik dan buruk kita bersama – tidak saling membunuh – saling mencari kebaikan – tidak saling mencurigai – tidak saling mencari kesalahan – walaupun baru satu malam orang Luwu berada di Bone, maka menjadilah orang Bone – walaupun baru satu malam orang Bone berada di Luwu, maka menjadilah orang Luwu – bicaranya Luwu, bicaranya Bone – bicaranya Bone, bicaranya Luwu – adatnya Luwu, adatnya juga Bone, begitu pula sebaliknya – kita tidak saling menginginkan emas murni dan harta benda – barang siapa yang tidak mengingat perjanjiannya, maka dialah yang dikutuk oleh Dewata SeuwaE sampai kepada anak cucunya – dialah yang hancur bagaikan telur yang jatuh ke batu –”

Kalimat ini diiyakan oleh Datu Luwu To Serangeng Dewa Raja. Perjanjian ini bernama ”Polo MalelaE ri Unynyi” karena terjadi di Kampung Unynyi. Kemudian keduanya kembali ke negerinya.

Dimasa pemerintahan La Tenri Sukki, pernah pula terjadi permusuhan antara orang Bone dengan orang Mampu. Pertempuran terjadi di sebelah selatan Itterung, diburu sampai di kampungnya. Arung Mampu yang bernama La Pariwusi kalah dan menyerahkan persembahan kepada Arumpone. Arung Mampu berkata ; ”Saya serahkan sepenuhnya kepada Arumpone, asalkan tidak menurunkan saya dari pemerintahanku”.

Arumpone menjawab ; ”Saya akan mengembalikan persembahanmu dan saya akan mendudukkanmu sebagai Palili (wilayah bawahan) di Bone. Akan tetapi engkau harus berjanji untuk tidak berpikir jelek dan jujur sebagai pewaris harta benda”. Sesudah itu, dilantiklah Arung Mampu memimpin kampungnya dan kembalilah Arumpone ke Bone.

La Tenri Sukki menjadi Mangkau’ di Bone selama 20 tahun, akhirnya menderita sakit. Dikumpulkanlah seluruh orang Bone dan menyampaikan ; ”Saya sekarang dalam keadaan sakit, apabila saya wafat maka yang menggantikan saya adalah anakku yang bernama ; La Uliyo”. Setelah pesan itu disampaikan, ia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Anak La Tenri Sukki dari isterinya We Tenri Songke, adalah ; La Uliyo Bote’E kawin dengan sepupunya yang bernama We Tenri Wewang DenraE, anak saudara kandung La Tenri Sukki yang bernama We Tenri Sumange’ dengan suaminya yang bernama La Tenri Giling Arung Pattiro MaggadingE. Dari perkawinan ini lahirlah La Tenri Rawe BongkangE, La Inca, We Lempe, We Tenri Pakkuwa.

Selain La Uliyo, ialah ; We Denra Datu, We Sida (tidak disebutkan dalam lontara’ yang digulung).

We Sida Manasa kawin dengan La Burungeng Daeng Patompo, anak dari La Panaongi To Pawawoi Arung Palenna dari isterinya yang bernama We Mappasunggu. Dari perkawinan ini lahirlah anak laki-laki yang bernama La Paunru Daeng Kelli.

Raja Bone ke-6

La Uliyo Bote’E menggantikan ayahnya La Tenri Sukki sebagai Mangkau’ di Bone. Digelar Bote’E karena dia memiliki postur tubuh yang subur (gempal). Konon sewaktu masih kanak-kanak ia sudah kelihatan besar dan kalau diusung, pengusung lebih dari tujuh orang.

La Uliyo dikenal suka menyabung ayam, kawin dengan We Tenri Wewang DenraE anak Arung Pattiro MaggadingE dengan isterinya We Tenri Sumange’.

Arumpone inilah yang pertama didampingi oleh Kajao Laliddong. Dia pulalah yang mengadakan perjanjian dengan KaraengE ri Gowa yang bernama Daeng Matanre. Dalam perjanjian tersebut dijelaskan Sitettongenna SudengngE – Lateya Riduni di Tamalate ;

”Kalau ada kesulitan Bone, maka laut akan berdaun untuk dilalui oleh orang Mangkasar. Kalau ada kesulitan orang Gowa, maka gundullah gunung untuk dilalui orang Bone. Tidak saling mencurigai, tidak saling bermusuhan Bone dengan Gowa, saling menerima dan saling memberi, siapa yang memimpin Gowa, dialah yang melanjutkan perjanjian ini, siapa yang memimpin Bone dialah yang melanjutkan perjanjian ini sampai kepada anak cucunya. Barang siapa yang mengingkari perjanjian ini, pecahlah periuk nasinya – seperti pecahnya telur yang jatuh ke batu”.

Arumpone inilah yang mengalahkan Datu Luwu yang tinggal di Cenrana. Pada masa pemerintahannya pulalah Bone mulai dikuasai oleh Gowa. Dalam lontara’ dijelaskan bahwa KaraengE ri Gowa duduk bersama Arumpone di sebelah selatan Laccokkong.

Pada saat itu antara orang Bone dengan orang Gowa saling membunuh. Kalau orang Gowa yang membunuh, maka Arumpone yang mengurus jenazahnya. Begitu pula kalau orang Bone yang membunuh, maka KaraengE ri Gowa yang mengurus jenazahnya. Arumpone ini pula yang menemani KaraengE ri Gowa pergi meminta persembahan orang Wajo di Topaceddo.

Setelah genap 25 tahun menjadi Mangkau’ di Bone, dikumpulkanlah seluruh orang Bone. Setelah semuanya berkumpul, disampaikanlah bahwa ; ”Saya akan menyerahkan Akkarungeng ini kepada anakku yang bernama La Tenri Rawe”. Mendengar pernyataan Arumpone tersebut, seluruh orang Bone setuju. Maka dilantiklah anaknya menjadi Arumpone. Acara pelantikan itu berlangsung meriah selama tujuh hari tujuh malam.

Karena kedudukannya sebagai Arumpone telah diserahkan kepada anaknya, maka La Uliyo Bote’E hanya bolak balik antara isterinya di Bone dengan isterinya di Mampu.

La Uliyo Bote’E pernah memarahi kemenakannya yang bernama La Paunru dengan sepupunya yang menjadi Arung Paccing yang bernama La Mulia. Keduanya pergi meminta bantuan kepada Kajao Laliddong agar diminta maafkan. Tetapi sebelum rencana itu terlaksana, La Uliyo Bote’E pergi ke Mampu untuk menyabung ayam. Tiba-tiba ia melihat kemenakannya dan sepupunya membuat hatinya semakin dongkol. Ia pun segera kembali ke Bone.

La Paunru dan La Mulia berpendapat lebih baik kita menyerahkan diri kepada Kajao Laliddong di Bone untuk selanjutnya diminta maafkan kepada Bote’E. Makanya setelah Bote’E meninggalkan Mampu, keduanya mengikut dari belakang.

Setelah sampai di Itterung, La Uliyo Bote’E menoleh ke belakang, dilihatnya La Paunru bersama La Mulia berjalan mengikutinya. Karena disangkanya La Paunru dan La Mulia berniat jahat terhadapnya, maka ia pun berbalik menyerangnya. La Paunru dan La Mulia walaupun tidak bermaksud melawan, namun karena terdesak oleh serangan La Uliyo akhirnya keduanya terpaksa melawan. Dalam perkelahian tersebut, baik La Paunru maupun La Uliyo tewas di tempat, sedangkan La Mulia dibunuh oleh orang yang datang membantu La Uliyo.Sejak itu, digelarlah La Uliyo Bote’E MatinroE ri Itterung.

Adapun anak La Uliyo Bote’E dari isterinya yang bernama We Tenri Wewang DenraE, adalah La Tenri Rawe BongkangE. Inilah yang menggantikannya sebagai Mangkau’ di Bone. La Tenri Rawe kawin dengan We Tenri Pakiu Arung Timurung MaccimpoE.

Anak berikutnya adalah La Inca, dialah yang menggantikan saudaranya menjadi Mangkau’ di Bone. La Inca kawin dengan janda saudaranya, We Tenri Pakiu Arung Timurung MaccimpoE.

Anaknya yang berikut, We Lempe yang kawin dengan sepupu dua kalinya yang bernama La Saliwu Arung Palakka, anak dari We Mangampewali I Damalaka dengan suaminya La Gome. Dari perkawinan ini lahirlah La Tenri Ruwa Arung Palakka MatinroE ri Bantaeng.

Selanjutnya We Tenri Pakkuwa, kawin dengan La Makkarodda To Tenri Bali Datu Mario. Sesudah We Tenri Pakkuwa adalah We Danra MatinroE ri Bincoro. Tidak disebutkan turunannya dalam lontara’

Adapun anak La Uliyo Bote’E dari isterinya yang bernama We Tenri Gau Arung Mampu adalah We Balole I Dapalippu. Inilah yang kawin dengan paman sepupu ayahnya yang bernama La Pattawe Arung Kaju MatinroE ri Bettung, anak dari saudara La Tenri Sukki MappajungE yang bernama La Panaongi To Pawawoi Arung Palenna dengan isterinya We Tenri Esa’ Arung Kaju.

Sesudah We Balole adalah Sangkuru’ Dajeng Petta BattowaE Massao LampeE ri Majang. Dia digelar pula sebagai Arung Kung, tidak disebutkan keturunannya dalam lontara’.
◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Liputan Sejarah Indonesia: 2011 Template by Bamz | Publish on Bamz Templates