Hari ini (27 Desember), 31 tahun yang lalu untuk pertama kalinya secara terbuka pasukan komunis Uni Soviet melakukan invasi ke bumi Afghanistan.
Masuknya pasukan komunis Soviet ke wilayah tersebut pada tanggal 27 Desember 1979 tersebut atas permintaan seorang pejabat dari partai komunis Afghanistan, yang ingin adanya campur tangan militer asing dalam merubah hirarki yang berkuasa pada saat itu.
Uni Soviet pada saat itu memutuskan untuk memberi bantuan kepada Afganistan untuk menjalankan revolusi. Pemimpin Soviet, berdasarkan informasi dari KGB dan sekutunya di Afganistan, merasa presiden Hafizullah Amin telah membuat situasi di Afghanistan tidak stabil. KGB di Kabul sendiri telah memperingatkan orang yang hendak mengkudeta presiden Amin dan pembunuh Taraki (presiden sebelumnya) bahwa kepemimpinan Amin akan menuju ke tindakan "represi kasar".
Soviet mendirikan komisi khusus di Afganistan, atas perintah pemimpin KGB Yuri Andropov, Ponomaryev dari Komite Pusat dan Dmitry Ustinov, Menteri Pertahanan Uni Soviet. Pada akhir Oktober mereka melaporkan bahwa Amin telah membersihkan lawan-lawan politiknya, termasuk para simpatisan Soviet; kesetiannya terhadap Moskow hanyalah bohongan; begitu informasi yang diterima Soviet atas perilaku Amin.
Argumentasi terakhir untuk mengeliminasi Amin adalah informasi yang didapat oleh KGB dari agennya di Kabul, menurut dugaan, dua dari penjaga Amin telah membunuh presiden sebelumnya, Nur Muhammad Taraki dengan menggunakan bantal, dan Amin sendiri diduga adalah agen CIA.
Pada tanggal 22 Desember, penasehat Soviet menasehati kepala Pasukan Bersenjata Afganistan, agar mereka untuk melakukan pemeliharaan tank dan untuk peralatan perang lainnya karena kemungkinan situasi genting terjadi. Sementara itu, hubungan telekomunikasi keluar area Kabul diputus, mengisolasi ibukota itu. Dengan memburuknya situasi keamanan, sebagian besar anggota pasukan Pasung Soviet bergabung dengan pasukan darat di Kabul.
Mengetahui situasi semakian memanas, presiden Hafizullah Amin memindahkan kantor presidennya ke Istana Tajbeg, yang dipercaya bahwa tempat ini lebih aman dari mendapatkan risiko yang mungkin terjadi.
Dan tepat pada tanggal 27 Desember 1979, 700 pasukan Soviet dengan memakai seragam militer Afganistan, termasuk OSNAZ dan 54 pasukan khusus Soviet Spetsnaz dari Grup Alpha dan Grup Zenith, mengambil alih pemerintah, militer dan bangunan-bangunan di Kabul, termasuk merebut target utama mereka - Istana Tajbeg.
Invasi pasukan Soviet menggulingkan pemerintah Afghanistan pada waktu bernama Operasi Badai-333 («Шторм-333»). Operasi ini berhasil dan sukses di mana tentara Soviet berhasil merebut dan memasuki Istana Tajbeg di Afganistan dan membunuh Presiden Hafizullah Amin dan 200 pengawalnya.
Dan sejak tanggal itu (27 Desember) di mulailah babak baru Afghanistan resmi di bawah kekuasaan rezim pro komunis Soviet dan dijajah oleh Uni Soviet.
0 komentar:
Posting Komentar