La Mappangara menggantikan ayahnya menjadi Tomarilaleng ri Bone dan setelah meninggal dunia, dinamakanlah PawelaiyE ri SessoE. Ketika La Mappangara menjadi Tomarilaleng di Bone, terjalinlah kembali persahabatan Bone dengan Kompeni Belanda yang pernah terputus. Pada tanggal 13 Agustus 1835 M. diperbaharuilah perjanjian yang pernah disepakati oleh Petta To RisompaE dengan Pembesar Kompeni Belanda di Ujungpandang.
Dalam tahun 1838 M. Arumpone La Mappaseling bersama TomarilalengE Arung Sinri berangkat ke Ujungpandang untuk menemui Pembesar Kompeni Belanda yang bernama Tuan de Peres guna mempererat hubungan Bone dengan Kompeni Belanda.
La Mappangara Arung Sinri Tomarilaleng Bone yang kawin dengan saudara perempuan Arumpone yang bernama We Kalaru Arung Pallengoreng. Dari perkawinannya itu, tidak melahirkan anak. Begitu pula Arumpone La Mappaseling Arung Pannyili, juga tidak memiliki Arung Makkunrai (permaisuri) yang melahirkan anak.
Dalam tahun 1845 M. Arumpone La Mappaseling Arung Pannyili meninggal dunia dan dinamakanlah MatinroE ri Salassana. Dengan demikian, para Hadat Bone bermusyawarah untuk menentukan pengganti Arumpone. Setelah terjadi berbagai pertimbangan, maka disepakatilah La Parenrengi Arung Ugi menggantikan pamannya sebagai Mangkau’ di Bone.
0 komentar:
Posting Komentar