Minggu, 23 Mei 2010

Internet rumah dah okey...

al-Hamdulillah internert rumah sudah kembali pulih. Setelah 3 minggu dia buat perangai.
Banyak juga info penting yang terlepas pandang. Rasa penting juga ada internet ni. Antaranya saya terlepas peluang menghadiri program penulisan novel Islami bersama Pak Latip anjuran PTS di Taman Permata. Lamadah saya tunggu peluang tersebut.
Apakan daya...
Ramai juga kawan-kawan yang tegur awat tak tulis benda baru dalam blog ini.
Kekalutan mohon dimaafkan.
Selepas ini, jenguk-jenguklah blog ini lagi. Bimbang ada orang serik...

40 tahun pertama hayat nabi saw..

Saya diminta untuk menyampaikan ceramah berkaitan dengan perjalanan hidup nabi saw.
lalu saya pun meminta audien menghafaz 6 digit nombor ini iaitu 40 13 10.
Nombor 40 adalah umur nabi sebelum dilantik menjadi rasul.

Angka 13 adalah tempoh seterusnya iaitu ketika baginda berdakwah di Makkah.

Manakala angka 10 adalah tempoh terakhir baginda iaitu tempoh ketika berdakwah di Madinah.

Ketika membahaskan tempoh 40 tahun pertama ini banyaklah persoalan yang perlu dibahaskan untuk kita ambil iktibar.

1. Kenapa nabi saw perlu dihantar ke kampung di luar Makkah. Apa beza jadi budak kampung dengan budak Pekan.

2. Kenapa nabi perlu jaga kambing

3. Kenapakah nabi perlu menjadi pedagang bukan pekilang

4. Kenapa nabi hidup susah sedangkan datuknya adalah pembesar Makkah.

5. Apakah peristiwa-peristiwa besar dilalui oleh nabi saw sebelum diangkat menjadi rasul.

6. Adakah rasul mengasingkan diri ke gua hira' dianggap cuba melarikan diri dan cabaran hidup masyarakat jahiliyyah yang merungsingkan itu.

Terpaksalah tidur dengan buku sirah untuk mencari jawapan-jawapan ini.

Jumat, 21 Mei 2010

Ternyata Israel Duduki Dua Pulau Milik Arab Saudi

Muhammad Aulia Iskandar Muda (Pengamat Sejarah)

Sebuah rahasia yang tersimpan sejak lama, bahwa Israel ternyata menduduki wilayah Arab Saudi sejak tahun 1967. Tiran dan Safir, merupakan dua pulau gabungan milik Arab Saudi yang hanya memiliki luas 113 Km.

Keduanya sangat kecil, dan sangat strategis, berada di mulut Teluk Aqaba, dimana lalu lintas ke pelabuhan di selatan Israel harus melewati Laut Merah. Israel membiayai sebuah pos di kedua pulau tersebut.

Walaupun pemerintahan Arab Saudi mengklaim bahwa pulau tersebut sangat kecil, hanya berisi terumbu karang yang tidak penting, namun siapapun yang dapat mengontrolnya, berarti mengontrol Teluk Aqaba. Keduanya sama penting seperti kepulauan Hanish yang pernah diperebutkan pada 1995 silam. Keputusan internasional menyatakan bahwa Hanish adalah milik Yaman.

Yang paling memprihatinkan, selama ini negara Arab Saudi sangat gigih mempertahankan wilayahnya, mempertahankan pulau-pulau serupa agar terus berada dalam kekuasaan mereka, namun mengapa dengan kedua pulau ini Arab Saudi sepertinya enggan bermasalah dengan Israel. Apakah hanya karena pulau tersebut tidak memiliki nilai materi?

Dua pulau ini diduduki oleh Israel setelah Raja Faisal memberikan kontrol atas keduanya kepada Mesir agar kapal-kapal Israel tidak dapat melintasi Eilat selama Perang Enam Hari.

Setelah gencatan senjata, Arab Saudi dan Mesir masing-masing saling mengklaim kepulauan lain sebagai milik mereka, namun membiarkan dua pulau ini diduduki oleh Israel. Ketika Mesir membuat perjanjian damai dengan ISrael pada 1978, Presiden Anwar SAdat menolak memasukkan kedua pulau tersebut dalam perjanjian damai dengan dalih keduanya milik Arab Saudi. Dalam Google Map pun sangat jelas terlihat bahwa kedua pulau berada dalam otoritas arab Saudi. Lalu, mengapa sepertinya kedua negara ini tidak ingin bermasalah dengan Israel dan mengapa masalah ini tidak pernah dipublikasikan oleh media?

Jawabannya mungkin sederhana : Israel membutuhkan kedua pulau untuk pelayaran kapal-kapal mereka ke Laut Merah. Hanya kehadiran Israel di pulau-pulau itu yang dapat memastikan bahwa jalur pelayaran masuk dalam lalu lintas untuk impor dan ekspor, termasuk perangkat keras militer untuk memerangi negara-negara Arab berjalan lancar.

Dengan perjanjian internasional, pasukan PBB multinasional juga ditempatkan di pulau-pulau ini untuk "memantau kepatuhan semua pihak". Realitasnya, tentara Amerika dan Mesir membantu melindungi Israel untuk menduduki kedua pulau tersebut. Apa yang akan dilakukan warga Arab Saudi jika mengetahuinya?

Selasa, 18 Mei 2010

BUku Tentang Keluarga Nabi saw...

Dah lama sungguh saya tidak mencoret dalam blog ini. Kerana sudah 2 minggu internert di rumah merajuk panjang.
Saya baru sahaja menyiapkan buku sejarah pertama saya. Sedang masuk proses editing. Saya menulis pasal keluarga nabi saw.
Saya tulis pasal datuk, nenek, mak saudara, bapa saudara, sepupu2 dan semua orang-orang penting di sekeliling nabi saw,
Setelah berhempas pulas membelek buku2 sejarah, maka saya temui banyak maklumat yang dulu saya jahil tentangnya.
1. Saya dah tahu nama nenek nabi sebelah bapa (Abdullah) dan sebelah ibu (Aminah)
2. Saya temui tempoh honeymoon antara Abdullah dan Aminah. Berapa lama mereka sempat bersama.

3. Saya menemui detik-detik menyayat hati bagaimana seorang isteri iaitu Aminah yang terpaksa menerima berita tiba-tiba suami yang ditunggu balik dari berniaga di Syam tetapi berita yang sampai adalah berita kematian suami.

4. Saya menemui saat-saat awal bagaimana Halimah al-Sa'diyyah mula-mula mendakap tubuh nabi saw. Saat itu nabi saw sedang terlena, Halimah tidak mahu mengganggu tidur baginda. Namun, kmdn Halimah meletakkan tangannya ke atas dada kecil nabi saw. Baginda terjaga dan terus melemparkan senyuman buat Halimah.

5. Saya menemui kisah sedih di saat umur nabi saw 6 tahun. Ketika itu nabi yang masih kecil ini telah menjadi yatim piatu.

6. Saya menjumpai kisah kasih agung seorang pakcik yang memelihara anak saudaranya lebih dari anaknya sendiri. Abu Talib sanggup memberi peluang nabi saw tidur di sebelahnya sedangkan beliau mempunyai anak sendiri.

Banyak lagi kisah-kisah keluarga nabi yang ingin saya kongsikan. Tunggulah agar buku ini muncul sebagai alternatif bagi yang ingin membaca kisah-kisah besar dalam keluarga nabi saw.

Senin, 10 Mei 2010

Tentang Bugis

Suku Bugis adalah suku terbesar ketiga di Indonesia setelah suku Jawa dan Sunda. Berasal dari Sulawesi Selatan dan menyebar pula di propinsi-propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Irian Jaya Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Riau dan Riau Kepulauan, dan bahkan sampai ke Malaysia dan Brunei Darussalam.
Sejarah
Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku suku Deutero-Melayu, atau Melayu muda. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata 'Bugis' berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Tiongkok (bukan negara Tiongkok, tapi yang terdapat di jazirah Sulawesi Selatan tepatnya Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo saat ini) yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang/pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar didunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk Banggai, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
Perkembangan
Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan lain. Masyarakat Bugis ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik dan besar antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa dan sawitto (Kabupaten Pinrang), Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk etnik Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.
Mata Pencaharian
Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.
Hubungan Aspek Sejarah
Konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar serta konflik sesama kerajaan Bugis pada abad 16, 17, 18 dan 19, menyebabkan tidak tenangnya daerah Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan banyaknya orang Bugis bermigrasi terutama di daerah pesisir. Komunitas Bugis hampir selalu dapat ditemui didaerah pesisir di nusantara bahkan sampai ke Malaysia, Filipina, Brunei dan Thailand. Budaya perantau yang dimiliki orang Bugis didorong oleh keinginan akan kemerdekaan. Kebahagiaan dalam tradisi Bugis hanya dapat diraih melalui kemerdekaan.
Kepiawaian suku Bugis-Makasar dalam mengarungi samudra cukup dikenal luas, dan wilayah perantauan mereka pun hingga Australia, Madagaskar dan Afrika Selatan. Bahkan, di pinggiran kota Cape Town, Afrika Selatan terdapat sebuah suburb atau setingkat Kecamatan, yang bernama Maccassar, sebagai tanda tangan penduduk setempat mengingat tanah asal nenek moyang mereka.
(Sumber : Wikipedia)

Pecahnya Kerajaan Romawi

Muhammad Aulia Iskandar Muda (Pengamat Sejarah)
Peristiwa pecahnya kerajaan Romawi berawal dari pembagian wilayah menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur tetapi masih merupakan kerajaan Romawi. Karena Romawi sudah tidak sanggup lagi mengatur wilayahnya yang terlalu luas.

Tetapi kejadian ini merupakan malapetaka dari kerajaan Romawi itu sendiri. Romawi Barat menjadi lemah dan ditaklukkan kekaisaran Prusia(Jerman). Romawi Timur masih berdiri kokoh sampai abad ke-15. Romawi Barat berpusat di Roma dan Romawi Timur berpusat di Byzantium(Kostantinopel) yang sekarang bernama Istanbul(di wilayah negara Turki sekarang).

Pendiri Kekaisaran Romawi ialah Costantyn yang Agung. Kaisar ini sudah dari awal membenci Islam. Juga diteruskan cucunya Kaisar Heraclius. Setelah pasukan Islam kuat mereka berupaya menaklukkan Kostantinopel tetapi selalu gagal.

Akhirnya tahun 1453 Muhammad al-Fatah menaklukkan kota benteng terkuat dan terakhir Romawi itu. Akhirnya kerajaan Romawi pun tamat.

Ceritanya begini Muhammad al-Fatah sudah mengepung bertahun-tahun kota itu, namun belum menyerah juga bahkan Kaisar Romawi menantang dan juga meremehkan kekuatan tentara Turki Seljuk(Islam). Lalu dengan menggunakan menara yang memakai roda pasukan Islam menyerang benteng. Akibatnya tembok-tembok benteng pun banyak yang rusak. Akhirnya Kapal Islam didatangkan bukan dari laut melainkan dari darat. Tentu saja pasukan Romawi kaget bukan kepalang. Dan datang pula pasukan Islam dari arah laut. Akibatnya pasukan Islam berhasil memanjat tembok. Tetapi banyak yang dilemparkan pasukan dari dalam tembok yang membuat semangat mereka jadi turun. Akhirnya Muhammad al-Fatah datang dan memberi semangat dengan menceritakan perjuangan Rasullulah merebut kembali kota Mekkah. Akhirnya pasukan Islam kembali semangat dan kembali memanjat tembok. Dan akhirnya pasukan Romawi pun menyerah juga.

Selain kekalahan dari Islam, pengaruh bangsa Anglo-Saxon(Suku kuno Inggris) dan bangsa Prusia serta bangsa Viking(bangsa bajak laut di sekitar laut Norwegia) yang telah bangkit juga turut mempercepat runtuhnya kerajaan Romawi.

Jumat, 07 Mei 2010

Asal Usul Kota Blora

Blora, kota ini terletak di Jawa Tengah. Kali ini saya akan menceritakan asal-usul kota ini. Berikut ini penjelasan tentang  nama kota tersebut di bawah.

Airlangga adalah pendiri kerajaan Kahuripan. Beliau mempunyai wakilnya yaitu putrinya yang bakal menjadi pengganti Airlangga.

Menjelang akhir hayatnya dia kesulitan mencari pengganti tahtanya karena putrinya memilih menjadi pertapa. Karena putrinya menolak menjadi pengganti Airlangga. Akibatnya kedua anak laki-laki putra Airlangga yang juga menjadi adiknya Gayatri mendengar itu menjadi berebut takhta kekuasaan kerajaan Kahuripan.

Airlangga berkata kepada Gayatri "Gayatri, bagaimana ini adikmu berebut takhta kekuasaan karena kamu menolak jadi raja!" Gayatri menjawab "Ayah bagaimana kalau kerajaan Kahuripan dibagi dua!" Airlangga menjawab dengan tegang "Bagaimana ini kerajaan Kahuripan dibagi menjadi dua sedangkan ayah bersusah payah mempersatukan kerajaan ini" ! Tapi ayah itulah salah satu cara supaya tidak terjadi pertumpahan darah!" Siapa yang akan membagi kerajaan Kahuripan?" tanya Airlangga. "Mpu Baradah" jawab Gayatri.

Akhirnya Airlangga langsung mengadakan rapat tentang pembagian Kerajaan Kahuripan dan hasilnya menyetujui pendapat Gayatri. Besok pagi Airlangga langsung mengirim kedua pengawalnya untuk menyampaikan berita ini ke Mpu Baradah. Mpu Baradah  pun datang ke Istana. Setelah itu beliau pun mengiyakan pendapat Airlangga meskipun memang cukup berat untuk membagi wilayah  kerajaan yang sudah lama ditempatinya. Namun akhirnya  beliau bersedia juga untuk  membagi wilayah Kerajaan Kahuripan menjadi dua.

 Akhirnya, Kerajaan Kahuripan dibagi 2 dengan Gunung Kawi sebagai batas. Yaitu Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan ibukotanya Daha yang terletak di sebelah barat Gunung Kawi dan Kerajaan Jenggala atau Singosari dengan ibukotanya Kahuripan terletak di Timur Gunung Kawi.

Setelah kejadian itu sebagai ucapan terima kasih Airlangga memberi sebuah tanah yang sangat luas kepada Mpu Baradah. Tanah itu oleh masyarakat sekitar disebut Bhurara yanng berarti "Bhura" berarti Raja dan "Rara" yang berarti tanah rakyat yang diartikan hadiah tanah raja kepada anak atau orang yang berjasa kepada kerajaan. Namun akhirnya oleh masyarakat sekitar dinamakan Blura dan menjadi nama Blora hingga saat ini.

Selasa, 04 Mei 2010

Siapakah Sebenarnya Drakula? Benarkah dia sesosok makhluk yang menyeramkan??

Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian direproduksi agar seolah-olah menjadi nyata oleh Barat, maka Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang direproduksi menjadi fiksi. Bermula dari novel buah karya Bram Stoker yang berjudul Dracula, sosok nyatanya kemudian semakin dikaburkan lewat film-film seperti Dracula’s Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Horror of of Dracula (1958), Nosferatu (1922)-yang dibuat ulang pada tahun 1979-dan film-film sejenis yang terus-menerus diproduksi.

Lantas, siapa sebenarnya Dracula itu?

Dalam buku berjudul “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna ini, sosok Dracula dikupas secara tuntas. Dalam buku ini dipaparkan bahwa Dracula merupakan pangeran Wallachia , keturunan Vlad Dracul. Dalam uraian Hyphatia tersebut sosok Dracula tidak bisa dilepaskan dari menjelang periode akhir Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ottoman – sebagai wakil Islam – dan Kerajaan Honggaria – sebagai wakil Kristen – semakin memanas. Kedua kerajaan tersebut berusaha saling mengalahkan untuk merebutkan wilayah-wilayah yang bisa dikuasai, baik yang berada di Eropa maupun Asia . Puncak dari peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel – benteng Kristen-ke dalam penguasaan Kerajaan Turki Ottoman.

Dalam babakan Perang Salib di atas Dracula merupakan salah satu panglima pasukan Salib. Dalam peran inilah Dracula banyak melakukan pembantaian terhadap umat Islam. Hyphatia memperkirakan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 ribu umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara-yang cara-cara tersebut bisa dikatakan sangat biadab – yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula. Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, yaitu seseorang ditusuk mulai dari anus dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya dilancipkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula menembus hingga perut, kerongkongan, atau kepala. Sebagai gambaran bagaimana situasi ketika penyulaan berlangsung penulis mengutip pemaparan Hyphatia:

“Ketika matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulai. Para prajurit melakukan perintah tersebut dengan cekatan seolah robot yang telah diprogram. Begitu penyulaan dimulai lolong kesakitan dan jerit penderitaan segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam yang malang ini sedang menjemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pernah mereka alami.”

Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tentang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:

“Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis lagi karena mereka langsung sekarat begitu ujung sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajal.”

Macam-macam penyiksaan Dracula tersebut dibahas dalam Bab III buku ini. Metode penyiksaan yang digunakan Dracula untuk menyiksa korban-korbannya antara lain penyulaan, merebus korban hidup-hidup, memaku kepala korban, menjerat leher korban, merusak organ vital perempuan, dan beberapa metode penyiksaan lain yang tak kalah kejam. Di antara metode penyiksaan tersebut penyulaan merupakan yang paling terkenal. Penyulaan merupakan penyiksaan dengan cara memasukkan kayu-sebesar lengan tangan orang dewasa yang telah dilancipkan ujungnya-ke dalam anus. Setelah sula masuk kemudian tubuh korban dipancangkan sehingga kayu sula terus masuk menembus tubuh korban hingga tembus ke bagian leher, punggung, atau kepala. Biasanya penyiksaan semacam ini dilakukan oleh Dracula secara massal, sehingga sekali melakukan “upacara” penyulaan jumlah korbannya.

Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi karena dua sebab. Pertama, pembantaian yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Negara-negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya. Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot akan enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin menang sendiri. Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Betapapun kejamnya Dracula maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya. Dan, sampai saat ini di Rumania , Dracula masih menjadi pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah pahlawan-pahlawan pasti akan diambil sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya.

Guna menutup kedok kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula. Seperti yang telah dipaparkan di atas, baik lewat karya fiksi maupun film, mereka berusaha agar jati diri dari sosok Dracula yang sebenarnya tidak terkuak. Dan, harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat – khususnya umat Islam sendiri – yang mengetahui tentang siapa sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula bisa dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan vampir yang haus darah.

Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah umum diketahui bahwa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksi tidak bisa dilepaskan dari dua benda, bawang putih dan salib. Konon kabarnya hanya dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan bisa dikalahkan. Menurut Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk menghapus pahlawan dari musuh mereka -pahlawan dari pihak Islam – dan sekaligus untuk menunjukkan superioritas mereka.

Untuk lebih lengkapnya,
download disini

Senin, 03 Mei 2010

Benarkah Asap Perang Pasifik Pertama di Pearl Harbour ?

Muhammad Aulia Iskandar Muda (Pengamat Sejarah)
Menurut orang jika ditanya "Apakah penyebab perang Dunia II di daerah Pasifik ?" Orang-orang pasti menjawab "Karena Jepang menyerang Pearl Harbour, Hawai yang merupakan pangkalan AL Amerika Serikat" itu betul namun ketika ditanya "Dimanakah asap Perang Pasifik pertama? Orang-orang kebanyakan pasti menjawab jawaban yang sama. Padahal bukan itu jawabannya.

Mengapa bisa begitu?? Sebenarnya asap Perang Pasifik Pertama bukan di Pearl Harbour namun di Kota Baharu, Malaysia.

Ceritanya begini pada tanggal 6 Desember 1941 sehari sebelum Jepang menyerang Pearl Harbour, Jepang memang berniat menyerang pada hari itu tapi ditolak oleh pilot-pilot Jepang dengan alasan kalau malam susah untuk mendarat dan melancarkan serangan. Akhirnya Jepang mengubah haluan dengan menyerang Kota Baharu, Malaysia sekitar jam 20.00 WIB.

Sebenarnya Jepang sangat khawatir dengan penyerangan ini. Bisa saja pihak Inggris memberitahukan ke pihak AS di Pearl Harbour untuk berjaga-jaga dari serangan pihak Jepang.
Namun berita itu tidak sampai ke pihak AS. Akibatnya sekitar pukul 07.00 Jepang menyerang Pearl Harbour dengan mudah dan memporak-porandakan Pearl Harbour. AS pun kalah telak dalam pertempuran ini. Ini juga menyebabkan AS ikut terseret dalam Perang Dunia II baik di Front Eropa maupun di Front Pasifik. Dan akhirnya AS pun yang menjadi kunci kemenangan tentara Sekutu di medan Perang Dunia II.
◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Liputan Sejarah Indonesia: Mei 2010 Template by Bamz | Publish on Bamz Templates